Jakarta -
Istilah mengejan atau lebih dikenal dengan 'ngeden' begitu melekat dengan
persalinan secara spontan atau normal. Di sinilah Bunda dituntut untuk mengerahkan segenap tenaga untuk mengeluarkan si buah hati.
Setelah leher rahim melebar 10 cm atau sudah terbuka sepenuhnya, Bunda akan merasakan tekanan kepala bayi di antara kedua kaki. Ini merupakan sinyal kalau Bunda harus mengejan atau mendorong bayi keluar.
Seperti dilansir
Mom Junction, pada fase ini, Bunda akan merasakan:
1. Tekanan meningkat di dasar panggul.
2. Keinginan kuat untuk buang air besar.
3. Serbuan adrenalin.
4. Tekanan dan berat di vagina.
5. Bunda hanya akan mengejan di bawah pengaruh refleks tekanan janin.
Kalau dengan bantuan epidural, atau penghilang rasa sakit, Bunda tidak akan memiliki keinginan untuk
mengejan. Dokter lah yang akan memberi tahu kapan Bunda harus mengejan.
Perlu diingat Bun, mengejan harus dikoordinasikan dengan pernapasan dan posisi, sehingga rahim bekerja secara efisien. Dalam beberapa kasus, tahap mengejan bisa memakan waktu lama, bahkan dimulai sebelum Bunda merasakan dorongan itu.
Kondisi seperti ini menuntut Bunda untuk menunggu sinyal keinginan untuk mengejan. Pelebaran leher rahim sudah mencapai 10 cm bukan berarti mulai mengejan, tapi Bunda harus membiarkan bayi bergerak lebih rendah dengan sendirinya.
Dalam hal ini, praktisi kebidanan terkadang memiliki filosofi masing-masing. Beberapa menyarankan, Bunda harus
mengejan saat memiliki rangsangan sehingga membantu melebarkan bukaan leher rahim. Perlu diketahui juga Bun, mengejan terlalu cepat bisa menyebabkan pembentukan caput (pembengkakan pada bidang kulit kepala subkutan) di kepala bayi.
Beberapa lainnya mengatakan, mengejan sebelum bukaan dapat menyebabkan leher rahim membengkak, yang akan menganggu proses persalinan. Mengejan terlalu dini juga bisa menyebabkan robekan pada leher rahim.
Lantas, apa yang memicu Bunda untuk mengejan? Bagaimana cara mengejan yang tepat? Simak di halaman berikutnya ya, Bunda.
(muf/rap)