Jakarta -
Bagi Bunda yang baru menjalani
kehamilan, pasti clueless ya apa saja sih yang harus dilakukan di awal kehamilan? Pemeriksaan ultrasonografi (USG), sudah pasti dilakukan, tapi nggak hanya itu lho, Bun.
Dikatakan dr.Karno Suprapto, Sp.OG bahwa secara umum selain USG, ibu hamil (bumil) perlu periksa darah. Gunanya untuk mengetahui apakah bumil mengidap penyakit tertentu dan punya kekebalan tubuh atau belum.
"Hasil tes ini akan kita kaitkan dengan infeksi yang mungkin bisa menyerang langsung si bayi. Tahu kan virus seperti tokso dan rubella? Kalau si ibu sudah kebal, bisa tenang. Tapi, misal si ibu telanjur mengidap tokso di usia kehamilan kira-kira dua bulan, setidaknya masih ada waktu untuk memberikan obat. Karena tokso baru masuk ke bayi pada 16 minggu saat ari-arinya sempurna," papar Karno dari
Mayapada Hospital Jakarta Selatan.
Itulah gunanya pemeriksaan darah di masa kehamilan Bunda. Adapun pemeriksaan lain yang disarankan Karno dalam masa kehamilan yaitu:
1. Tes fungsi ginjal dan hatiDua organ ini nantinya akan mendapat beban yang paling berat saat kehamilan. Karena itu, jika terdapat gangguan pada salah satu atau kedua organ ini, dokter akan lebih berhati-hati dalam menangani kehamilan si ibu.
2. NIPT (Non-Invasive Prenatal Testing)Pada ibu
hamil berusia di atas 35 tahun, biasanya dianjurkan melakukan pemeriksaan NIPT (
Non-Invasive Prenatal Testing). Tes ini dikatakan masih sangat mahal, di mana sampel harus dikirim ke Singapura.
"Biayanya sekitar Rp 7 jutaan. Darah ibu diambil paling dini di masa kehamilan 8 minggu, karena di usia tersebut sudah bisa ketahuan ada sebagian darah bayi yang masuk ke sirkulasi darah ibu. Darah diperiksa kemudian DNA ibu dan DNA bayi dipisah. Misal ada kejanggalan seperti si bayi menunjukkan ada gejala down syndrome keputusan terakhir diserahkan ke si ibu," ungkap Karno saat berbincang dengan HaiBunda.
"Tapi ada juga orang tua yang masih menunggu, sekitar 10 atau 12 minggu mereka akan lakukan USG. Biar makin yakin, ada juga yang nunggu 16 minggu untuk diambil air ketubannya jadi untuk meyakinkan anak benar-benar terkena down syndrome atau tidak. Semua ini pilihan orang tua," imbuh Karno.
3. TORCHTak sedikit wanita yang melakukan tes TORCH bahkan jauh sebelum menikah. Namun, menurut Karno lebih baik Bunda lakukan tes ini saat
hamil saja.
"Lebih baik ketika sudah hamil baru lakukan tes ini. Kalau ada sesuatu masih bisa diobati, langsung kita obati. Paling ditakutkan adalah rubella. Kalau virus ini menginfeksi ibu hamil di bawah usia kandungan 20 minggu dan kontak langsung ke bayi, kita nggak menyarankan untuk lanjutkan kehamilan. Tapi kalau sudah di atas 20 minggu, biasanya aman karena organ bayi sudah terbentuk sempurna," tutur Karno.
(aml/rdn)