Jakarta -
Pasangan selebritiÂ
Ringgo Agus Rahman dan Sabai Morscheck begitu yakin ingin tambah momongan. Namun, mereka sama sekali tidak merencanakan program kehamilan, Bun.
"Enggak program sih, cuma pengen nambah dan dilakukan, itu bukan program, enggak ada di papan tulis, program hari ini, jadwal, enggak ada, lagi kepengennya aja sikat," tutur Ringgo, dikutip dari
InsertLive.
Sebelumnya, Sabai memang sempat mengalami keguguran di kehamilan kedua. Tapi, itu tak jadi alasan bagi mereka menunda memberikan adik pada putra pertamanya, Bjorka.
"Kalau jadi bulan ini bulan ini, jadi bulan depan bulan depan. Tergantung dapetnya, pokoknya kita usahakan terus," kata pria 36 tahun ini.
Pasangan yang menikah pada 2015 ini berharap bisa mendapatkan anak perempuan karena akan terasa lengkap. Selain itu, menurut mereka, menambah momongan akan sangat baik bagi perkembangan psikologi putra sulungnya.
"Terus, bagusnya buat psikologi anak dimana mereka tidak manja jadi anak satu-satunya. Tapi, harus berbagi dengan adiknya, harus mengalah dengan kakaknya, itu kan satu pelajaran yang penting buat anak," tegas pemain film
Jomblo ini.
 Foto: Instagram |
Dikatakan seorang psikologi klinis Seth Meyers, Psy.D., memiliki satu anak jauh lebih mudah bagi orang tua daripada memiliki dua anak atau lebih. Alasannya karena fokus orang tua hanya pada si anak tunggal saja. Jadi, lingkungan akan jauh lebih terkontrol dan juga lebih sedikit pontensi konflik keluarga.
"Memiliki hanya satu anak juga memungkinkan orang tua untuk lebih peka terhadap kebutuhan emosional individu anak tunggal karena tidak ada anak lain yang mesti dipikirkan," ujar Meyers, dilansir
Psychology Today.Hanya saja, Meyers juga tak menyangkal bahwa anak tunggal bisa saja mengalami kesepian. Karena sebenarnya, salah satu hubungan penting yang dapat dimiliki seorang dalam kehidupan adalah hubungan antar saudara kandung.
Hubungan saudara kandung sebenarnya salah satu cara terbaik bagi anak-anak untuk belajar bagaimana mengatur hubungan, serta belajar tentang penyelesaian konflik ketika mereka tumbuh dewasa.
"Begitu banyak anak tunggal akan kehilangan kesempatan ini kecuali mereka bersosialisasi secara luas dengan anak-anak lain, atau kerabat yang dekatnya seperti saudara kandung," jelas Meyers.
Namun, keputusan untuk memiliki anak satu atau lebih dari satu ini, kata Meyers, kembali lagi pada orang tua. Karena yang menentukan sebuah keluarga ingin berdiri seperti apa, tak lain mereka yang terlibat di dalamnya.
"Harapan saya, pasangan suami istri lebih memikirkan kepentingan anak daripada kepentingan mereka sendiri, ketika mereka memutuskan berapa banyak anak yang akan dimiliki," tegasnya.
[Gambas:Video Insertlive]
(yun/muf)