Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

haibunda-squad

Sebelum Kena COVID-19, Mona Ratuliu Sudah Siapkan Mental Anak-anaknya

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Rabu, 28 Jul 2021 12:20 WIB

Mona Ratuliu
Sebelum Kena COVID-19, Mona Ratuliu Sudah Siapkan Mental Anak-anaknya/ Foto: Andri Ziauddin
Jakarta -

Mona Ratuliu dan suaminya, Indra Brasco, adalah penyintas COVID-19. Keduanya telah dinyatakan sembuh setelah menjalani perawatan di rumah sakit dan isolasi mandiri (isoman) di rumah.

Saat memutuskan isoman, Mona mulai mengatur keluarganya yang tidak terpapar nih. Ibunda dan dua anak Mona diungsikan keluar rumah, sementara anak pertamanya, Davina Syafa Felisa (Mima), si bungsu Numa Kamala Srikandi, dan seorang saudaranya tinggal di rumah. Mona sengaja meminta anak sulungnya ikut isoman untuk membantunya mengurus Numa yang masih menyusui.

Nah, sebelum isoman, ibu empat anak ini memang berusaha menjaga anak-anaknya agar tidak panik. Mona sudah menyiapkan mental anak-anaknya dengan bekal pengetahuan.

"Sebenarnya kuncinya komunikasi ya. Meski kita enggak kena Covid, dari sekarang tetap harus dikomunikasikan. Kita wajib komunikasikan situasi dan kondisi sekarang, jadi sekuat apa pun kita menjaga, karena ini pandemi, ada saja potensi kita bisa kena Covid," kata Mona, dalam Live Instagram HaiBunda, Kamis (15/4/21).

"Aku pernah ngobrol sama anak-anak, 'Kita kan tinggal di apartemen, strategi apa yang harus dilakukan kalau kena Covid?' Alhamdulillah dengan bekal itu, minimal anak-anak sudah ready," sambungnya.

Dari pengalaman setahun Covid ini, Mona juga mengajarkan anak-anaknya untuk memiliki harapan. Artinya, anak-anaknya sudah siap menghadapi kenyataan terburuk, seperti kena Covid atau harus sekolah online.

Komunikasi memang penting bagi anak-anak sebelum dirinya atau keluarga terkena COVID-19. Menurut Dosen dan Psikolog Dewi Kumalasari, M.Psi, komunikasi pada anak penyintas COVID-19 atau dari keluarga penyintas perlu dibangun dengan baik agar dia tidak takut bila dinyatakan positif.

Dewi banyak belajar dari pengalamannya. Sang buah hati yang berusia 10 tahun sempat terpapar COVID-19 dan harus menjalani isolasi mandiri di rumah.

"Komunikasi ke anak itu sebetulnya dengan bahasa yang mudah dipahami. Ketika kita dalam kondisi yang sangat tidak baik, kita harus ajarkan anak terus berpikir positif untuk sembuh," kata Dewi.

"Berikan pengertian pada anak, misalnya 'Biar sakitnya enggak pindah ke Bunda, kamu makan yang benar, tidurnya harus begini, dan enggak bisa main dulu ya. Kamu juga harus pisah dulu dengan kita'."

Memberikan pengertian pada anak tentang COVID-19 memang enggak boleh sembarangan, Bunda. Bahasa yang digunakan harus sesuai usia anak agar mereka tidak takut bila suatu saat dirinya terkena COVID-19.

(ank/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda