Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

trending

Khawatir Disalahgunakan Teknologi AI, Keira Knightley Pertimbangkan Copyright Wajahnya

Annisa A   |   HaiBunda

Jumat, 15 Sep 2023 15:10 WIB

Security CCTV camera, surveillance technology and show application Artificial Intelligence AI tools icon on screen display.
Khawatir Disalahgunakan Teknologi AI, Keira Knightley Pertimbangkan Copyright Wajahnya / Foto: Getty Images

Teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) berkembang semakin pesat. Namun, hal ini justru menimbulkan kekhawatiran baru.

Di beberapa kasus, teknologi tersebut justru disalahgunakan hingga menimbulkan kerugian. Hal ini juga menjadi kekhawatiran untuk sejumlah publik figur, termasuk Keira Knightley. 

Aktris berusia 38 tahun itu berencana memberikan hak cipta pada wajahnya, Bunda. Hal itu ia lakukan di tengah protes sejumlah artis dan penulis belakangan ini karena teknologi AI telah menggantikan sejumlah peran aktor manusia, khususnya di bidang voice over.

"Saat ini bagi para artis, perhatiannya adalah pada suara. Mereka berusaha melindungi industri pengisi suara," ucap Keira, dikutip dari Daily Mail.

"Saya tidak tahu akan seperti apa hal itu terjadi, tetapi saya membayangkan langkah selanjutnya adalah memberikan hak cipta pada wajah saya," imbuh aktris asal Inggris itu.

Menurut Keira, teknologi kecerdasan buatan dapat memicu bencana di kemudian hari apabila terus-terusan dieksploitasi.

"AI mempunyai potensi menjadi bencana dan saya berharap pemerintah dapat mengambil tindakan dan mengaturnya," ucap bintang film Pride & Prejudice itu.

Beberapa studio dan layanan streaming seperti Amazon, Netflix, dan Apple telah mengusulkan penggunaan AI untuk menggantikan manusia dengan pemindaian digital. Dengan teknologi tersebut, kemiripan seorang aktor dapat ditumpangkan pada pemeran pengganti.

Sejumlah aktor dan penulis Hollywood saat ini dilaporkan tengah bersatu dalam 'serangan ganda' pertama mereka dalam lebih dari 60 tahun. Mereka bersumpah untuk melindungi setiap pekerja di industri ini agar tidak digantikan oleh AI.

Selain itu, belakangan ini marak terjadi kasus selebriti yang menjadi target teknologi deepfake. Teknologi ini dapat menggunakan suara dan rupa mereka untuk segala hal, mulai dari iklan, lagu palsu, hingga konten pornografi.

Kasus tersebut pernah menimpa aktor Bruce Willis yang didiagnosis menderita demensia frontotemporal pada Maret tahun lalu, Bunda. Wajahnya dipalsukan hingga muncul dalam sebuah iklan di mana ia diikat pada bom di belakang kapal pesiar dan berbicara dengan aksen Rusia.

Keira Knightley yang baru-baru ini membintangi film Boston Strangler, bertekad tidak akan membiarkan dirinya disalahgunakan oleh AI.

Kecerdasan buatan juga menimbulkan kekhawatiran bagi para orang tua. Teknologi ini disebut-sebut berbahaya untuk anak. Baca di halaman berikutnya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

Saksikan juga video tentang jenis-jenis cyberbullying dan cara mengatasinya:


AI BERBAHAYA UNTUK ANAK?

Security CCTV camera, surveillance technology and show application Artificial Intelligence AI tools icon on screen display.

Ilustrasi AI / Foto: Getty Images/iStockphoto/Sitthiphong

Kecerdasan buatan (AI) saat ini semakin canggih. Trennya meningkat pesat dengan kehadiran platform chatbot buatan OpenAI, yaitu Chat GPT.

Dengan platform kecerdasan buatan itu, para pengguna bisa saling bertukar pesan dengan robot yang ada di aplikasi tersebut.

Tak hanya itu, aplikasi ini bahkan disebut-sebut bisa membantu para siswa menyelesaikan pekerjaan rumah (PR) mereka karena mampu menjawab sejumlah pertanyaan.

Banner Penilaian Tengah Semester

Meski dapat membantu para siswa, banyak orang tua yang bertanya mengenai hubungan anak dengan kecerdasan buatan ini. Pendiri Microsoft, Bill Gates, menganggap bahwa AI bisa memiliki peran besar dalam membantu perkembangan manusia dan meningkatkan pendidikan anak-anak.

Bill Gates memperkirakan bahwa pada akhir 2024, chatbot akan menjadi pengajar sebaik yang bisa dilakukan manusia mana pun dalam mata pelajaran sederhana seperti membaca dan menulis.

Akan tetapi, sejumlah ahli juga mengimbau agar orang tua berhati-hati dengan potensi risiko mengekspose anak-anak ke teknologi tersebut. Sebab, AI belum terbukti tanpa mempertimbangkan bagaimana hal itu dapat memengaruhi perkembangan psikologis dan kognitif mereka.

"Kita tahu bahwa AI masih memiliki jalan panjang dalam hal akurasi," kata Dr. Tovah Klein, psikolog anak, penulis buku How Toddlers Thrive dan direktur Barnard College Center for Toddler Development, seperti dilansir CNBC Make It.

Barnard yang juga bekerja di perguruan tinggi wanita sarjana Universitas Columbia menilai bahwa keterlibatan orang dewasa masih diperlukan untuk membantu anak belajar.

"Tentunya untuk anak-anak yang lebih kecil, untuk usia sekolah dasar (dan) anak-anak prasekolah, mereka pasti membutuhkan keterlibatan orang dewasa dalam menjelajahi periode dunia digital, apalagi dunia digital yang mungkin memiliki lebih banyak informasi yang tidak akurat," imbuhnya.

Oleh karena itu, memberikan akses alat AI kepada anak-anak tanpa izin merupakan ide yang buruk. Anak tetap memerlukan pengawasan ketat dalam memanfaatkan teknologi tersebut.

Selain itu, perlu diingat bahwa sistem AI yang telah berkembang hingga mendekati tingkat kecerdasan manusia masih memiliki kecenderungan untuk menghasilkan informasi yang tidak akurat.

Tentunya, hal ini sangat rawan menimpa anak-anak usia sekolah dasar yang lebih mungkin menerima informasi sebagai fakta dari figur otoritas tanpa mempertanyakannya, ketimbang mereka yang lebih dewasa.

Bunda juga tetap harus mengawasi anak-anak ketika bermain AI karena mereka perlu memahami langkah-langkah individual dalam menyelesaikan soal matematika, daripada puas memasukkan jawaban yang benar atau salah.

AI memang terbukti bermanfaat bagi anak-anak, terutama untuk mereka yang tidak memiliki akses ke sumber daya pendidikan tatap muka. Namun, perlu diperhatikan bahwa anak-anak tak seharusnya mengandalkan mereka sebagai alat utama mereka untuk belajar.

Simak kisah menarik Juara Cilik Darren Akbar Fibisono di video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]




(anm)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda