Jakarta -
Kita tahu
diabetes adalah penyakit tidak menular yang angka kejadiannya cukup tinggi. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan satu dari 10 wanita mengidap diabetes. Jika seorang ibu mengidap diabetes sebelum atau saat hamil, maka banyak hal yang perlu diperhatikan secara ekstra. Salah satunya pola makan.
Menurut dr Wismandari Sp PD-KEMD dari Rumah Sakit Pondok Indah, ibu hamil pengidap diabetes perlu memerhatikan asupan gula. Yang ditakutkan orang
diabetes itu bukan manisnya gula melainkan kalori pada makanan yang begitu tinggi. Gula biasa memiliki kandungan kalori yang jauh lebih banyak dibandingkan gula pemanis (khusus). Perbandingannya bisa mencapai satu banding 100.
 Pola Makan yang Dianjurkan Ibu Hamil Pengidap Diabetes/ Foto: iStock |
"Misalnya minum teh, jika ditambah dua sendok gula biasa maka kalorinya akan jauh lebih besar dibandingkan dua sendok gula pemanis. Gula pemanis mungkin sekitar satu atau dua kalori sedangkan dengan gula pasir bisa sampai 30-50 kalori. Sayang banget kalori itu hanya untuk konsumsi minuman," kata dr Wisma saat ditemui di bilangan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, baru-baru ini.
Oleh karena itu, dr Wisma menyarankan perlu ada diet seimbang untuk
ibu hamil pengidap diabetes. Dengan diet seimbang, kalorinya sudah dibagi-bagi, untuk makan siang, dan makan malam kalorinya sekian.
"Kalau kalorinya sudah diambil teh manis semua di pagi hari. Kalori itu habis untuk pagi, siang, dan malam. Kalau mau pakai gula biasa boleh saja tapi jumlahnya jangan banyak-banyak. Untuk itu, tinggal membatasi aja makanannya. Misalnya udah konsumsi manis nih, berarti nanti sore makan tanpa yang manis-manis," tutur dr Wisma.
Kemudian, mengenai diet seimbang, setiap makanan dan minuman yang dikonsumsi dihitung dari makronutrien dan mikronutriennya. "Susu bisa dimasukkan ke dalam snack, buah masuk ke dalam bahan makanan yang mengandung karbohidrat, serat kalau bisa 30 gram per hari. Lalu kalau ditanya buah apa yang boleh? Boleh semua, tapi lebih baik menghindari durian karena mengandung kalori yang besar," kata dr Wisma.
Kata dr Wisma, setiap dokter inginnya pasien bisa turun gula darahnya secara progresif dibandingkan drastis. Artinya jika turun secara progresif maka pola hidup pasien sudah baik.
(aci/nwy)