Jakarta -
KemajuanÂ
teknologi kedokteran juga mempermudah pasangan untuk
memperoleh anak. Salah satunya dengan metode transfer embrio.
Mengutip
American Pregnancy, transfer embrio adalah prosedur yang dilakukan setelah program bayi tabung (in vitro fertilization). Setelah sperma suami dan sel telur istri diproses dalam tabung, hasilnya adalah embrio yang langsung ditanam pada rahim wanita.
Transfer embrio dimulai antara hari ke-1 sampai ke-6 setelah pengambilan sel telur. Namun, biasanya proses ini dilakukan antara hari ke-2 sampai ke-4.
Menurut Dr.Abha Maheshwari dari Aberdeen University, embrio bisa segera ditanam di rahim calon ibu sesuai kondisi kesehatan si wanita. "Sebenarnya embrio segar dapat ditanamkan kembali ke rahim ibu beberapa hari setelah dipindahkan, tapi dikhawatirkan rahim ibu belum pulih dari prosedur sebelumnya," ujar Maheshwari, dikutip dari Telegraph.
Setelah prosedur selesai, pasangan bisa menunggu dan melihat tanda-tanda awal kehamilan yang terjadi.
 Cara Menghitung Usia Kehamilan Setelah Prosedur Transfer Embrio/ Foto: istock |
Nah, saat Bunda dinyatakan hamil dari proses transfer embrio, sebaiknya segera ke dokter kandungan. Hal ini untuk mengetahui usia pasti kehamilan.
Dilansir
Shady Grove Fertility, dengan ke dokter kandungan, Bunda bisa menghindari perhitungan waktu kehamilan dari saat memulai prosedurÂ
bayi tabung dan waktu yang digunakan dokter. Dokter kandungan biasanya menentukan usia kehamilan dari siklus haid terakhir, setidaknya 2 minggu sebelum ovulasi.
Jadi, meskipun Bunda melakukan tes kehamilan pertama hanya dua minggu setelah perawatan, bisa saja dianggap sudah hamil empat minggu.
Cara lainnya untukÂ
menghitung usia kehamilan adalah dengan
ultrasonografi (USG). USG awal kehamilan biasanya dijadwalkan enam hingga tujuh minggu untuk menentukan usia kehamilan, atau kira-kira empat hingga lima minggu sejak transfer embrio.
[Gambas:Video Haibunda]
(ank/rdn)