Jakarta -
Sebulan sudah, anak sulungku hanya belajar di rumah saja. Sehari-hari, bocah kelas 2 SD ini juga main cuma bareng adik laki-lakinya yang usia lima tahun dan belum sekolah.
Lalu, apakah setiap hari rumah mirip kapal pecah? Sudah pasti. Ya, biarlah mereka main sesukanya, meski mainan berserakan di mana-mana. Yang penting aku bisa tenang di depan laptop menyelesaikan tugas kantor.
Karena di pagi hari, biasanya aku masih
ribet dengan tugas-tugas sekolah si kakak. Selama
home learning, setiap hari pasti ada tugas dan kadang enggak satu mata pelajaran saja. Enggak cuma tugas tertulis, ada juga tugas hafalan dan praktik olahraga yang harus disetorkan dalam bentuk video.
"Jangan lupa ditulis nama di setiap halaman ya, Kak," aku selalu mengingatkan, sebelum tugas itu ku foto dan dikirim ke wali kelas via WhatsApp.
Selesai mengerjakan tugas-tugas sekolah, si kakak bisa bebas main bareng adiknya. Aku pun baru bisa konsentrasi dengan pekerjaan kantor. Sementara, suamiku masih harus berangkat kerja karena belum bisa
work from home.
Ilustrasi anak bosan di rumah saja/ Foto: Getty Images/FatCamera |
Ya, beginilah keseharian kami selama imbauan
social distancing saat pandemi Corona. Si kakak yang biasanya di sekolah dari pagi sampai jam setengah 2 siang, sekarang harus sepanjang hari di rumah saja.
Bosan? Iya banget. Seminggu awal mungkin belum terasa. Tapi setelah sebulan berjalan, dia mulai merasa bosan dan selalu tanya kapan masuk sekolah lagi.
"Sampai Corona-nya hilang? Aku kangen teman-teman, Bun," ucapnya.
Ia juga tanya, "Bunda nggak mau kerja di kantor lagi?"
Neneknya pun ditanya juga, "Nenek nggak mau arisan lagi?"
Hmmm, aku sempat bingung mau jawab apa. Akhirnya, aku jelaskan kalau kita masih harus di rumah saja, supaya
virus Corona cepat pergi dan enggak ada yang sakit lagi.
(Cerita Bunda Tika di Jakarta)
Bunda yang ingin berbagi kisah seputar rumah tangga dan parenting di Cerita Bunda, bisa kirimkan langsung ke email redaksi kami di redaksi@haibunda.com Cerita paling menarik akan mendapat voucher belanja dari kami. dengan subjek Cerita Bunda. Ssst, Bunda yang tidak mau nama aslinya ditampilkan, sampaikan juga di email ya. Cerita yang sudah dikirim menjadi milik redaksi kami sepenuhnya.
Simak juga tips agar anak betah belajar di rumah, dalam video berikut:
(muf/muf)