
cerita-bunda
Mertua hanya Sayang Suamiku, Tak Pedulikan Aku dan Anak-anak
HaiBunda
Jumat, 09 Aug 2024 17:48 WIB

#HaiBunda Setiap pernikahan memiliki kisah masing-masing, begitu pula kisah yang aku alami. Menikah dengan seseorang berarti juga menikah dengan keluarganya. Untuk itu, aku semula berharap tak termasuk golongan istri yang tak bahagia karena memiliki hubungan kurang baik dengan keluarga suami.
Namun, nyatanya hubunganku dengan ibu mertua tidaklah seperti yang dibayangkan sebelumnya. Pernikahanku sudah berjalan 8 tahun dan dikaruniai sepasang anak laki-laki dan perempuan. Aku menikah muda saat usia 22 tahun dan suami lebih muda 2 tahun. Itu berarti suami menikah saat ia baru berusia 20 tahun.
Sebenarnya aku merasa sangat bersyukur karena suami sangat menyayangi aku dan anak-anak, tapi tidak dengan ibunya. Di awal pernikahan, saat aku masih bekerja, belum terlihat sifat asli beliau. Aku pun kerap membagikan rezeki padanya setiap ia berkunjung ke rumah. Hingga akhirnya aku berhenti bekerja, ibu mertua hanya menerima uang dari suamiku.
Di saat itulah, perlahan-lahan sifat asli ibu mertuaku terlihat. Ia kerap menuding aku menghabiskan uang suami, padahal aku merasa sudah hidup sederhana. Misalkan saja saat anak sulungku menderita dermatitis atopik parah dan disarankan menggunakan AC oleh dokter. Aku pun rela mengeluarkan tabungan dari hasil bekerja sebelumnya untuk membeli AC semata-mata agar anakku sembuh. Tapi ibu mertua menuduh aku menggunakan uang suami untuk AC.
Kemudian saat mengetahui suami membeli TV untuk hiburan anak-anak di rumah, ibu mertua merasa tersinggung hingga pulang berderai air mata. Sejak saat itu, aku berusaha menahan diri tidak membeli barang-barang pribadi agar beliau tak cemburu. Aku lalu menyadari ibu mertua selama ini pun selalu tidak menganggap keberadaanku dan anak-anak. Contohnya ia hanya akan membawa makanan untuk suamiku dan tidak memedulikan aku dan cucu-cucunya.
Tak lama kemudian, aku terkena musibah didiagnosis mengalami masalah kelenjar getah bening yang mengharuskan tindakan operasi dan meninggalkan kedua anak. Suami pun meminta bantuan ibu mertua untuk menjaga anak-anak. Sebenarnya aku sudah meminta suami untuk tidak menemani di rumah sakit agar ia bisa membantu ibu mertua di rumah. Namun suami bersikukuh menemani meski hanya saat operasi.
Tak pelak, ternyata keadaan menjadi kacau di rumah, mertua mengirim pesan melalui ponsel tetangga beberapa kali menyuruh suamiku segera pulang. Bukan hanya itu, ia juga datang ke rumah kakakku meminta uang listrik kontrakan. Padahal, aku sudah memberinya uang pegangan Rp250 ribu dan token listrik sudah kupastikan aman sebelum ke RS.
Kakakku pun merasa terkejut melihat anak-anak dan mertuaku datang kerumahnya. Ia ingin membawa Si Bungsu yang terus-menerus menangis, tapi dilarang mertua. Tak berhenti, mertua juga masih terus menelepon suami untuk segera pulang.
Esoknya aku pulang dari RS, masih dalam kondisi lemas dan luka jahitan yang belum kering, mertua tak bertanya apa pun tentang kondisiku dan segera pulang dengan wajah masam.
Setelah itu, cobaan kembali datang, suami jatuh sakit akibat DBD hingga harus dirawat. Untungnya saat itu, kakakku bersedia menjaga anak-anak. Di sisi lain tak ada peran dari keluarga suami. Mereka malah menyalahkanku atas sakitnya suami. Aku dianggap tak becus mengurus suami dan anak-anak, semua sindiran-sindiran yang membuatku semakin down. Melihat hal tersebut dengan jelas di depan matanya, suami akhirnya melarang ibu mertua untuk menjenguk ke rumah sakit.
Tahun ini, ujian kembali ingin menempaku. Suami memiliki ambisi membangun sebuah bisnis. Padahal aku tidak pernah menuntut apa pun darinya. Aku merasa selalu cukup untuk apa yang telah dimiliki.
Aku sebenarnya menaruh curiga tentang modal yang digunakan suami untuk bisnisnya. Ternyata benar, suami tersandung pinjol hingga ratusan juta. Hal itu langsung meruntuhkan impianku dapat memberikan pendidikan yang baik untuk anak-anak.
Padahal di tahun itu, kedua anak-anak kami harus mendaftar sekolah. Sakit hatiku bertambah, diam-diam suami juga menggadaikan BPKB motor untuk adik perempuannya yang sudah menikah pada saat aku kelimpungan mencari uang untuk daftar sekolah anak-anak. Bahkan suami berniat menggadaikan BPKB motorku juga.
Dengan persetujuanku, akhirnya suami meminjam ke bank dan melunasi semua utang pinjolnya. Jika harus marah, apakah aku pantas untuk marah? Selama ini aku tidak pernah menerima uang dari hasil bisnis tersebut. Tiba-tiba harus menanggung utang yang mencekik selama empat tahun ke depan.
Bagaimana reaksi ibu mertua? Sudah tentu menyalahkanku. Aku dianggap menghambur-hamburkan uang hingga suami terlilit utang. Tak berdiam diri, aku mencoba memperbaiki keadaan rumah tangga dengan berjualan teh dan menjaga toko untuk membayar sisa utang. Mertua lalu mendesakku untuk menghasilkan uang lebih banyak untuk membayar utang suami. Ia marah jika aku belum berangkat ke toko, menyuruhku mencuci pakaian kakak ipar dan mengasuh keponakan suami.Â
Ibu mertua selalu bertanya, apakah suamiku masih sedih? Tanpa memikirkan bagaimana persaaanku mendapat ujian dari suami sedemikian dahsyatnya.
Padahal aku juga adalah seorang anak yang disayangi kedua orang tua, disayangi kakak. Bahkan aku rela berkorban melepas apa yang sudah didapat untuk berbakti pada anaknya.
Jujur aku sudah kehilangan rasa pada mertua. Selain itu, ingin rasanya berpisah dari suami yang lebih mementingkan keluarganya...
- Bunda A, Bekasi -
Mau berbagi cerita juga, Bun? Yuk cerita ke Bubun, kirimkan lewat email [email protected]. Cerita terbaik akan mendapat hadiah menarik dari HaiBunda.
(pri/pri)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Cerita Bunda
15 Th Menikah Belum Miliki Rumah, Aku Malu Masih Menumpang di Rumah Orang Tua

Cerita Bunda
Mertua Bikin Sakit Hati! Selalu Marah dan Menyalahkan Setiap Kali Aku Hamil

Cerita Bunda
Tak cuma Menuntutku Bekerja, Ibu Mertua Kini Memaksaku Menyapih Anak

Cerita Bunda
Lelah Banget sejak Jadi IRT, Masih saja Ada yang Julid Sebut Aku Santai Tinggal Minta Uang Suami

Cerita Bunda
Bikin Stres, Mertua Menuntutku Segera Melahirkan Padahal Baru Pembukaan 2

Cerita Bunda
Calon Suami Memintaku Juga Punya Pekerjaan, Aku Segan Tapi...
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda