
trending
Kisah Ibunda Asal Belanda-Prancis Mendidik Pierre Tendean, Pahlawan Revolusi Termuda
HaiBunda
Sabtu, 30 Sep 2023 06:00 WIB

Salah satu tokoh sejarah Indonesia yang cukup terkenal yakni Pierre Andries Tendean atau Pierre Tendean, Bunda. Ia lahir pada 21 Februari 1939 dari pasangan Maria Elizabeth Cornet dan Aurelius Lammert (A.L) Tendean.
Ibunda Pierre merupakan seorang perempuan yang berasal dari Leiden, Belanda dan memiliki keturunan Prancis. Sedangkan sang ayah, merupakan seorang dokter spesialis jiwa berdarah Minahasa, Sulawesi Utara. Silsilah inilah yang membuat Pierre memiliki darah campuran beberapa ras.
Kehidupan Pierre Tendean
Mengutip dari buku Sang Patriot Kisah Seorang Pahlawan Revolusi Biografi Pierre Tendean karya Abie Besman, nama Pierre ternyata diambil dari beberapa orang.
Pertama, Pierre, yakni dari sang kakek dari pihak ibunda, yakni Pierre Albert. Kemudian Andries, diadopsi dari nama kakek pihak ayah, seorang kepala sekolah dari daerah Remboken Tondano. Sedangkan Tendean adalah marga keluarga.
Nama Pierre dalam bahasa Prancis bermakna kuat bagaikan batu, ini disebut sebagai suatu lambang ketegaran hidup. Nama ini sekaligus menjadi doa yang disematkan oleh orang tuanya sejak Pierre lahir agar tegar dan memegang teguh prinsip hidupnya.
Pierre menjadi satu-satunya anak lelaki dalam keluarga, Bunda. Dalam keluarga ideal pada masa kolonial tersebut, ia dibesarkan dengan penuh kehangatan di tengah keluarga besar Tendean.
Saat Pierre dilahirkan, kedua orang tuanya hidup suatu daerah yang dahulu merupakan tempat tinggal utama bagi orang-orang Eropa di pinggiran Batavia. Letak wilayah itu kini menjadi Jalan Gunung Sahari II, yang berada di Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat.
Rumah mereka terbilang besar. Bahkan, tersedia serambi depan yang luas sebagai tempat bagi Pierre untuk berkumpul bersama teman-temannya atau belajar kelompok.
Tak sampai di sana, tempat tinggal mereka juga terdapat pula paviliun di samping bangunan utama rumah. Sedangkan kamar Pierre, merupakan satu dari tiga kamar yang berjajar di paviliun tersebut.
Didikan orang tua Pierre
Keluarga Tendean cukup berada dan dibantu oleh banyak asisten rumah tangga. Para asisten ini mempunyai tugas masing-masing, mulai dari juru masak, juru cuci pakaian dan setrika, tukang kebun, hingga yang bertugas untuk bersih-bersih rumah.
Meski memiliki banyak asisten rumah tangga, bukan berarti Pierre muda bisa bermalas-malasan. Dalam buku ini, adik Pierre yang bernama Rooswidiati, mengingat bahwa sosok sang kakak, bukan anak manja petantang-petenteng yang sering menyuruh asisten rumah tangganya.
Sifat itu bukan tentunya dibangun atas didikan orang tua. Dan memang begitulah yang diterapkan dalam keluarga Tendean, Bunda.
Keluarga Tendean menginginkan anak-anaknya mandiri. Semua berjalan sesuai porsi masing-masing tanpa harus bergantung dan menyerahkan semua pekerjaan rumah kepada para asisten.
Orang tua Pierre memang mengajarkan hal yang sama ketiga bersaudara ini. Mereka mendidik anak-anaknya dengan tata hidup yang tepat, tidak berantakan, rapi, disiplin, dan teratur.
Salah satu hal yang cukup menonjol, yakni agenda makan siang bersama. Ini adalah hal rutin yang dilakukan setiap hari dan kehadiran anak-anak adalah sebuah keharusan.
Hasil gemblengan hidup teratur ini membentuk kepribadian Pierre menjadi pribadi serba teratur dan memiliki disiplin baik dalam penampilan, tutur kata, dan sikapnya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!Â
(AFN)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda