HaiBunda

HAIBUNDA SQUAD

Tips Atasi Anak Diajak Ngomong Cadel Sama Mertua

Zika Zakiya   |   HaiBunda

Kamis, 25 Jun 2020 12:15 WIB
Ilustrasi mertua dan menantu/Foto: iStock
Jakarta -

Menghadapi mertua memang susah-susah gampang ya, Bun. Apalagi menyoal cara mendidik anak yang terkadang berbeda 180 derajat dengan Bunda.

Salah satu isu paling sering ditanyakan oleh para Sahabat HaiBunda adalah mengenai mertua yang ngajak anak ngomong cadel. Padahal secara sains sudah dibuktikan bahwa sebaiknya Bunda dan keluarga mengajak anak bicara dalam bahasa percakapan yang sebenarnya --tidak cadel. Tujuannya agar meningkatkan kemampuan bicara dan bahasa anak serta dimengerti oleh lawan bicaranya kelak.

Nah, pertanyaan ini akhirnya muncul dalam sesi Kuliah WhatsApp HaiBunda bersama Rininta Meyftanoria, S.Psi, M.Psi dari Sensory House Jakarta, dengan tema 'Tahap Perkembangan Anak Usia 1 -3 Tahun, Si Kecil Sudah Harus Bisa Apa?.' KulWap ini kami gelar pada Rabu (24/06/2020) pukul 19.00 - 21.00 WIB. intip kutipan pertanyaannya yuk, Bun.


"Sore dok. Bayi saya umur 11 bulan sudah bisa bicara walau nambah beberapa kata misal nyenye/nenen, emaa/ibu, dll dan bisa menunjukkan apa yang dibicarakan. Misal kata pusing dia sering pukul-pukul kepala apabila diajak ngobrol oleh neneknya (mertua) dan kadang mertua suka membentak cucunya yang satu lagi dan terdengar oleh anak saya dan suka diajak berbicara cadel oleh neneknya, karena cucunya (bukan anak saya) speech delay dan saya sebagai ibunya berusaha." -Widya, Ibu anak 11 bulan, Bandung

Jawab:

Malam Bunda Widya,
Memang tidak mudah apabila tinggal di satu rumah ya karena aturan yang diterapkan pasti akan berbeda. Namun yang Bunda lakukan adalah sudah benar dengan tidak berbicara cadel (tetap berbicara sesuai dengan artikulasi yang sebenarnya) dan tidak bercanda dengan kata "pusing".

Ilustrasi Mertua dan menantu/ Foto: istock

Sebisa mungkin, ketika anak bersama Bunda, ucapkan seluruh kata dengan artikulasi dan intonasi yang benar sehingga mudah didengar jelas oleh anak. Dengan Bunda berbicara secara benar, maka kemampuan bicara dan bahasa anak akan berkembang sesuai dengan anak seusianya.

Sebaiknya Bunda juga mengajarkan kepada anak mengenai konsep toleransi kepada Anak-anak Berkebutuhan Khusus (ABK) karena ia memiliki sepupu. Sehingga ketika ia mulai menyadari adanya perbedaan, ia akan tetap menghargai dan sayang kepada sepupunya.

Mengenai keponakan Bunda, apakah sudah diperiksakan ke psikolog dan juga dilakukan terapi wicara? Saat diperiksakan ke psikolog, ada baiknya mertua juga ikut untuk dilakukan anamnesa dan konseling sehingga dapat diberikan pengetahuan/ wawasan mengenai cara memperlakukan dan membesarkan ABK.

Simak juga cerita Bunda Lula Kamal yang bicara soal cara santai membicarakan perceraian pada anak sampai-sampai membuat teman si anak meminta Ayah Muda. 



(ziz/ziz)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Rumah Mewah Irish Bella dan Haldy Sabri, Intip Potretnya Ada Sudut Asri untuk Terima Tamu

Mom's Life Amira Salsabila

Cerita Haru Putri Shandy Sjariff Harus Operasi Mata karena Idap Strabismus & Alami Kista

Parenting Annisa Karnesyia

5 Potret Pevita Pearce Foto Bareng Ji Chang Wook di Candi Prambanan, Bikin Fans Heboh

Mom's Life Amira Salsabila

Benarkah Tanaman Lidah Mertua di Dalam Rumah Berdampak Buruk?

Mom's Life Arina Yulistara

Ketahui Pentingnya Menjaga Jarak 1 Tahun untuk Hamil lagi Setelah Melahirkan

Kehamilan Amrikh Palupi

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Andre Taulany dan Erin Jalani Mediasi, Kuasa Hukum Sebut Masih Ada Peluang Damai

Isi Suvenir Pernikahan Amanda Manopo & Kenny Austin: Parfum hingga Emas

19 Psikolog Klinis & Layanan Psikologi Terdekat di Jakarta Lengkap dengan Alamatnya

Cerita Haru Putri Shandy Sjariff Harus Operasi Mata karena Idap Strabismus & Alami Kista

Ketahui Pentingnya Menjaga Jarak 1 Tahun untuk Hamil lagi Setelah Melahirkan

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK