Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

cerita-bunda

Solidaritas Sesama Ibu Pekerja: Silakan Jika Anak Tetangga Main & Makan di Rumah Kami

Sahabat HaiBunda   |   HaiBunda

Rabu, 02 Feb 2022 17:10 WIB

41 titik akses jalan di  Bandung buka tutup untuk menekan penyebaran COVID-19. Sejumlah anak-anak memanfaatkan penutupan tersebut untuk bermain.
Ilustrasi anak bermain/Foto: Wisma Putra
Jakarta -

Tetangga saya punya anak dua, lelaki dan perempuan. Usia yang lelaki lima tahun dan yang perempuan dua tahun. Mereka baik kok, termasuk anak yang pintar bicara.

Laporan dari Asisten Rumah Tangga (ART) di rumah saya bilang kalau kedua anak ini betah sekali di rumah kami. Sampai kalau waktunya makan dan tidur siang, mereka enggak mau pulang.

Si anak lelaki, sebut saja namanya A itu sampai marah kalau dijemput sama pengasuhnya. Kalau si anak perempuan, sebut saja B, juga akhirnya ikutan kakaknya. Kalau sudah begini, biasanya anak saya yang sulung yang membujuk mereka untuk pulang. Anak saya bilang,"Nanti adek kamu sakit kalo enggak makan." Hihi...

Banner Desain Teras AestheticFoto: HaiBunda/Novita Rizki

Saya tahu semua ini hanya dari hasil laporan ART dan Si Kakak karena saya bekerja. Jadi kalau pagi - sore saya enggak tahu kondisinya kayak apa.

Kalau Sabtu-Minggu saya libur, mereka enggak ke rumah. Saya tadinya pikir karena di dua hari itu ada Bunda mereka yang juga di rumah. Saya pahami saja karena kami sama-sama ibu bekerja.

Sampai di pertengahan bulan lalu gantian anak saya yang main ke sana di hari Sabtu. Saya yang jemput Si Kakak ke rumah mereka. Saya ucapkan salam di pintu yang memang sudah terbuka.

Di situ saya kaget, Bun karena (maaf) berantakan sekali rumah itu. Saya lihat kardus bekas barang belanjaan ditumpuk hingga hampir menyentuh plafon di tembok yang berjamur, tumpukan baju yang membumbung dibiarkan begitu saja, lalu panci-piring kotor di lantai, mainan anak yang nyampur sama kardus bekas. Lalu ada bau, saya enggak tahu bau apa tapi cukup menyengat sampai tercium di pintu depan. Aduh, saya pusing sendiri menggambarkannya.

Tempat main anak atau untuk siapa pun duduk, hanya disisakan sekitar 3 besaran keramik. Tidak..saya tidak nge-judge. Saya paham kalo jadi ibu pekerja ada banyak hal yang enggak terurus sama kita untuk dibereskan. Saya hanya jadi paham kenapa anak-anak enggak betah di rumah ini.

Ternyata karena enggak nyaman dan jujurly sepertinya juga sudah enggak sehat. Saya enggak bilang apa-apa, hanya mengucap terima kasih, dan Si Kakak ikut pulang.

Ya sudah, besoknya saya titip pesan ke ART di rumah kalo anak-anak tetangga itu mau main, biarkan saja di sini. Mau disuapin sama pengasuhnya di rumah ini pun enggak apa-apa.

(Bunda Y, Jabar)

Mau berbagi cerita, Bunda? Share yuk ke kami dengan mengirimkan Cerita Bunda ke [email protected] yang ceritanya terpilih untuk ditayangkan, akan mendapat hadiah menarik dari kami.

Simak juga video berikut mengenai stop mom-shaming karena setiap Bunda punya pilihan masing-masing!

(ziz/ziz)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda