HaiBunda

CERITA BUNDA

Yakin, Kunci Kesuksesanku Berkarier & Buka Usaha meski Tak Kantongi Ijazah S1

Sahabat HaiBunda   |   HaiBunda

Selasa, 28 Apr 2020 19:46 WIB
Ilustrasi mengajar Bahasa Inggris/ Foto: iStock
Jakarta - Tak pernah terbayang dalam benakku untuk berkarier secara mandiri. Selama belasan tahun, aku merasa nyaman mengabdi di sebuah lembaga kursus Bahasa di Jawa Timur.

Hingga akhirnya, aku putuskan untuk membuka sendiri lembaga kursus sendiri. Ya, aku merintis usaha sendiri sebagai guru les Bahasa Inggris, meski tak memegang ijazah sebagai sarjana.


Keyakinan di dalam hati menuntunku untuk bisa sampai di titik ini. Mewujudkan impian perempuan lulusan SMA untuk membuktikan kemampuannya sebagai guru Bahasa Inggris yang memiliki kemampuan yang tak kalah bersaing.


Waktu itu masih ingat betul, Bun, pertama- tama mencari kerja. Pontang-panting ke sana ke mari melamar pekerjaan dengan hanya mengandalkan ijazah SMA dan sertifikat kursus Bahasa Inggris dari kampung Inggris Pare, Kediri.

Meskipun kursus 1 tahun itu sudah dianggap sejajar dengan lulusan D1, tetap saja kan sertifikatnya dianggap hanya kursus Bahasa Inggris. Saat pontang-panting cari kerjaan itulah, aku menemukan sebuah lowongan pekerjaan dari koran nasional.

Tetapi sayangnya, persyaratannya harus lulus S1 karena akan dipekerjakan sebagai tenaga pengajar bagi anak-anak TK sampai SMA. Bahkan, mengajar tingkat umum di salah satu tempat kursus Bahasa Inggris yang cukup berkembang di Tulungagung.

Namun, hal itu tak serta-merta membuat nyaliku ciut untuk mendaftarkan diri. Karena dulu, aku pernah punya pengalaman mengajar anak-anak SMEA di Kediri untuk ekstrakurikuler Bahasa Inggris. Modal tersebut, membuatku nekat untuk mengirimkan surat lamaran, dengan harapan siapa tau diterima.

Selang beberapa minggu, alhamdulillah aku dipanggil untuk tes tulis. Eh, tapi usut punya usut ternyata aku hanya akan dijadikan staf admin. Menurut pemimpinnya, aku tak punya ijazah yang memenuhi syarat untuk jadi guru. Hal itu aku ketahui setelah aku dipanggil untuk yang kedua kalinya, saat tes wawancara.

Ilustrasi mengajar/ Foto: iStock

Tetapi, karena aku inginnya jadi guru dan ingin mengembangkan ilmu Bahasa Inggris yang sudah aku dapat dari Kampung Inggris, maka aku pun menolak mentah- mentah tawaran itu. Si pimpinan tempat kursus yang juga pemiliknya, sempat meremahkan kemampuanku pada awalnya.

Hingga akhirnya, ia mencoba menguji dengan mengajakku berbicara Bahasa Inggris. Maka dengan sangat fasih aku jawab satu persatu pertanyaan dari beliau (mohon maaf bukan bermaksud menyombongkan diri). Karena memang sebelum belajar di kampung Inggris, terlebih dahulu aku ambil kursus conversation alias percakapan Bahasa Inggris selama kurang lebih 1 tahun juga di tempat kelahiran aku, yaitu kota Blitar tercinta.

Setelah mendengar percakapan Bahasa Inggris-ku, si pemilik tempat kursus tampaknya mulai tertarik dan sedikit hilang keraguannya mengenai kemampuanku. Saat itu, aku pun bercerita kalau sudah punya pengalaman mengajar. Akhirnya, beliau menyuruhku datang lagi keesokan harinya untuk test cara mengajar di depan anak -anak. Dan keesokan harinya, aku pun datang dan melakukan test praktik mengajar dan alhamdulillah langsung di terima kerja.

Aku dengan sikap berani dan tegas juga mengatakan kepada pimpinan kursus jika dalam masa 3 bulan tidak bisa mengajar dengan baik, maka aku siap untuk
dipecat. Mulailah aku mengajar di tempat kursus itu dengan penuh percaya diri.

Tak terasa, sudah 14 tahun aku mengajar di sana dan bahkan menjadi guru senior dan satu-satunya guru yang tidak mengantongi ijazah S1 . Bahkan, guru-guru baru pun semua harus berijazah S1. Setelah yakin untuk bisa mandiri, aku akhirnya dengan berat hati mengajukan surat pengunduran diri.

Pada awalnya, si Bos keberatan. Namun, setelah aku beri pengertian karena aku sudah punya 2 anak dan kesibukan jadi bertambah, maka ia mengijinkan aku untuk resign.

Dan, alhamdulillah sekarang walau masih merintis aku sudah membuka tempat kursus Bahasa Inggris sendiri di rumah, Bun. Cerita ini juga aku ceritakan ke anak sulung aku dengan harapan supaya selalu percaya dengan kemampuan diri sendiri dan berani mencoba. Dengan harapan anak aku terinspirasi dan terlecut semangatnya.


Semoga Par Bunda di luar sana juga ter inspirasi dengan ceritaku. Yakinlah, kalau kita berusaha dan yakin tak ada hal yang mustahil, asal ada doa dan usaha yang kuat semua mimpi pasti bisa kita kejar. Sekian cerita dari aku semoga bermanfaat, Bunda.

(Cerita Bunda Parlina Wulandari- Tulungagung, Jawa Timur)

Bunda yang ingin berbagi kisah seputar rumah tangga dan parenting di Cerita Bunda, bisa kirimkan langsung ke email redaksi kami di redaksi@haibunda.com Cerita paling menarik akan mendapat voucher belanja dari kami. dengan subjek Cerita Bunda. Ssst, Bunda yang tidak mau nama aslinya ditampilkan, sampaikan juga di email ya. Cerita yang sudah dikirim menjadi milik redaksi kami sepenuhnya.

Bunda, simak juga yuk cerita Cinta Arina Mocca dengan suaminya dalam video berikut:



(rap/rap)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Bahagianya Aline Adita Pamer Baby Bump setelah 7 Th Menanti Kehamilan, Ini Potretnya

Kehamilan Annisa Karnesyia

Sosok Ajeng Kamaratih yang Sukses jadi MC di Eropa Berkat Fasih Bahasa Prancis

Mom's Life Annisa Karnesyia

5 Cara Perawatan Kulit Bayi Prematur, Bunda Perlu Tahu

Parenting Asri Ediyati

Jangan Asal Melabeli Perempuan "Pick Me", Ini Alasannya Menurut Ahli

Mom's Life Amira Salsabila

15 Resep Wedang, Hangat Diminum saat Hujan dan Tingkatkan Imun

Mom's Life Amira Salsabila

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Enno Lerian Dampingi Sang Putra Tanding Baseball di Amerika Serikat, Ini 5 Potretnya

5 Cara Perawatan Kulit Bayi Prematur, Bunda Perlu Tahu

15 Resep Wedang, Hangat Diminum saat Hujan dan Tingkatkan Imun

Jangan Asal Melabeli Perempuan "Pick Me", Ini Alasannya Menurut Ahli

10 Manfaat Kesemek untuk Ibu Hamil, 'Si Buah Dewa' yang Penuh Nutrisi untuk Janin

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK