
cerita-bunda
Tetangga Sombong Sering Pamer Punya Harta, Tapi Ngga Pernah Bayar Iuran Warga
HaiBunda
Rabu, 30 Jun 2021 18:46 WIB

Tetangga oh tetangga...kayaknya begitu ungkapan yang tepat dari saya buat dia. Dia si ibu sebelah yang di setiap, ya Bun SETIAP, perbincangan pasti menyebut jumlah hartanya.
Ada ya tetangga kayak begitu, Bun? Ada...ada banget!
Saya ngga usah sebut namanya ya, Bun. Tapi yang jelas dia sangat tenar di komplek rumah kami. Kenapa? Ya karena 'Ibu Sultan', hahaha!
Perbincangan apapun sama dia pasti ujung-ujungnya pamer harta. Misal nih, kami para Ibu di grup WA sedang ngomongin risol. Nanti dia nimbrung dan bilang,"Waktu saya ke Turki juga ada lho yang jual risol. Ternyata orang Indonesia juga yang jualan, heheh.."
Saya memang ngga bisa lihat reaksi ibu-ibu yang lain. Namun saya bisa tebak mereka langsung pada males nyaut. Karena sehabis chat dia itu, ngga ada yang nyaut atau pun respon.
Bukannya kami sirik ya, Bun. Bukan! Menurut kami, saya khususnya, punya pemikiran bahwa setiap orang ada rezekinya masing-masing. Yang bikin kami sebel adalah dia pamer ini-itu, harta begini-begitu, tapi ngga pernah bayar iuran warga.
Nah, males 'kan?
Iuran warga sini hanya sekitar Rp100 ribu per bulan. Uang itu udah buat bayar uang sampah dan satpam. Dan, setiap bulan pasti ada laporan keuangannya.
Kelihatan deh di laporan itu siapa yang belum bayar dan siapa yang sudah. Nah, nama Ibu Sultan ini selalu ada di kolom belum bayar.
Makanya kami rada males tiap dia pamer habis jalan dari sana-sini. Terakhir dia cerita sebelum Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) bahwa dia diajak anaknya nginep di villa di Puncak.
Wih, seru Bun ceritanya karena dia bilang berkolam renang dan besar vilanya. Reaksi kami saat dengar cerita itu? Diem aja, hehe!
Padahal suami dan anaknya itu normal-normal aja lho, Bun. Ngga ada sifat pamer, malah menurut saya si suami ini sangat humble. Anak semata wayang mereka juga rajin solat ke masjid dan sopan.
Mungkin inilah yang akhirnya membuat kami segan untuk menegur si Ibu Sultan. Kasian dan ngga enak sama anak dan suaminya.Â
Sampai saat ini kami sampai pada kesimpulan bahwa 'Ya udah 'lah, ngertiin aja.' Artinya kami ngga akan coba memperbaiki sifat si ibu dan hanya nerima aja dengan lapang dada. Eh tapi ada yang mau tukeran tetangga ngga? Hehe..
(Cerita Bunda H, Jakarta)
Mau berbagi cerita, Bunda? Share yuk ke kami dengan mengirimkan Cerita Bunda ke [email protected] yang ceritanya terpilih untuk ditayangkan, akan mendapat hadiah menarik dari kami.
(ziz/ziz)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Cerita Bunda
Hamil Salah, Enggak Hamil Salah: Mau Kamu Apa, Tetangga?

Cerita Bunda
Solidaritas Sesama Ibu Pekerja: Silakan Jika Anak Tetangga Main & Makan di Rumah Kami

Cerita Bunda
Tetangga Usil Isukan Aku Hamil Duluan, Ternyata Malah Anaknya Sendiri yang....

Cerita Bunda
Hanya Karena Tumpukan Buku, Saya 'Diinterogasi' Tetangga Soal Jumlah Gaji

Cerita Bunda
Tetangga Super Kepo, Aku Beli TV Dia Teriak-teriak Nanya Itu Utang Apa Cicil?!

Cerita Bunda
Suami 'Ketindihan' yang Tidak Kasat Mata Sejak Warung Kami Laku Keras
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda