Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

cerita-bunda

Suamiku Judi Online sampai Terlilit Pinjol Rp50 Juta, Anak & Istri Nggak Dinafkahi

Sahabat HaiBunda   |   HaiBunda

Rabu, 20 Sep 2023 17:15 WIB

Asian couple arguing shouting blaming each other of problem, husband and wife fighting at home, relationship Problems concept
Ilustrasi Cerita Bunda: Suamiku Judi Online sampai Terlilit Pinjol Rp50 Juta/ Foto: Getty Images/Filmstax
Jakarta -

#HaiBunda aku seorang ibu usia 26 tahun punya satu anak berusia 20 bulan. Aku kerja sebagai karyawan swasta dengan gaji UMR. Yaaa, cukup untuk menafkahi anak dan diriku sendiri.

Sebagai istri dan seorang ibu, tentunya ingin dapat nafkah dari suami seperti istri pada umumnya. Tapi, takdir berkehendak lain. Semuanya bermula sejak aku hamil tua usia 8 bulan.

Ternyata suami main judi online dan aku baru tahu setelah uang tabungan habis. Padahal, tabungan itu untuk aqiqah anak kami. Betapa kecewanya aku, stres, dan marah! Seorang suami, kepala keluarga yang seharusnya membawa ke arah yang baik, malah berjudi!

Sampai anak kami lahir, akhirnya hanya mengadakan syukuran biasa dan nggak jadi aqiqah. Sedihnya sampai sekarang masih terasa. Lalu saat anak kami usia 2 bulan, suami terlilit pinjol (pinjaman online) yang jumlahnya besar sampai Rp50 juta.

Yaaa, Tuhan! Cobaan apa lagi ini? Aku nggak pernah tahu dia sering pinjol. Aku marah besar, tapi selalu ku maafkan, memilih berdamai untuk menyelesaikan semua. Padahal, ini nggak baik untuk aku dan Si Kecil.

Pinjol ditutup utang bank

Akhirnya, utang pinjol itu terbayar dengan cara pinjam uang di bank dalam waktu 3 tahun. Itu artinya, gajiku yang dipakai untuk membiayai kehidupan sehari-hari. Sudah berjalan satu setengah tahun, gaji suami cuma untuk bayar cicilan utang.

Utang yang sebenarnya nggak berguna akibat perbuatan maksiat dia. Kesalahannya nggak berhenti sampai di situ, Bunda. Saat dipercaya mengurus balik nama mobil Ayahku, uang yang tersisa dipakai untuk beli vape dan rokok.

Memang sih, nominalnya hanya Rp1,2 juta. Tapi menurut aku, jumlah itu besar dan bisa untuk makan kami selama dua bulan. Sungguh, aku bukan cuma kecewa dengan suami, tapi keluarganya juga.

Sesulit apa sih, mendidik anak itu? Kenapa dia sampai nggak jujur, nggak bisa jadi laki-laki bertanggung jawab, salat masih harus disuruh terus. Selama 20 tahun di rumah, dia dididik seperti apa?

Berkali-kali menutupi kesalahan suami, uang tabungan jadi ludes. Kadang belum akhir bulan, aku sudah ketar-ketir. Besok beli susu pakai apa, beli diapers gimana, uang buat beli makan dari mana?

Aku kan mau jajan juga, makan makanan kesukaan tanpa harus berpikir uangnya masih cukup kah sampai gajian. Sebagai busui, meskipun anak usia 20 bulan, aku masih aktif menyusui dan gampang lapar.

Maunya di rumah banyak makanan bergizi, tapi apalah dayaku. Bisa cukup untuk makan, menabung 100 ribu sebulan, sudah Alhamdulillah.

Meski begitu, aku belum menyerah dengan pernikahan ini dan memang nggak mudah. Sekarang aku coba berkomunikasi baik dengan suami, mengajarinya untuk jujur, jauh dari maksiat, minta dia salat 5 waktu.

Aku juga mendoakan dia jadi ayah dan suami yang baik. Aku percaya, doa bisa mengubah takdir dan semoga Tuhan menakdirkan yang terbaik untuk rumah tangga kami. Semoga Tuhan memberkahi keluarga kami dan kesabaranku membuahkan hasil.

Semoga anak kami tumbuh jadi anak soleh, sehat, cerdas, dan jadi laki-laki bertanggung jawab, yang selalu beruntung di dunia dan akhirat.

-Bunda N, domisili dirahasiakan-

Mau berbagi cerita juga, Bun? Yuk cerita ke Bubun, kirimkan lewat email [email protected]. Cerita terbaik akan mendapat hadiah menarik dari HaiBunda.

(muf/muf)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda