Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

cerita-bunda

Saya Stres Hampir Gugurkan Kandungan karena Suami Kecanduan Forex

Sahabat HaiBunda   |   HaiBunda

Senin, 14 Feb 2022 18:19 WIB

Young pregnant woman suffering from backache
Ilustrasi hamil stres/Foto: Getty Images/damircudic
Jakarta -

HaiBunda, perkenalkan namaku L dari Yogyakarta, saat ini pernikahan kami sudah memasuki tahun kelima. Anak pertama kami berusia 3,5 tahun dan saya juga baru saja melahirkan anak kedua.

Selama empat tahun menikah, pernikahan kami baik-baik saja. Bisa dibilang bahagia karena suami selalu terbuka dengan apa yang dilakukannya.

Tapi, selama hampir setahun ini suamiku mulai banyak berubah, hampir menutupi semua aktivitasnya. Sampai puncaknya tahun 2021 kemarin suamiku terjebak beberapa pinjaman online (pinjol). Padahal kalau dilihat secara pekerjaan dan finansial suamiku sudah mapan.

Banner Jojo Keong RacunBanner Jojo Keong Racun/ Foto: HaiBunda

Dia juga utang ke teman-teman kerjanya sampai puluhan juta. Hingga akhirnya semua aset orangtua dijual dan dijadikan jaminan di beberapa bank.

Rasanya sedih, terpuruk, hampir berpikir untuk bercerai. Tapi mengingat anakku masih kecil dan jarang bertemu dengan ayahnya, aku ubah mindset-ku kalau suamiku akan berubah.

Sebelum menikah, kami memang tidak direstui orangtua pihak saya. Menurut orang tuaku, suamiku terlalu keras, kasar, dan kurang sopan dengan orang tua. Namun, setelah berpacaran selama enam tahun, akhirnya orangtua mau tidak mau merestui pernikahan kami.

Kembali ke masalah finansial, setelah hampir semua habis, suamiku menjadi tertutup. Ke mana-mana bawa HP, dompet disembunyikan, jarang mau cerita masalahnya apa.

Suatu saat penasaran dengan HP suami dan langsung cek riwayat M-banking. Ternyata uang gajian dia banyak ditransfer ke broker Foreign Exchange Market (Forex). Bahkan dia sampai dia rela enggak menafkahi anak-istrinya. Pemasukan rumah tangga ada karena posisi saya saat ini bekerja di salah satu sekolah swasta nasional.

Sedih, nge-down, hancur, menyesal sudah menjadi satu. Mau cerita ke keluarga suami juga percuma karena nanti saya yang disalahkan karena tidak bisa menasehati suami. Mau cerita ke orang tua sendiri juga makin kasihan karena mereka tiap hari sudah membantu merawat anak saya.

Akhirnya selama hamil saya stres, banyak menangis, ingin rasanya menggugurkan kandungan. Sebenarnya suami saya orang yang bertanggung jawab, terbuka, komunikatif. Tapi karena forex semua jadi berubah.

Dia rela begadang demi mantengin HP, rela main HP saat main sama anak (yang biasanya dia tidak pernah seperti itu), acuh dengan nafkah keluarga. Hingga akhirnya saat mau melahirkan suami cuti kerja, menunggui persalinan saya karena saya saat itu pendarahan, bahkan mungkin saya sudah di ambang hidup dan mati. Suami harusnya bisa sadar kalau melihat kondisi saya saat itu. Tapi nyatanya tidak, masih sering main HP sampai tengah malam dan tidak ada komunikasi dengan saya.

Untuk Bunda semua, mohon sarannya saya harus bagaimana menghadapi suami saya yang seperti itu? Saya sudah berada di level 'diam' terdalam, mau suami melakukan apapun itu saya diamkan. Terima kasih sudah mau membaca cerita dari saya.

(Bunda L, Yogyakarta)

Mau berbagi cerita, Bunda? Share yuk ke kami dengan mengirimkan Cerita Bunda ke [email protected] yang ceritanya terpilih untuk ditayangkan, akan mendapat hadiah menarik dari kami.

Simak juga video berikut mengenai Felicia Putri, pengusaha muda dengan pemasukan ratusan juta rupiah per bulannya. 

(ziz/ziz)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda