Jakarta -
Zaman sekarang, rasanya semua harus dipertimbangkan secara matang salah satunya dalam hal memiliki anak. Hal ini karena menyangkut keuangan keluarga itu sendiri. Terlebih lagi, jika keluarga tersebut memiliki banyak anak, pastinya sang kepala keluarga tahu betul langkah yang ia ambil dalam mengatur
keuangan.
Adalah keluarga asal Manchester, Melanie Webster dan suaminya, Jason Webster. Mereka merupakan orang tua dari 10 anak, dan kakek nenek dari satu orang cucu. Dengan anggaran yang ketat, Melanie dan Jason merayakan pesta ulang tahun yang besar untuk anak-anak mereka.
"Kami tidak merayakan ulang tahun setiap anak-anak, kami mengadakan satu pesta besar di musim panas. Karena kami pikir akan lebih murah. Jika kita melakukannya secara terpisah, harganya lebih mahal," ujar Melani dikutip dari The Sun.
Pasangan tersebut memperkirakan bahwa mereka telah menghabiskan 1.000 poundsterling atau setara dengan Rp 18 juta untuk tiga area permainan, 60 burger dan 100 kaleng minuman. Keluarga Melanie merayakan ulang tahun anaknya di lahan pekarangan rumah mereka yang seluas 14 hektar.
Mereka membatasi semua anggaran rumah tangga semenjak Melanie berhenti bekerja sebagai asisten kesehatan. Kaki Melanie diamputasi karena mengalami penggumpalan darah setelah mengandung anaknya yang keenam, Tabitha.
"Saya berhenti bekerja karena kaki saya diamputasi. Semua anggota keluarga bergantung pada Jason. Ia juga bertanggung jawab atas pekerjaan rumah tangga dan urusan masak memasak," kata Melanie.
Sementara Jason mengatakan, "Jika saya tidak melakukan apa-apa hari ini, dalam 12 bulan kami akan menjadi tunawisma. Kami menghabiskan hampir Rp 5,5 juta per minggu untuk membeli bahan makanan. Kami juga memperkirakan bahwa dalam 23 tahun kami akan menghabiskan lebih dari Rp 450 juta untuk sarapan sereal dan susu."
Dalam hal mengatur
keuangan keluarga, Prita Hapsari Ghozie SE MCom, perencana keuangan sekaligus CEO ZAP Finance mengatakan, komunikasi adalah hal utama disini. "Komunikasikan dengan baik pada suami atau sang istri tentang masalah keuangan tersebut, serta tentukan siapa manajer keuangan dalam suatu keluarga," kata Prita yang ngobrol dengan HaiBunda beberapa hari lalu.
Dalam membangun rumah tangga perlu sebuah komitmen dan salah satu hal yang terpenting adalah kejujuran (keterbukaan), apalagi tentang kondisi keuangan. Selain kejujuran mengenai sumber pemasukan, perlu saling keterbukaan pula mengenai aset dan utang yang dimiliki.
Prita menambahkan, kita perlu mengutamakan tujuan
keuangan keluarga kita. Misalnya nih untuk dana rumah, apakah kita ingin mengalokasikannya untuk membeli rumah atau mengontrak. Kemudian dana pendidikan anak seperti mulai dari pendidikan di dalam maupun di luar rumah, dari pra sekolah, hingga perguruan tinggi atau sampai strata berapa Anda ingin membiayainya, apakah hingga S2, S3.
(aci)