Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

10 Faktor Risiko Kelahiran Prematur, Ada yang Bisa Dicegah Sebelum Hamil Bun

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Minggu, 21 Nov 2021 11:06 WIB

Team of doctors and nurses wear masks and gloves and prepare for surgery.
Faktor Risiko Kelahiran Prematur, Ada yang Bisa Dicegah Sebelum Hamil Bun/ Foto: iStock

Kelahiran prematur atau preterm bisa berisiko menyebabkan masalah tumbuh kembang pada anak. Di dunia, kelahiran prematur masih menjadi masalah serius karena bisa menyebabkan kematian, Bunda.

Menurut Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Konsultan Fetomaternal, Dr. dr. Rima Irwinda, Sp.OG(K), kelahiran preterm ialah persalinan yang terjadi pada usia kehamilan kurang dari 37 minggu atau belum cukup bulan.

"Menurut data WHO tahun 2010, 1 dari 10 bayi terlahir preterm di seluruh dunia. Hal ini menyebabkan estimasi kelahiran preterm sebanyak 15 juta dan lebih dari 1 juta meninggal karena prematuritas," kata Rima dalam Webinar Bicara Gizi bersama Danone, Rabu (17/11/21).

Tanda atau gejala kelahiran preterm sama seperti kelahiran cukup bulan. Bunda akan mengalami kontraksi, mulas, pembukaan mulut rahim, muncul flek, dan ketuban pecah. Perbedaannya, waktu kelahiran bayi berbeda atau lebih cepat dari perkiraan.

Kelahiran prematur bisa dimodifikasi atau dicegah sebelum bayi lahir. Caranya adalah dengan mengenali faktor risiko yang didapat ibu sebelum hamil.

"Modifikasi dapat dilakukan pasien sebelum hamil atau minimal 3 bulan sebelum hamil," ujar Rima.

Faktor risiko kelahiran prematur

Nah, berikut 10 faktor risiko kelahiran prematur yang bisa dimodifikasi dan tidak, menurut Rima:

1. Kehamilan multiple

Prevalensi kehamilan multiple meningkat seiring berkembangnya teknologi. Setidaknya, melalui prosedur bayi tabung, Bunda bisa mengandung lebih dari satu anak.

Kehamilan mulitiple dapat menjadi salah satu faktor risiko Bunda melahirkan prematur. Kondisi ini bisa menyebabkan overdistensi rahim atau cairan ketuban yang banyak.

2. Pernah melahirkan prematur

Wanita dengan riwayat prematur lebih berisiko mengalami kondisi serupa di kehamilan berikutnya, Bunda. Riwayat keluarga yang pernah melahirkan prematur juga bisa menjadi faktor risiko. Riwayat kelahiran preterm ini tidak dapat dimodifikasi, sehingga perlu dikonsultasikan ke dokter.

Baca halaman berikutnya untuk tahu faktor risiko lainnya, Bunda.

Simak juga 5 fungsi plasenta untuk perkembangan janin, dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]

FAKTOR RISIKO KELAHIRAN PREMATUR: KONDISI RAHIM

Bayi Baru Lahir

Faktor Risiko Kelahiran Prematur, Ada yang Bisa Dicegah Sebelum Hamil Bun/ Foto: Getty Images/iStock

3. Kondisi rahim

Kondisi rahim bisa menyebabkan kelahiran prematur dan tidak bisa dicegah, misalnya bentuk uterus terbagi dua. Pada kondisi ini, uterus memiliki kemampuan meregang yang lebih kecil dibandingkan normal.

"Pada saat usia kehamilan sudah besar, ini kemungkinan besar menyebabkan kontraksi hingga kelahiran preterm," kata Rima.

4. Memiliki riwayat penyakit penyerta

Wanita yang memiliki penyakit penyerta berisiko lebih besar mengalami kelahiran prematur. Penyakit ini seperti diabetes, infeksi (malaria, sifilis, HIV, dll), hipertensi, anemia, dan asma.

5. Jarak kehamilan pendek

Kehamilan perlu direncanakan dengan tepat, termasuk jarak kehamilan anak. Sebaiknya, jarak kehamilan tidak terlalu singkat untuk mengurangi risiko kelahiran prematur.

"Jarak kehamilan di atur, tidak kurang dari 18 bulan," kata Rima.

6. Masalah kesehatan

Masalah kesehatan dapat dimodifikasi sebelum Bunda merencanakan kehamilan. Beberapa di antaranya adalah masalah infeksi saluran kemih, infeksi genital, penyakit periondontal, obesitas, atau kenaikan berat badan yang tidak adekuat.

Sebelum hamil, Bunda bisa mengobati dulu masalah ini agar bisa mendapatkan kehamilan sehat dan bayi lahir cukup bulan ya.

FAKTOR RISIKO KELAHIRAN PREMATUR: NUTRISI

bayi baru lahir

Faktor Risiko Kelahiran Prematur, Ada yang Bisa Dicegah Sebelum Hamil Bun/ Foto: Getty Images/iStockphoto

7. Anemia

Anemia dapat terjadi selama masa kehamilan dan menyebabkan kelahiran prematur. Menurut Riset Kesehatan Dasar 2013, anemia terjadi pada 37,1 persen ibu hamil. Angka ini naik menjadi 48,9 persen menurut Riset Kesehatan Dasar tahun 2018.

Anemia perlu ditangani dengan baik selama kehamilan. Agar tidak menjadi komplikasi yang membahayakan, Bunda perlu mencari penyebab anemia dan memperbaikinya.

8. Nutrisi

Defisiensi mikronutrien perlu diperhatikan selama kehamilan ya, Bunda. Defisiensi vitamin A, B6, B12, D, asam folat, zinc, selenium, kalsium, zat besi, magnesium, bisa meningkatkan risiko kelahiran prematur.

9. Stres

Menjaga kesehatan mental harus dilakukan untuk menurunkan risiko kelahiran prematur, Bunda. Stres adalah faktor risiko kelahiran preterm yang bisa dimodifikasi sebelum hamil.

10. Usia

Usia kehamilan di bahwa 18 tahun atau lebih dari 40 tahun dapat berisiko menyebabkan kelahiran prematur.

Selain 10 faktor risiko tersebut, kelahiran prematur juga bisa terjadi karena status sosial ekonomi rendah, ras, dan overdistensi uterus atau cairan ketuban berlebih.


(ank/rap)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda