haibunda-squad

9 Cara Kelola Emosi agar Tak Stres dalam Mengurus Rumah & Mengasuh Anak

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Rabu, 13 Sep 2023 18:57 WIB

Ilustrasi Ibu dan Anak
Ilustrasi 9 Cara Kelola Emosi agar Tak Stres dalam Mengurus Rumah & Mengasuh Anak/ Foto: Getty Images/iStockphoto/maruco
Jakarta -

Menjadi seorang Bunda bukan perkara mudah. Terkadang, Bunda bisa menjadi stres hingga mudah tersulut emosinya karena kewalahan mengurus rumah tangga dan mengasuh anak.

Menurut Psikolog Anak dan Keluarga Anna Surti Ariani, S.Psi, M.Si, Psikolog, tak semua Bunda menganggap urusan mengasuh anak sulit. Ada pula yang menyebutnya mudah.

Namun, terlepas dari itu, tentunya mengelola emosi agar tidak stres perlu dilakukan setiap Bunda. Bila keduanya dapat dikelola dengan baik, kita justru bisa merasakan manfaatnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Kabar baiknya, stres itu bisa jadi penyemangat lho. Bahkan kalau kita bisa mengelola stres dan emosi, kita justru jadi lebih sehat mental walaupun tetap mengalami banyak tekanan hidup," kata wanita yang akrab disapa Nina ini dalam Kuliah WhatsApp (Kulwap) HaiBunda, Rabu (13/9/23).

Sebaliknya, emosi yang berlebihan dan tidak dikelola dengan baik justru bisa berubah menjadi negatif. Tak hanya mengganggu keseimbangan kesehatan mental, tapi juga fisik, yakni membuat kita lebih mudah sakit.

Cara mengelola emosi agar tak stres

Berikut ini sembilan cara mengelola emosi agar tak stres, seperti disarankan oleh Psikolog Nina:

1. Buat tubuh rileks dengan atur napas

Mengelola emosi dapat dimulai dari yang paling sederhana, yakni dengan memerhatikan posisi tubuh, dan membuatnya menjadi rileks kembali. Bunda juga dapat mengatur napas supaya lebih tenang agar tubuh menjadi rileks.

"Coba hitung berapa banyak napas Bunda dalam satu menit. Kalau sampai saat bernapas biasa jadi lebih dari 25 bahkan 30 napas, ini biasanya terlalu emosional, kurang stabil emosinya," ujar Nina.

"Sementara kalau jumlah napas dalam satu menit bisa cukup tenang, misalnya tidak sampai 10 napas, maka kita cenderung jadi lebih tenang dan lebih bisa berpikir lancar," lanjutnya.

Teknik ini juga berhubungan dengan cara mengenali batasan tubuh dan psikis Bunda sendiri. Misalnya, ketika Bunda hampir marah, biasanya Bunda sudah merasa berdebar-debar dan ingin teriak. Pada kondisi ini, segera atur napas untuk menenangkan diri.

"Jika tanda-tanda ini sudah hampir muncul, maka bunda harus segera stop melakukan apapun, langsung menenangkan diri. Bisa dengan bernapas mendalam, mengatur napas supaya setenang mungkin," kata Nina.

2. Konsumsi makanan sehat

Psikolog Nina menganjurkan para Bunda untuk konsumsi makanan sehat sebagai salah satu cara mengelola emosi yang dimulai dari tubuh sendiri. Makan sehat juga harus dibarengi dengan asupan cairan yang cukup.

"Jangan kebanyakan micin ya. Biasakan makan sayur dan buah, dan banyak minum air putih dalam keseharian kita," kata Nina.

3. Tidur cukup

Tidur cukup juga penting dalam mengelola emosi agar bisa maksimal dalam menjaga anak. Tidur cukup yang lebih baik adalah yang berkualitas tanpa gangguan.

"Buat para Bunda, penting nih untuk punya durasi tidur sehari sekitar 7 sampai 8 jam. Sesekali tentunya tak sampai selama itu, misalnya karena menjaga anak yang sakit. Namun, usahakan lebih sering mencapai durasi tidur yang cukup. Jika mungkin, setidaknya 5 jam bisa pulas tanpa gangguan," ujar Nina.

4. Olahraga

Banyak manfaat bisa didapatkan dengan rutin berolahraga. Selain membuat tubuh bugar dan kuat, olahraga juga dapat membuat Bunda sehat secara mental.

Nina menyarankan setidaknya Bunda melakukan olahraga yang sederhana untuk bisa mengelola emosi. Misalnya, berjalan kaki di sekitar rumah atau mengikuti gerakan olahraga ringan dari video di YouTube.

5. Hindari rokok, alkohol, obat tanpa resep dokter

Pola hidup yang baik juga penting untuk mengubah mindset negatif, Bunda. Selain konsumsi makanan sehat dan olahraga, jangan lupa untuk menghindari rokok, alkohol, dan konsumsi obat tanpa resep dokter ya.

"Ini penting banget ya Bunda. Kesannya kalau merokok jadi tidak stres. Padahal, rokok, alkohol dan obat tanpa resep dapat menimbulkan banyak efek di tubuh, dan pada akhirnya menambahkan stres, membuat emosi kita jadi lebih negatif," ungkap Nina.

Ilustrasi Ibu dan AnakIlustrasi Ibu dan Anak/ Foto: Getty Images/iStockphoto

6. Melakukan strategi memBUMIkan diri

Cara lain untuk mengelola emosi adalah melakukan strategi grounding tools alias memBUMIkan diri, yang berarti membuat diri kita kembali menjejak bumi. Melalui strategi ini, Bunda nantinya menjadi lebih sadar tentang kondisi yang dialami, misalnya sedang panik atau emosi.

"Karena pada saat panik, marah besar, atau emosi kuat lainnya, seringkali kita tidak betul-betul 'memBUMI'. Kita mungkin membayangkan hal-hal yang tidak betul-betul ada. Kita jadi cemas untuk hal yang belum tentu terjadi," ujar Nina.

"Kalau kita membumikan diri, maka kita lebih sadar tentang kondisi yang ada itu. Kita juga jadi lebih bisa mengontrol diri, dan tentunya jadi merasakan emosi yang lebih nyaman untuk kita," sambungnya.

Berikut langkah melakukan strategi memBUMIkan diri:

  • Temukan 5 benda yang betul-betul dapat dilihat di sekitar Bunda.
  • Temukan 4 hal yang dapat didengar, bukan hanya dibayangkan.
  • Temukan 3 hal yang dapat diraba di sekitar kita. Boleh berupa pakaian yang kita gunakan, atau bahkan tubuh kita. Tapi, boleh juga benda di sekitar kita. Temukan 2 hal yang dapat dicium baunya. Boleh bau makanan atau bau lainnya.
  • Temukan 1 hal yang dapat dicicip atau dirasa.

7. Strategi 'I Can Control'

Strategi 'I Can Control' bertujuan untuk menyadari hal apa yang bisa kita kontrol dan mana yang tidak bisa. Kita cenderung lebih mudah untuk melepaskan diri dari hal-hal yang tidak bisa kita kendalikan.

Contohnya, kalau Bunda biasa kesal dengan kemacetan jalan, tetapi menyadari tak bisa mengontrol jalanan, maka Bunda dapat lebih santai menghadapi kemacetan. Selain itu Bunda bisa saja lebih punya ide untuk mencari jalur lain yang tak terlalu macet, atau lebih nyaman untuk Bunda.

8. Tetap terhubung dengan orang tercinta

Jangan sampai memutus hubungan dengan orang tercinta baik sebelum atau setelah menjadi Bunda. Kita akan sangat memerlukan orang terdekat untuk menjadi pendukung emosional.

Orang terdekat ini bisa keluarga, sahabat, atau teman. Nah, untuk menjalin hubungan baik, coba luangkan waktu untuk mengobrol dengan mereka ya.

9. Sisihkan waktu untuk steril gadget

Saat mulai emosi, ada baiknya Bunda menjauhi gadget dulu. Alih-alih main gadget, waktu yang ada bisa digunakan untuk mendekatkan diri dengan Si Kecil.

"Bunda, yuk jangan terus-terus dipegang gadget-nya. Miliki waktu di mana Bunda sama sekali tidak melihat gadget. Contohnya, saat membacakan dongeng untuk anak, saat sembahyang, atau saat mandi. Bunda yang menentukan kapan waktu terbaik untuk steril gadget," kata Psikolog Nina.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/fir)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT