Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

cerita-bunda

Sepupuku Protektif Banget, Anaknya Disentuh Orang Langsung Dimandikan Bun!

Sahabat HaiBunda   |   HaiBunda

Selasa, 07 Mar 2023 20:01 WIB

School age frustrated son receives psychological support from loving caring young mother, mom embracing little kid boy express care and love soothing him, motherhood, protection, sharing pain concept
Ilustrasi Cerita Bunda: Sepupuku Protektif Banget ke Anaknya/ Foto: Getty Images/iStockphoto/fizkes
Jakarta -

#HaiBunda aku seorang ibu rumah tangga dan punya dua anak. Aku mau bercerita tentang kisah sepupuku dalam membesarkan dan mendidik anaknya. Sebut saja namanya Bunda Sari.

Sari tinggal dekat sekali dengan rumahku. Setahun setelah menikah yakni tahun 2004, ia melahirkan seorang anak laki-laki. Anak itu lahir normal dan sehat seperti harapan orang tua pada umumnya.

Sejak anak itu lahir, Sari memperlakukannya sangat protektif. Kalau anaknya dipegang orang selain suaminya, dia langsung memandikan anaknya. Begitu juga kalau anaknya merangkak keluar rumah, dia langsung memandikan atau minimal melepas baju dan mengelap tubuh anaknya.

Akhirnya, seluruh keluarga nggak ada yang mau memegang atau menggendong anaknya. Karena kalau anaknya disentuh, Sari pasti mengomel.

Selama masa pertumbuhan hingga sebelum TK, anaknya tetap diperlakukan seperti itu. Anaknya nggak boleh main dengan anak tetangga. Dia lebih baik membelikan anaknya segala macam mainan, dari yang murah sampai harga jutaan rupiah.

Bahkan, makanan anaknya pun sangat dipilih. Telur harus ayam kampung karena ayam ras diberi pakan sentrat. Anaknya juga nggak boleh makan sayur, Bunda, karena sayur disemprot pestisida saat pertumbuhannya.

Ayam hanya boleh KFC

Herannya lagi, anak itu nggak boleh makan daging ayam sayur. Sari hanya beli ayam goreng di KFC, nggak boleh di tempat lain, apalagi warung makan pinggir jalan. Anaknya juga nggak boleh makan makanan yang dimasak orang lain.

Bahkan, masakan neneknya juga nggak boleh! Bukankah itu sudah sangat keterlaluan? Sampai akhirnya, timbul masalah saat anaknya TK. Waktu anaknya pelajaran olahraga, Sari melabrak guru di sekolah.

Karena apa? Hanya karena guru itu menyuruh anaknya olahraga, Bunda. Ampuuun! Sari juga pernah melabrak guru karena anaknya diimunisasi di sekolah. Dia beralasan, anaknya demam setelah divaksin. Anak demam setelah vaksin wajar kan, ya?

Padahal, anaknya sehat dan nggak punya penyakit bawaan yang serius. Tapi, Sari nggak memperbolehkan anaknya divaksin dan berolahraga. Perlakuan itu berlanjut sampai anaknya SD dan SMP. Dia memilih sekolah swasta yang mengizinkan anaknya nggak ikut pelajaran olahraga.

Dia juga memilih SMA terbuka supaya anaknya nggak terlalu capek sekolah tiap hari seperti sekolah reguler. Sebenarnya, mereka mampu secara finansial dan bisa membiayai anaknya di sekolah bagus.

Compassionate mother caring for her sick son at home. Loving mother embracing her young son during an online consultation with their family doctor. Mother and son video calling their paediatrician.Ilustrasi Cerita Bunda strict parents/ Foto: Getty Images/iStockphoto/jacoblund

Anaknya nggak punya teman

Suami Sari hanya bisa diam dan menerima sikap sang istri. Dia tak mau pertengkaran terjadi saat berdebat soal pengasuhan anak. Padahal sebenarnya, anak itu sangat cerdas, mudah menerima pelajaran.

Sangat disayangkan, anaknya nggak bisa dapat rangking 1. Gurunya menempatkan di peringkat 2 karena anak itu nggak pernah ikut pelajaran olahraga. Sekarang, anak Sari sudah kelas 12 dan masih diperlakukan seperti itu.

Anaknya nggak boleh mengerjakan pekerjaan fisik, hanya menyendiri karena nggak punya teman. Setiap hari, dia di rumah karena SMA terbuka hanya datang di hari Sabtu.

Karena makan juga dibatasi, anaknya hanya doyan makan nasi putih, telur goreng, ayam goreng KFC, mie instan, dan sosis siap makan. Kalau ada kiriman makanan dari orang lain seperti bakso, mie ayam, atau lauk pauk hajatan, selalu dikasih ke aku.

Di usianya, anak itu nggak merasakan asyiknya jajan di depan sekolah, hangout sama teman, nongkrong di angkringan, atau makan nasi padang. Dia melewatkan masa muda yang penuh keceriaan. Kalau ibunya bisa lebih bijaksana, anak itu bisa tumbuh lebih baik lagi.

Orang tua pasti menyayangi anaknya tapi menurut aku, nggak perlu sampai begitu. Di sini, aku bukan bermaksud menjelekkan pola asuh sepupuku sendiri. Aku hanya nggak setuju dengan pola asuh seperti itu.

Biarlah anak-anak tumbuh dan berkembang semaksimal mungkin, bermain, dan bersosialisasi penuh kegembiraan. Kalau anak jatuh, biarkan dia bangun dan bangkit. Anak kotor setelah bermain, ya mandi setelah main.

Aku harap, ini bisa jadi pelajaran untuk para Bunda. Yuk, kita wujudkan generasi muda yang sehat jasmani dan rohani.

-Bunda S, domisili dirahasiakan-

Mau berbagi cerita juga, Bun? Yuk cerita ke Bubun, kirimkan lewat email [email protected]. Cerita terbaik akan mendapat hadiah menarik dari HaiBunda.

(muf/muf)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda