Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

cerita-bunda

Tak cuma Menuntutku Bekerja, Ibu Mertua Kini Memaksaku Menyapih Anak

Sahabat HaiBunda   |   HaiBunda

Rabu, 12 Feb 2025 17:50 WIB

Female quarrel. Mature woman tries reconcile with adult daughter with baby after conflict
Tak cuma Menuntutku Bekerja, Ibu Mertua Kini Memaksaku Menyapih Anak/Foto: Getty Images/iStockphoto/JackF
Jakarta -

#HaiBunda, ibu mertua semestinya menjadi sosok 'ibu kedua' bagi menantunya. Namun, sayangnya aku termasuk menantu yang kurang beruntung karena memiliki ibu mertua yang masih saja mengatur kehidupan rumah tanggaku.

"Kamu kerja saja. Anakmu biar ibu yang jaga," itulah kalimat yang selalu mertuaku ucapkan bila kami berjumpa. Tersirat, ia memang menginginkan aku untuk memiliki pekerjaan.

Sebenarnya aku tinggal pisah dengan mertua. Tapi karena masih di satu kota, kami pun masih sering bertemu. Sebenarnya aku pun sudah merasa bersyukur dengan kondisi yang ada.

Aku adalah seorang ibu rumah tangga biasa. Keseharianku berada di rumah menemani anakku yang masih full ASI. Saat ini usia anakku masih 21 bulan sehingga ia tentu masih membutuhkanku. Aku pun bertekad untuk memberikan dia ASI hingga nanti demi pertumbuhannya yang optimal. Karena sebagai ibu, aku tahu betul betapa besar khasiat ASI untuk perkembangan anakku.

Namun, sepertinya hal tersebut tak dipahami ibu mertuaku. Ia malah selalu berkata agar aku segera menyapih anakku sehingga aku bisa kembali bekerja.

Jujur Bunda.. jauh di lubuk hati ku, aku memang merindukan masa muda yang aku isi dengan bekerja hingga meraih karier yang cemerlang. Namun saat ini prioritas utamaku adalah anak. Aku sadar menjadi seorang ibu berarti harus berani berkorban.

Terkadang ingin rasanya aku membantah perkataannya. Namun karena masih ingin hubungan ini baik-baik saja, aku hanya bisa terdiam.

Apakah salah menjadi ibu rumah tangga yang senantiasa berada di rumah mengurus suami dan anak? Padahal suamiku tidak pernah menyuruh atau memaksaku bekerja.

Saat mengingat permintaan mertua, aku hanya bisa memandangi wajah mungil anakku. Apakah aku sanggup dan kuat meninggalkannya di usia ini untuk bekerja?

Apakah orang yang menjaga anakku akan sabar menghadapi tingkah lakunya? Karena aku sadar hanya seorang ibu yang tahan dan sabar dengan tingkah laku anaknya.

- Bunda P, Lombok -

Mau berbagi cerita juga, Bun? Yuk cerita ke Bubun, kirimkan lewat email [email protected]. Cerita terbaik akan mendapat hadiah menarik dari HaiBunda.

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda