Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

cerita-bunda

Anakku Lahir Spesial Bertahan Hidup 2 Tahun, Kenapa Aku Ditanya Waktu Hamil Makan Apa?

Sahabat HaiBunda   |   HaiBunda

Jumat, 22 Sep 2023 19:00 WIB

Unhappy sad european young lady suffering from depression, stress and mental problems near window with rain drops at home. Negative human emotions, despaired facial expression, reaction on bad news
Ilustrasi Cerita Bunda: Anakku Lahir Spesial Bertahan Hidup 2 Tahun/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Prostock-Studio
Jakarta -

#HaiBunda Alhamdulillah, Allah mengabulkan permohonan kami punya anak laki-laki. Aku rutin memeriksakan kandungan dan semuanya normal, keadaan baik-baik saja.

Singkat cerita, dokter di klinik menyarankan aku segera melahirkan karena bayi terlalu besar. Kalau harus menunggu minggu depan, ditakutkan berat bayi sampai 4 kg. Akhirnya, jagoan lahir 20 hari lebih cepat dari perkiraan.

Aku operasi caesar karena air ketuban tinggal 50 persen dan ada pengapuran plasenta. Setelah sadar dari bius, suamiku membisikkan hal yang membuatku bahagia sekaligus sedih.

"Alhamdulillah, Adek udah lahir, putih, ganteng. Tapi, Adek punya kelebihan, beda dengan yang lain, jari tangan dan kaki semuanya ada 6, nggak apa-apa ya..." kata suamiku waktu itu.

Ibu mana yang tak sedih saat tahu anaknya lahir tidak normal. Aku berpikir, "Apa salahku ya Allah, sehingga Engkau menghukumku?"

Bingung, bagaimana dengan nasib anak kami nanti karena dia beda dengan anak lain. Apakah dia bisa menerimanya? Jujur aku takut, bukan nggak menerima kehadiran anak kami, tapi aku takut nanti anak ini minder dan diejek teman-temannya.

Ditambah lagi dengan kata-kata orang yang menjenguk:

"Memang, waktu hamil kamu makan apa?"

"Kamu ngapain sampai anakmu begitu?"

"Sering keluar malam-malam, ya?"

Yaa, sebagai perempuan memang sering disalahkan kalau terjadi apa-apa sama anak. Untuk membesarkan hati, aku cari informasi sebanyak mungkin tentang kelebihan jari anak sejak lahir. Secara medis, namanya Polidaktili.

Aku juga cari informasi tentang keistimewaan orang yang mengalami Polidaktili. Menurut yang aku baca, ternyata banyak tokoh dunia yang punya kelebihan ini dan mereka bisa berprestasi, lebih tangkas dan cerdas.

Kalau Bunda suka nonton film Bollywood, pasti tahu ya aktor Hrithik Roshan. Dia punya kelebihan jempol juga.

Cobaan belum selesai

Saat mau pulang dari rumah sakit, bayi kami belum buang air besar (BAB), padahal perut sudah kembung. Tepatnya 2 hari setelah lahir, dia belum kentut dan feses bayi baru lahir warna hitam (mekonium) belum keluar.

Hasil rontgen abdomen, dokter mendiagnosis hisprung atau megacolon. Tiap hari perut Adek tambah kembung kayak balon, keras, uratnya sampai kelihatan. Bikin mewek, nggak tega lihatnya. Solusi dari dokter adalah operasi.

Operasi hisprung butuh biaya besar, Bunda. Kalau mandiri, biaya operasi plus perawatan sekitar 25 - 100 juta. Ternyata, nggak mudah mencari RS rujukan, total ada 7 RS tingkat 3 yang kami hubungi tapi penuh.

Aku sempat pasrah, Alhamdulillah Allah memudahkan dan dapat RS rujukan yang ada bedah anak. Untuk memastikan diagnosis, dilakukan rontgen CIL (Colon in Loop). Hasilnya, ada penyempitan usus dekat anus.

Seminggu dirawat di RS, Adek sudah bisa BAB tanpa irigasi dan selang. Tapi belum sebulan di rumah, harus opname lagi karena perut kembung dan muntah hijau-kuning menyemprot, badannya juga lemas.

Berkali-kali anak kami diopname karena perut kembung nggak bisa kentut dan pup, diare terus. Aku sudah ikuti saran orang, perutnya diolesi bawang, minyak kayu putih dan daun sirih yang dibakar, minyak kutus-kutus, tapi nggak signifikan.

Kalau lagi kambuh, perut keras dan besar, badan kurus kecil, persis orang busung lapar. Kadang, timbul benjolan di perut, tanda-tanda gas mau keluar.

Aku harus ikhlas

Sering aku menangis, mau sampai kapan seperti ini. Apa salahku, apa aku akan kuat? Kasihan lihat anak kami kesakitan terus. Kami sampai membawanya ke dokter bedah senior di Yogyakarta.

Di sana, kami diajarkan cara businasi dengan jari, yakni memasukkan jari kelingking ke dubur dengan gerakan tertentu. Sampai hari itu pun tiba...

Desember 2020, anak kami dipanggil Allah. Dia sudah nggak sakit lagi. Kami belajar ikhlas, semoga apa yang kami lakukan selama merawatnya diterima Allah, diampuni segala keluh kesah, kesal, dan tidak ikhlas.

Dari kejadian ini kami belajar ikhlas dan bersyukur diberi kesempatan merawat anak spesial selama 2 tahun. Hidup itu 'Sawang Sinawang'. Di luar sana, banyak pasangan suami istri mengharap kehadiran anak.

Semangat berjuang untuk orang tua hebat yang mempunyai 'anak surga'. Semangat untuk kita semua dengan segala ujian dan cobaan. Semoga kita bisa melaluinya dan selalu bersyukur.

-Bunda N, Jawa Tengah-

Mau berbagi cerita juga, Bun? Yuk cerita ke Bubun, kirimkan lewat email [email protected]. Cerita terbaik akan mendapat hadiah menarik dari HaiBunda.

(muf/muf)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda