Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

cerita-bunda

Tak Habis Pikir, Punya Mertua Pencemburu & Sering Menjelekkan Aku ke Tetangga

Sahabat HaiBunda   |   HaiBunda

Senin, 11 Mar 2024 17:50 WIB

Young woman is arguing with her mother
Ilustrasi Cerita Bunda: Tak Habis Pikir, Punya Mertua Pencemburu & Sering Menjelekkan Aku ke Tetangga/ Foto: iStock/milorad kravic
Jakarta -

#HaiBunda tak pernah ku sangka akan dapat mertua sangat pencemburu. Layaknya film atau sinetron di TV, begitulah sikap mertuaku yang nggak bahagia melihat rumah tangga anaknya.

Mertuaku ini memang beda. Setiap hari menghadapinya, aku nggak habis pikir sampai mengelus dada dan membuatku geleng-geleng kepala.

Sebetulnya, hubungan aku dan suami tergolong biasa aja. Kami bukan pasangan romantis yang suka mengumbar kemesraan di depan umum dan di depan keluarga. Menurutku, kami masih dalam batas wajar.

Kadang, kami hanya saling menunjukkan perhatian, tertawa ringan saat ngobrol santai di sela kesibukan. Sebenarnya, itu bukan hal spesial yang bisa membuat orang lain, tetangga, atau bahkan seorang mertua cemburu.

Tapi anehnya, Ibu mertuaku selalu uring-uringan bahkan sering juga merusak suasana. Pernah suatu hari, Beliau memergoki aku sedang menyuapi suami. Waktu itu, aku nggak mau suami terlambat berangkat dan nggak sempat sarapan. Jadi, aku inisiatif menyuapi dia.

Saat melihat perhatian menantu ke anaknya, Ibu mertua bukannya senang malah melirik tajam. Beliau juga berkomentar dengan nada tinggi, katanya suamiku kayak nggak punya tangan sampai harus disuapi istri.

Itu adalah pertama kali mertua mengungkapkan rasa nggak nyaman pada kami. Tapi waktu itu, kami belum menyadari kecemburuan Beliau. Hari demi hari makin terlihat jelas, bahkan hal-hal sepele bisa memancing rasa cemburunya.

Saat yang lain memuji masakan aku, Beliau nggak sama sekali. Raut wajahnya terlihat nggak suka, sambil menggerutu "Saya memang nggak pandai masak sepertimu". Dan saat melihat aku telaten mengurus anak-anak, Beliau bukannya bangga malah mencibir dan menyuruh aku bekerja jadi guru TK.

Kecemburuan itu sebenarnya nggak perlu terjadi terus, tapi lama-lama aku risih dan nggak sanggup lagi untuk menghadapinya. Hanya karena cemburu, Beliau mulai mengadu domba kami tapi nggak berhasil.

Beliau pun mulai mengarang cerita untuk menjelekkan aku ke tetangga, bahkan keluarga supaya mereka nggak suka dan jadi benci padaku.

Cerita yang Beliau karang itu akhirnya sampai juga ke telingaku. Sangat-sangat menghancurkan rasa simpati dan kesabaranku. Karena aku rasa ini sudah nggak beres, aku mengeluhkan sikap Ibu ke suami dan minta pisah rumah. Tapi, itu malah memicu pertengkaran aku dan suami.

Aku hanya bisa mengelus dada, apa salahku sampai Ibu mertua cemburu terus padaku. Padahal, aku sudah berusaha sebisaku untuk jadi menantu yang baik. Tapi, apa yang ku lakukan bukannya menuai pujian malah jadi bumerang dan Beliau menganggap aku saingan.

Aku sudah nggak sanggup lagi dengan sikap Ibu mertua, tapi hanya bisa menangis hampir tiap hari. Saat melihat aku sering menangis dan sering bertengkar, tak membuat Ibu mertua kasihan malah bahagia. Beliau bahkan pernah tertawa saat melihatku menangis.

Tak habis pikir, kenapa ada orang tua yang cemburu melihat menantu hidup bahagia. Aku hampir menyerah dan minta cerai ke suami. Bersyukur, itu nggak terjadi karena suami akhirnya mengajak pindah rumah. Ia mendadak setuju berumah tangga terpisah dari orang tuanya.

Ternyata, Ayah mertuaku yang menyarankan kami pindah. Beliau menjelaskan dan menceritakan semua yang terjadi di luar sepengetahuan suamiku, tentang sikap Ibu padaku saat suami tak di rumah. Karena Beliau lah akhirnya suami percaya aku lagi.

Akhirnya, aku, suami, dan anak-anak, bisa bahagia lagi seperti dulu. Ibu mertua pun menyesali sikapnya dan meminta kami kembali ke rumahnya. Aku sudah memaafkan Ibu tapi dengan halus ku tolak ajakan kembali ke rumahnya. Kami rasa ini yang terbaik untuk semua.

-Bunda R, Kabupaten Bandung-

Mau berbagi cerita juga, Bun? Yuk, ikutan Cerita Bunda Ramadhan dengan tema Mudik Bareng Keluarga. Kirimkan lewat email [email protected] dan dapatkan THR dari HaiBunda. Bubun tunggu yaa...

(muf/muf)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda