CERITA BUNDA
Astaghfirullah.. Aku Banting Anakku ke Tempat Tidur Gara-gara Tantrum Tengah Malam
Sahabat HaiBunda | HaiBunda
Rabu, 05 Apr 2023 18:57 WIB#HaiBunda Assalamu'alaikum... Anak perempuan kami tersayang berusia 2,5 tahun sedang dalam masa tantrum yang luar biasa. Ia masih kesulitan berkomunikasi, belum lancar mengucapkan dan menyusun dua kata.
Ia sering tiba-tiba jengkel, marah-marah dan berteriak kalau sesuatu tak berjalan sesuai keinginannya. Anakku juga sedari lahir dianugerahi suara lantang, kencang, dan nyaring. Mungkin punya bakat menyanyi seriosa ya, Bunda. He he...
Saat tantrum menangisi hal sepele pun suara tangisannya terdengar hingga ke rumah tetangga di samping kiri, kanan, depan, dan belakang, bahkan mungkin dua sampai tiga rumah di sekitarnya. Duh, aku terlalu lebay ya, Bunda, saking kencang tangisannya.
Awal bulan puasa, mental dan kesabaran benar-benar diuji lewat perilaku anakku ini. Mendadak pola tidurnya berubah, dia jadi lebih senang bermain, enggan diajak tidur siang, lalu terlelap di sore hari jelang maghrib.
Itu membuatnya semakin segar dan berenergi di malam hari, sehingga kerap tidur larut malam. Padahal, aku dan suami sudah benar-benar lelah dan mengantuk, apalagi harus bangun untuk sahur.
Aku memaksanya untuk segera tidur dan ternyata, menggendong bukan cara tepat. Ia malah menangis nyaring dan berteriak seperti biasanya, mengamuk, sampai memukul-mukul karena kesal.
Kesabaran aku mulai goyah, Bunda. Rasanya campur aduk, antara kesal dan sedih karena kasihan. Aku takut anak ini kekurangan jam tidur yang bisa memengaruhi perkembangannya. Aku sangat insecure.
Si Kecil begadang
Malam itu, putri kecil kami tidur tak sampai dua jam, terbangun dan menangis. Aku gendong tapi tak kunjung membuatnya tenang. Kami sahur terburu-buru, lalu aku dan suami mencoba membuatnya tidur lagi dengan mengendarai sepeda motor, pagi-pagi buta sebelum adzan subuh.
Berhenti menangis, tapi dia masih tetap terjaga, bahkan makin segar. Kami putuskan kembali ke rumah, lalu mencoba menidurkannya dengan mengendarai mobil selepas shalat subuh. Berhasil? No, ternyata nggak berhasil juga!
Aku dan suami sudah lelah. Aku sarankan suami izin nggak masuk kerja supaya bisa istirahat. Suamiku juga menyarankan aku nggak usah terburu-buru mengerjakan tugas rumah setelah Si Kecil tidur.
Pukul 7 pagi, akhirnya anak kami bisa terlelap saat aku gendong dan mengajaknya berbelanja ke warung tetangga. Alhamdulillah, akhirnya!
Tapi ternyata, kejadian itu berulang lagi. Dia masih sulit tidur dan nangis kencang. Emosiku memuncak sampai ku cengkeram pinggangnya dan sedikit ku banting tubuhnya ke tempat tidur.
Semakin kencang tangisannya, aku sampai ikut menangis, kesal, tapi sedih. Aku takut dan menyesal dengan apa yang sudah aku lakukan. Akhirnya, ku peluk erat putri kecil kami, aku sangat menyesal sudah menyakiti tubuh dan perasaannya. Astaghfirullah.. Astaghfirullah..
Suami bikin kesal
Suamiku memang nggak telaten mengurus anak, kaku, dan kikuk, bahkan saat mengajak Si Kecil bermain. Sehingga saat dihadapkan situasi seperti ini, dia nggak bisa berbuat banyak. Aku kesal padanya, saat aku lelah menggendong anak kami berjam-jam.
Tapi, suami memang tak cukup ahli menggendong dan menenangkan anak. Aku tak memaksa dia demi menghindari konflik. Sifat suami memang agak tempramen karena ada riwayat darah tinggi. Setidaknya, suami sudah coba support dengan melakukan apa pun yang dia bisa.
Malam berikutnya, ternyata masih sama. Tapi, aku dan suami sudah lebih tenang menghadapinya. Sebelumnya, kami evaluasi apa yang jadi penyebab Si Kecil mengalami gangguan tidur. Perlahan, kami lakukan perubahan seperti mengurangi screen time.
Aku lebih sering mengajaknya beraktivitas fisik di luar atau di dalam rumah. Nafsu makannya juga lagi menurun, jadi aku berikan asupan vitamin tambahan. Alhamdulillah, apa yang kai ikhtiarkan bisa menunjukkan hasil.
Di malam berikutnya, Si Kecil masih tidur larut malam tapi lelap sampai pagi. Jam tidurnya juga sudah terpenuhi. PR selanjutnya, kami perlu menggeser jam tidur dia supaya bisa terlelap lebih awal.
Bunda, aku mengambil banyak pelajaran dari kejadian ini:
1. Emosi, apalagi hingga melakukan kekerasan fisik, hanya akan mendatangkan penyesalan.
2. Insecurity atau kekhawatiran terhadap tumbuh kembang anak itu memang diperlukan agar kita bisa tetap waspada dan mengambil langkah tepat untuk menanganinya. Tapi, jangan sampai membuat mental down hingga menyalahkan diri semdiri. Ambil nafas panjang, tetap tenang, dan cari jalan keluar.
3. Seperti apa pun perilaku anakku di masa kecilnya ini, ia tetap kebanggaanku dan suami, sebagai orangtua kami akan terus membersamai setiap proses yang anak kami lalui. Kami yakin, perlahan perilakunya akan semakin baik dan ia akan banyak belajar.
4. Sebagai orang tua, kami tentu menginginkan Si Kecil tumbuh lebih baik. Tapi yang paling penting, kami juga harus berusaha berubah jadi lebih baik. Kami yakin ketika orang tua berubah, anak pasti akan berubah. Happy parents, happy kids. Memang tak ada orang tua sempurna, tapi kami akan terus berusaha.
5. Kami juga yakin, masih banyak orang tua lain mengalami masalah lebih berat dari apa yang kami alami. Sepatutnya kami tetap bersyukur karena yang terpenting adalah anak kami tetap sehat dan ceria.
Semoga cerita ini bisa jadi pelajaran bagi orang tua untuk bisa mengontrol emosi kita terhadap perilaku anak yang dirasa 'menjengkelkan'.
-Bunda Y, Surabaya-
Bunda punya cerita berkesan juga tentang 'Menahan Emosi' saat puasa Ramadan? Yuk, kirimkan cerita Bunda ke email ceritabunda@haibunda.com. Ada THR menanti, lho!
Simak video di bawah ini, Bun:
Cara Islami Meningkatkan Bonding dengan Anak
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
Aku Insecure Jadi Ibu Rumah Tangga, Merasa Berdosa Tak Bisa Kirim Uang ke Orang Tua
Dear Ibuku, Nilai Raport Cucumu Tidaklah Sempurna dan Apa Salahnya?
Beratnya Hidup Tanpa Ibu, Tak Ada yang Mengingatkanku Saat Marahi Si Kecil
Berbagi Takjil ke Masjid Jadi Bentuk Penghargaanku Atas Puasa Si Kecil
TERPOPULER
Sunat Anak Laki-Laki: Usia yang Tepat, Estimasi Biaya, Manfaat, Risiko & Perawatannya
Keseruan Wendy Cagur dan Keluarga Liburan di Korea Selatan, Ini 5 Potretnya
Kenali Ciri Stadium Awal Kanker Payudara dari Kulit Tubuh, Termasuk Tampak seperti Jeruk
Seberapa Besar Peluang Hamil Anak Kembar dari 1 Embrio Melalui IVF? Simak Kata Ahli
Cara Diet Aktor Korea Yoon Si Yoon untuk Turunkan BB 5 Kg dalam 1 Hari
REKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Face Mist Terbaik untuk Lembapkan Kulit Wajah
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
5 Pilihan Tas Sekolah Anak TK-SD yang Bagus hingga Awet, Bisa Buat Perempuan & Laki-laki
Firli NabilaREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Cleansing Oil untuk Semua Jenis Kulit dari Berminyak dan Berjerawat
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Slow Cooker Terbaik, Solusi Masak MPASI untuk Bayi
Azhar HanifahREKOMENDASI PRODUK
Review Main Virtual Sport di VS Thrillix AEON Mall Tanjung Barat, Lengkap dengan Harga Tiket
Firli NabilaTERBARU DARI HAIBUNDA
Khayru Putra Gunawan Sudrajat Kerap Dibully saat Kecil, Kini Sudah Kuliah di Australia
Sunat Anak Laki-Laki: Usia yang Tepat, Estimasi Biaya, Manfaat, Risiko & Perawatannya
Kenali Ciri Stadium Awal Kanker Payudara dari Kulit Tubuh, Termasuk Tampak seperti Jeruk
Seberapa Besar Peluang Hamil Anak Kembar dari 1 Embrio Melalui IVF? Simak Kata Ahli
Keseruan Wendy Cagur dan Keluarga Liburan di Korea Selatan, Ini 5 Potretnya
FOTO
VIDEO
DETIK NETWORK
-
Insertlive
Siap-siap Berburu Promo, Jakarta X Beauty 2025 Digelar Minggu Ini
-
Beautynesia
Top 5 List: Brand Lokal Tas dengan Kualitas "Baja" untuk Sehari-hari
-
Female Daily
Mulai Menjamur, Body Mist Diprediksikan Bakal Jadi Tren di Tahun 2025!
-
CXO
GOT7 Rilis Album Baru, Persiapan Harus Lewat Video Call Karena Hal Ini
-
Wolipop
Ramalan Zodiak 1 Juli: Scorpio Harus Rendah Hati, Libra Siapkan Ide Baru
-
Mommies Daily
10 Pekerjaan yang Diprediksi Hilang Dalam 10 Tahun Akibat Kecanggihan Teknologi, Profesi Andakah Salah Satunya?