cerita-bunda

9 Tahun Ku Nantikan Kehamilan, Nyaris Digugurkan karena Miom Akhirnya...

Sahabat HaiBunda   |   HaiBunda

Senin, 04 Sep 2023 18:40 WIB

Jakarta -

#HaiBunda aku menikah di usia 23 tahun, usia yang mungkin terbilang masih muda. Target aku memang nikah muda supaya saat anak dewasa, aku belum terlalu tua.

Seiring waktu berjalan, aku belum juga dikaruniai anak hingga 3 tahun pernikahan. Bahkan di tahun-tahun berikutnya, kami masih sabar menanti. Usaha mulai dari medis sampai non medis kami jalani.

Segala bentuk saran dari teman dan kerabat pun sudah kami lakukan. Tapi ternyata, kami harus tetap sabar. Sampai akhirnya pada Juli 2009, aku dinyatakan positif hamil. Sungguh, betapa senangnya kami.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Penantian yang nyaris 9 tahun ini akhirnya membuahkan hasil. Begitu lihat test pack 2 garis, besoknya kami langsung ke dokter kandungan. Aku masih ingat, itu hari libur dan ternyata nggak ada dokter kandungan yang praktik.

Saat periksa, Alhamdulillah ketemu dokter yang super baik, sabar, dan humble. Dokter bilang, ada miom di luar rahim aku. Tapi, dokter tetap memberi aku semangat dan positive thinking. Aku nggak boleh stres dan harus happy.

Setiap bulan aku rajin periksa kandungan. Sampai di bulan keempat, dokter menyatakan janin nggak berkembang sebagaimana mestinya. Sedih? Down? Pastinya! Anak yang kami nantikan, apakah harus pergi begitu aja?

Aku dan suami pasrah

Kami hanya bisa pasrah. Dokter juga bilang, kalau bulan depan janin tetap nggak berkembang normal, terpaksa harus dikeluarkan. Isi dunia ini sepertinya runtuh saat mendengar apa kata dokter.

Tapi, aku ingat pesan dokter, aku nggak boleh sedih, harus happy, dan kita punya Allah yang maha segalanya. Aku percaya, Allah nggak akan menguji di luar batas kemampuan hamba-Nya. Pasrah...

Sampai akhirnya di bulan kelima, dokter takjub karena janin berkembang seperti yang diharapkan. Berat badan normal sesuai usia janin. Masya Allah, Alhamdulillah!

Bulan demi bulan, kehamilan berjalan lancar. Mual yang luar biasa di trimester pertama itu wajar. Trimester kedua, aku sudah bisa menikmati segala makanan dan nggak ada pantangan. Tapi tiba-tiba di usia 33 minggu, perut aku sakit luar biasa.

Aku sampai nggak kuat bangun. Karena takut ada apa-apa, kami langsung ke dokter. Saat tiba di RS, aku naik kursi roda, lalu periksa USG 3D. Ketahuan kalau kaki bayi lagi menendang miom yang ada di rahimku.

Mungkin Si Bayi merasa kesempitan karena ada 6 miom yang menemaninya. Paling besar sampai sebesar kepala bayi, paling kecil seperti bakso telur. Setelah beberapa pemeriksaan, akhirnya kami putuskan untuk segera dilahirkan.

Lahir prematur

Leher bayi terlilit tali pusar, air ketuban makin sedikit, asupan makanan ke bayi terhenti karena miom makin membesar. Karena usia masih 35 minggu, diputuskan untuk suntik pematangan paru-paru janin setiap 12 jam sebanyak 4 kali.

Akhirnya, hari kelahiran yang ditunggu pun tiba. Lahirlah ke dunia seorang bayi laki-laki, lengkap tanpa ada kekurangan. Hanya kakinya bengkok karena kejepit miom, tapi Alhamdulillah bisa normal lagi.

Kami akhirnya bisa melihat malaikat kecil yang ditunggu selama hampir 9 tahun, yang nyaris digugurkan karena tak berkembang. Kami nggak henti-henti mengucap syukur karena kebesaran Allah SWT. Semoga anak kami bahagia dunia akhirat dan sehat selalu. Aamiin...

-Bunda Rachma, domisili dirahasiakan-

Mau berbagi cerita juga, Bun? Yuk cerita ke Bubun, kirimkan lewat email [email protected]. Cerita terbaik akan mendapat hadiah menarik dari HaiBunda.

(muf/muf)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT