
kehamilan
Secara Nggak Sadar, Saat Hamil Kita Alami Perubahan Psikologis Ini
HaiBunda
Kamis, 24 Aug 2017 18:02 WIB

Jakarta -
Ketika ada dua strip muncul di testpack, detik itu pun terasa seisi dunia berubah, bener nggak Bun? Luar biasa bahagia. Tapi selain itu, tahu nggak Bun secara nggak sadar kita akan mengalami perubahan psikologis saat hamil. Gimana ya perubahannya?
Menurut psikolog klinis dewasa, Tara de Thouars BA MPSi dari Sanatorium Dharmawangsa dan Lighthouse Clinic, Jakarta, saat memasuki kehamilan trimester 1, kita mengalami kekhawatiran pada kondisi kesehatan janin. Apakah anak kita selamat sampai dilahirkan atau nggak. Lalu, kita juga akan mengalami penyesuaian diri dengan aktivitas dan perubahan fisik.
Baca juga: Perubahan yang Paling Menyenangkan Saat Hamil
"Sebelum hamil, kita mungkin merasa melakukan aktivitas yang sekalipun berat itu nggak apa-apa. Tapi setelah hamil, akan banyak perubahan mulai dari diri sendiri, suami, sampai orang rumah pun nasihatin kita untuk nggak banyak melakukan aktivitas. Tentu saja bagi kita yang aktif, akan kaget dan bisa aja stres dengan perubahan ini," kata Tara dalam acara Festival Ngidam SGM Bunda di Suasana Restaurant, Aston Hotel Kuningan Suites, Jakarta, Kamis (24/8/2017)
Lalu kata Tara, morning sickness sebagian besar membuat kita yang sedang hamil akan mengalami mood swing. Nah ini yang agak bahaya nih, Bun. Soalnya ketika kita sedang morning sickness bawaannya ingin istirahat aja kan, lalu ketika suami minta tolong ini itu alhasil kita malah marah-marah. Tentunya kalau ini nggak dibicarakan dengan baik bisa membuat hubungan kita dengan suami sedikit kacau.
Baca juga: Tumbuh Rambut di Perut Saat Hamil, Ngalamin Nggak, Bun?
"Sebaiknya saat periode ini, kita harus lebih curhat ke pasangan, keluarga. Kita harus perbanyak istirahat, supaya kondisi fit dan nggak bikin mood melayang begitu aja. Jangan lupa juga untuk relaksasi, seperti mendengarkan musik, nonton tv," ujar Tara.
Saat hamil trimester kedua, kita akan mulai khawatir nih dengan perubahan bentuk tubuh. Sebagian ibu mungkin ada yang cuek, tapi sebagian lain juga ada yang merasa nggak percaya diri. Akhirnya, lagi-lagi stres lalu mood gampang banget berubah.
"Pada usia kehamilan trimester kedua, konflik yang sering banget terjadi pada pasangan biasanya karena dukungan seksual yang meningkat tapi nggak berbalas, Bun. Kok nggak berbalas? Jadi saat periode ini, kita ingin dukungan seksual yang lebih dari suami, tapi suami malah nggak mau karena takut membahayakan kondisi kita, ribut lagi dan stres lagi. Biasanya istri juga ingin suami ada terus buat dia," papar Tara.
Solusi untuk mengatasi perubahan psikologis pada periode ini, kita harus perkuat komunikasi yang positif dengan pasangan. Bicarakan kekhawatiran daripada memendam ya, apalagi berasumsi. Selain itu, kita juga bisa melakukan aktivitas yang menyenangkan dengan pasang seperti babymoon. Lalu, jangan lupa manjakan diri kita dan tingkat pekan penampilan untuk meningkatkan rasa percaya diri.
Baca juga: Ibu Hamil Malas Mandi, Pertanda Bayinya Laki-laki?
Nah, memasuki trimester akhir berarti semakin terbatas kemampuan untuk kita lakukan aktivitas yang berhubungan dengan fisik. Nggak sedikit juga banyak celotehan dari orang orang sekitar tentang ekspektasi mereka terhadap persalinan kita nanti.
Menurut Tara, saat trimester ketiga, akan ada kecemasan yang timbul seperti bagaimana cara melahirkan, kondisi fisik bayi dan kelancaran saat melahirkan. Untuk itu kita harus rajin minta tips pada orang yang berpengalaman, plus perbanyak edukasi tentang persalinan. Jangan lupa juga kita perbanyak relaksasi, untuk mengurangi kecemasan-kecemasan tadi.
"Intinya saat hamil, kita dan pasangan harus saling menguatkan dan saling yakin bahwa semuanya udah diatur sama Tuhan," tutup Tara. (rdn)
Menurut psikolog klinis dewasa, Tara de Thouars BA MPSi dari Sanatorium Dharmawangsa dan Lighthouse Clinic, Jakarta, saat memasuki kehamilan trimester 1, kita mengalami kekhawatiran pada kondisi kesehatan janin. Apakah anak kita selamat sampai dilahirkan atau nggak. Lalu, kita juga akan mengalami penyesuaian diri dengan aktivitas dan perubahan fisik.
Baca juga: Perubahan yang Paling Menyenangkan Saat Hamil
"Sebelum hamil, kita mungkin merasa melakukan aktivitas yang sekalipun berat itu nggak apa-apa. Tapi setelah hamil, akan banyak perubahan mulai dari diri sendiri, suami, sampai orang rumah pun nasihatin kita untuk nggak banyak melakukan aktivitas. Tentu saja bagi kita yang aktif, akan kaget dan bisa aja stres dengan perubahan ini," kata Tara dalam acara Festival Ngidam SGM Bunda di Suasana Restaurant, Aston Hotel Kuningan Suites, Jakarta, Kamis (24/8/2017)
Lalu kata Tara, morning sickness sebagian besar membuat kita yang sedang hamil akan mengalami mood swing. Nah ini yang agak bahaya nih, Bun. Soalnya ketika kita sedang morning sickness bawaannya ingin istirahat aja kan, lalu ketika suami minta tolong ini itu alhasil kita malah marah-marah. Tentunya kalau ini nggak dibicarakan dengan baik bisa membuat hubungan kita dengan suami sedikit kacau.
Baca juga: Tumbuh Rambut di Perut Saat Hamil, Ngalamin Nggak, Bun?
"Sebaiknya saat periode ini, kita harus lebih curhat ke pasangan, keluarga. Kita harus perbanyak istirahat, supaya kondisi fit dan nggak bikin mood melayang begitu aja. Jangan lupa juga untuk relaksasi, seperti mendengarkan musik, nonton tv," ujar Tara.
Saat hamil trimester kedua, kita akan mulai khawatir nih dengan perubahan bentuk tubuh. Sebagian ibu mungkin ada yang cuek, tapi sebagian lain juga ada yang merasa nggak percaya diri. Akhirnya, lagi-lagi stres lalu mood gampang banget berubah.
"Pada usia kehamilan trimester kedua, konflik yang sering banget terjadi pada pasangan biasanya karena dukungan seksual yang meningkat tapi nggak berbalas, Bun. Kok nggak berbalas? Jadi saat periode ini, kita ingin dukungan seksual yang lebih dari suami, tapi suami malah nggak mau karena takut membahayakan kondisi kita, ribut lagi dan stres lagi. Biasanya istri juga ingin suami ada terus buat dia," papar Tara.
Solusi untuk mengatasi perubahan psikologis pada periode ini, kita harus perkuat komunikasi yang positif dengan pasangan. Bicarakan kekhawatiran daripada memendam ya, apalagi berasumsi. Selain itu, kita juga bisa melakukan aktivitas yang menyenangkan dengan pasang seperti babymoon. Lalu, jangan lupa manjakan diri kita dan tingkat pekan penampilan untuk meningkatkan rasa percaya diri.
Baca juga: Ibu Hamil Malas Mandi, Pertanda Bayinya Laki-laki?
Nah, memasuki trimester akhir berarti semakin terbatas kemampuan untuk kita lakukan aktivitas yang berhubungan dengan fisik. Nggak sedikit juga banyak celotehan dari orang orang sekitar tentang ekspektasi mereka terhadap persalinan kita nanti.
Menurut Tara, saat trimester ketiga, akan ada kecemasan yang timbul seperti bagaimana cara melahirkan, kondisi fisik bayi dan kelancaran saat melahirkan. Untuk itu kita harus rajin minta tips pada orang yang berpengalaman, plus perbanyak edukasi tentang persalinan. Jangan lupa juga kita perbanyak relaksasi, untuk mengurangi kecemasan-kecemasan tadi.
"Intinya saat hamil, kita dan pasangan harus saling menguatkan dan saling yakin bahwa semuanya udah diatur sama Tuhan," tutup Tara. (rdn)
ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
8 Perbedaan Hamil di Usia 20 dan 30-an Menurut Sains

Kehamilan
Ini Tentang Hidung Membesar Saat Hamil Seperti Chrissy Teigen

Kehamilan
Adakah Persiapan Khusus untuk Hamil?

Kehamilan
Infeksi pada Ibu Hamil Bisa Pengaruhi Otak Anak

Kehamilan
Carpal Tunnel Syndrome Juga Bisa Jadi Keluhan Saat Hamil Lho


7 Foto