Kami menikah pada saat saya sudah mapan yaitu menjadi tenaga honorer di sebuah yayasan kota kecil kami. Sementara suami menganggur.

Suami sendiri datang melamar pada orang tua saya. Di tiga bulan pertama saya merasa menjadi orang paling beruntung di dunia dan kami melalui hari-hari dengan senyum.

Tapi menginjak bulan keempat, tak sengaja saya buka HP suami. Sebelumnya saya nggak pernah berani buka begitu lho, Bun.

Ternyata feeling saya benar, bagai disambar petir saya baca SMS-SMS mesra dia dengan mantan. Menjengkelkannya lagi, untuk menutupi identitas si mantan, ia ganti nama kontaknya di HP dengan nama pria.

Tentu saja saya marah besar!

Saya langsung pulang ke rumah orang tua. Pagi harinya suami menjemput. Duh, sudah tak bisa dikendalikan amarah saya, Bun!

Saya membanting apa saja yang ada. Lengkap dengan bentakan semua isi hati dan kekecewaan saya. Saat itu saya bulat ingin cerai! Hanya itu mau saya karena saya merasa terkhianati.

Saat itu suami menunduk merasa bersalah. Tapi dia nggak ngomong apa-apa dan hanya diam.

Ibu saya yang tahu kemarahan saya langsung mendekat. Kata Beliau, "Pulanglah ke rumah suami, maafkan dia. Hal yang terpenting dalam pernikahan adalah memaafkan berkali-kali."

Ibu saya berkaca-kaca ngomong begitu. Dan, saya pun luluh...Demi ibu, saya akan ambil hati dan perjuangkan cinta suami, bagaimanapun caranya.

Suami pun akhirnya minta maaf. Saya juga mau memaafkan, asalkan dia blokir semua nomor dan medsos mantannya. Jangan pula sekali-sekali menghubunginya lagi, suami mengiyakan.

Alhamdulillah, melalui perjuangan panjang dan kegigihan, kami bisa melalui tahun pernikahan kami yg keenam dan dikaruniai anak pada tahun kedua. Suami sekarang benar-benar mencintai saya sepenuh hati dan mendapatkan pekerjaan yang mapan.

(Bunda A, tidak mencantumkan lokasi)

Mau berbagi cerita, Bunda? Share yuk ke kami dengan mengirimkan Cerita Bunda ke ceritabunda@haibunda.com.Bunda yang ceritanya terpilih untuk ditayangkan, akan mendapat hadiah menarik dari kami.

Simak juga cerita Enno Lerian yang banyak belajar di pernikahan kedua dengan duda anak satu.