cerita-bunda

Mertua Tega! Anakku Dianggap Bawa Petaka Gara-gara Weton Sama Seperti Ayahnya

Sahabat HaiBunda   |   HaiBunda

Jumat, 09 Jun 2023 17:54 WIB

Jakarta -

#HaiBunda inilah sepenggal cerita yang diawali saat aku melahirkan anak kedua, berjenis kelamin perempuan. Waktu itu, aku dibawa ke rumah sakit hari Senin. Anakku lahir di hari Selasa lewat persalinan normal.

Ternyata, hari lahir dan weton anakku sama dengan ayahnya. Setelah 1 bulan melahirkan, nggak ada yang beda dengan keluarga suami. Tapi, aku mulai curiga dengan beberapa kerabat yang nggak datang mengunjungi kami.

Beda waktu aku melahirkan anak pertama. Sampai aku menemukan chat WhatsApp dari ibu mertua, yang bilang anak kedua ini akan membawa sial karena lahir di hari dan weton yang sama, Selasa Pon.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Sakit aku membacanya! Anak yang baru lahir dicap sebagai pembawa sial. Aku stres, apalagi anak kami punya kelainan bawaan lahir dan harus dioperasi. Aku sampai terpikir mau bunuh diri, tapi teringat anak-anak.

Kenapa anakku harus dikasih orang?

Satu hari, aku ke rumah mertua ditemani suami. Aku mau minta penjelasan soal anak kedua kami. Setelah perdebatan panjang, suami diam membisu, aku yang terdepan menentang mertua. Kenapa anak kami harus dikasih ke orang?

Dengan spontan, mertua bilang, "Anakmu diasuh orang, kamu kan bisa bikin anak lagi".

Seketika tangisku pecah dan bisa dibilang, aku seperti singa yang siap memangsa buruannya. Sontak aku bilang, "Dengan entengnya Ibu bilang aku bisa hamil lagi! Aku berjuang 9 bulan menahan sakit untuk mengeluarkan bayi ini!"

"Emang hamil gampang? Iya kalau dikasih titipan lagi, kalau enggak, apa Ibu mau kasih? Buat apa anak lahir kenyataannya malah dicap sial oleh keluarga ini? Kalau bisa, aku tunda lahirnya, Bu! Kalau begini kejadiannya, mending aku lahiran caesar bisa dijadwal."

"Anakku ini Ibu cap bisa menghambat rezeki ayahnya dan bikin ayahnya mati muda. Ingat Bu, jodoh, rezeki, dan mati itu urusan Allah. Berarti Ibu menyekutukan Allah itu perbuatan syirik."

Mertua ingin pisahkan aku dan suami

Apa yang dibilang mertua bukan solusi. Ibu malah ingin memisahkan aku dan suami. Ibu mertua nggak mau anaknya mati muda.

Tanpa basa-basi, akhirnya aku pergi sendiri bawa anakku. Suami tetap diam membisu dan aku bilang, "Kalau kamu masih punya hati nurani, pulanglah untuk anak-anakmu."

Enggak tahu kenapa, anakku ikut menangis. Sepanjang jalan, aku menangis ingin sekali bertemu anakku yang bayi. Aku ingin segera memeluknya dan berkata, "Bunda akan selalu di samping kamu, apa pun yang terjadi."

Alhamdulillah, suami langsung pulang dan minta maaf karena hampir terhasut keluarganya. Alhamdulillah juga, suami selalu punya pekerjaan.

Setelah 7 bulan berlalu, aku nggak pernah ke rumah mertua, begitu juga suami. Tapi, aku ikhlas dan mulai memaafkan. Saat Lebaran, kami akhirnya ke sana. Allah saja Maha Pemaaf, apalagi manusia tempatnya salah dan khilaf, jadi harus saling memaafkan.

Terima kasih ya Bunda, sudah mendengar curhatan aku. Semoga cerita ini bisa sebagai pembelajaran. Boleh percaya weton, tapi jangan mendahului Sang Pencipta, Allah SWT.

-Bunda F, domisili dirahasiakan-

Mau berbagi cerita juga, Bun? Yuk cerita ke Bubun, kirimkan lewat email [email protected]. Cerita terbaik akan mendapat hadiah menarik dari HaiBunda.

(muf/muf)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT