HaiBunda

KEHAMILAN

Kisah Bayi Prematur 0,7 Kg Berhasil Bertahan Hidup

Yuni Ayu Amida   |   HaiBunda

Rabu, 03 Jul 2019 11:36 WIB
Kisah Bayi Prematur 0,7 Kg Berhasil Bertahan Hidup /Foto: iStock
Jakarta - Seorang bayi di Oakenshaw, Inggris, lahir prematur dengan berat 0,7 kilogram. Ia bahkan sempat divonis dokter hanya memiliki peluang hidup 50 persen, Bun. Namun saat ini, bayi itu berhasil bertahan hidup.

Melansir Daily Mail, bayi yang bernama Murphy ini lahir pada 24 Januari, saat usianya masih 24 minggu dalam kandungan. Padahal, hari kelahirannya diprediksi pada 12 Mei.

Setelah lahir, Murphy langsung dilarikan ke perawatan intensif. Orang tua Murphy, Joanne (33) dan Richard Russell (34), terpaksa hanya melihat bayi mereka lewat inkubator. Sementara Murphy harus berjuang dengan detak jantung yang rendah dan pendarahan di otak.


Di awal kelahirannya, Murphy ditangani dengan dibungkus dalam kantung plastik kemudian diberi selimut untuk menghangatkan. Diketahui, bayi prematur mudah kehilangan cairan karena kulitnya sangat tipis dan sensitif. Dokter bahkan tidak tahu apakah Murphy bisa bertahan.

Setelah 14 minggu dirawat di rumah sakit, Murphy akhirnya pulang ke rumah di Oakenshaw, Bradford. Meski demikian, dia tetap membutuhkan oksigen sepanjang hari untuk bantuan napas. Dokter pun mengingatkan orang tua Murphy karena ditakutkan anaknya mengidap cerebral palsy.

Bayi Murphy /Foto: istimewa

Bicara soal merawat bayi prematur, dr.Tiwi yang berpraktik di RS Bunda Jakarta berpesan, walaupun si kecil dirawat di Neonatal Intensive Care Unit (NICU), ibu harus tetap memerah ASI. Hal ini juga agar produksi ASI ibu bisa meningkat.

"Nanti kalau bayi sudah keluar dari NICU, kita follow up sampai usia 10 tahun. Perkembangan otak beres pas usia 6 tahun, tapi karena ada usia koreksi, jadi waktu yang dibutuhkan lebih panjang. Lalu risiko masalah hormonal pas usia remaja juga ada," tambah Tiwi.

Selain itu, Tiwi bilang bahwa bayi prematur yang lahir di bawah usia 34 - 35 minggu perlu diberi stimulasi di bagian mulut dengan penggunaan empeng atau dot. Pemakaian empeng atau dot ini bisa dilakukan sampai muncul refleks isap pada si bayi.

"Makanya bayi prematur kan disusui pakai selang. Kalau enggak kita rangsang, dia akan pakai selang terus. Makanya penggunaan empeng atau dot pada bayi prematur justru enggak apa-apa. Apalagi kalau kita mengejar berat badannya, dibanding pakai selang kan lebih cepat ketika anak bisa menyusu langsung atau pakai dot," kata Tiwi.


Tiwi juga berpesan agar orang tua terus menjaga si kecil, mulai dari sistem pencernaannya, metabolisme tubuh, asupan makanan, berat badan, tinggi badan, aktivitas fisik, dan aspek lain yang memengaruhi tumbuh kembang anak. Termasuk stimulasi untuk bayi prematur harus tetap dilakukan meski sudah boleh pulang ke rumah, Bun.

Simak juga video soal nutrisi untuk bayi prematur ini ya, Bun.

(yun/muf)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

5 Potret Haru Aaliyah & Zahwa Kenang Almarhum Adjie Massaid di Hari Kelahiran Sang Ayah, Ada Baby Arash

Mom's Life Annisa Karnesyia

13 Cara Diet Gula yang Benar untuk Hidup Lebih Sehat

Mom's Life Amira Salsabila

Mirip Banget, Agnez Mo Berpose Bareng Patung Dirinya di Madame Tussaud Singapura

Mom's Life Amira Salsabila

Keseruan Cinta Laura hingga Raffi Ahmad Berbagi Pengalaman Kelola Keuangan di LPS Financial Festival

Mom's Life Tim HaiBunda

Hipotiroidisme Selama Hamil dan Pengaruhnya pada Kesuburan, Bunda Perlu Tahu

Kehamilan Annisa Karnesyia

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Setelah 14 Tahun Berpisah, Farel Prayoga Akhirnya Bertemu Sang Bunda

13 Cara Diet Gula yang Benar untuk Hidup Lebih Sehat

Hipotiroidisme Selama Hamil dan Pengaruhnya pada Kesuburan, Bunda Perlu Tahu

5 Potret Haru Aaliyah & Zahwa Kenang Almarhum Adjie Massaid di Hari Kelahiran Sang Ayah, Ada Baby Arash

Cek Kesehatan Gratis Anak Sekolah Dimulai, 13 Hal Ini Akan Diperiksa untuk Murid SD

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK