Jakarta -
Hampir setiap pasangan tentu mengharapkan kehadiran momongan dalam rumah tangganya. Tak jarang sebagian di antara mereka menginginkan untuk mendapatÂ
bayi kembar. Namun sayangnya, mungkin tidak semua pasangan bisa dikaruniai bayi kembar.
Menurut dr.Khanisyah Erza Gumilar, Sp.OG, dari RSUD Dr Soetomo Surabaya, secara alami hamil kembar relatif lebih berpeluang terjadi pada pasien dan atau suami dengan riwayat keturunan kembar.
Selain itu, ada beberapa faktor yang memengaruhi peluang wanita hamil kembar yakni ras, keturunan, usia ibu, jumlah persalinan sebelumnya, nutrisi, dan pasien yang menjalani terapi reproduksi berbantu seperti inseminasi dan bayi tabung.
"Semakin tua usia seorang ibu, peluang hamil kembar lebih besar. Kenapa? Kan saat usia seseorang lebih tua, mau melahirkan lagi lebih sulit. Sehingga, bisa dilakukan program hamil dan dokter kandungan bisa memberi obat supaya sel telur yang keluar lebih dari satu. Akhirnya peluang hamil kembar lebih besar," tutur Erza, dilansir detikcom.
Di samping hal tersebut, berikut ini 11 fakta yang jarang Bunda ketahui soal hamil anak kembar, seperti HaiBunda rangkum dari Web MD.
1. Hamil bayi kembar secara alami lebih mungkin di usia 30-an dan 40-anKita semua mendengar bahwa semakin tua usia, semakin sulit untuk hamil. Namun kata kata Abdulla Al-Khan, MD, direktur dan kepala kedokteran ibu dan anak di Hackensack, Pusat Medis Universitas di New Jersey, bertambahnya usia sebenarnya dapat meningkatkan kemungkinan kehamilan kembar.
"Begitu Anda berumur 25 atau memasuki usia 30-an dan 40-an, siklus ovulasi tidak teratur lagi. Jika tidak teratur dan melakukanÂ
ovulasi, kamu bisa merovulasi dua folikel pada saat yang bersamaan, Voila! Kehamilan kembar terjadi," jelas Al-Khan.
2. Ibu hamil kembar butuh asam folat lebih banyakIbu hamil bayi kembar mungkin membutuhkan lebih banyak asam folat untuk membantu mencegah cacat lahir. Hal ini disampaikan Manju Monga, MD, Berel Held Professor dan direktur divisi kedokteran ibu-anak di University of Texas Health Sciences Center di Houston.
"Kami merekomendasikan satu miligram asam folat per hari untuk kehamilan kembar dan 0,4 miligram untuk kehamilan tunggal," kata Monga.
Asam folat diketahui bermanfaat untuk mengurangi risiko cacat lahir tabung saraf seperti risiko terjadinya spina bifida.
[Gambas:Instagram]
3. Harus sering kontrol kandunganKehamilan kembar membutuhkan pemantauan lebih dari kehamilan tunggal. Itu sebabnya, ibu hamil bayi kembar mesti lebih sering melakukan pemeriksaan ke dokter.
"Kami cenderung melakukan USG lebih sering untuk pertumbuhan pada kehamilan kembar, dibandingkan dengan satu pemindaian anatomi dan satu pemindaian pertumbuhan pada kehamilan tunggal," jelas Monga.
Tetapi bersamaan dengan hal tersebut, tentu ada risiko tambahan. Sebagai contoh, kemungkinan keguguran setelah amniosentesis lebih tinggi pada kehamilan kembar.
"Kita menyuntik ibu dua kali, jadi jika risiko keguguran adalah satu dari 1.000 pada kehamilan tunggal, itu akan meningkatkannya menjadi satu dari 500 untuk kehamilan kembar," kata Al-Khan.
4. Kehamilan kembar picu morning sickness parahDijelaskan Al-khan, salah satu hal penyebab mual di pagi hari atau morning sickness adalah tingginya tingkat human chorionic gonadotropin (hCG). Ibu dengan kehamilan kembar memiliki kadar hormon ini lebih tinggi daripada ibu dengan hamil tunggal.
"Sehingga, wanita yang mengandung anak kembar memiliki insiden mual dan muntah yang lebih tinggi pada trimester pertama," kata Al-Khan.
Berita baiknya, sebagian besar mual di pagi hari mereda dalam 12 hingga 14 minggu kehamilan, termasuk pada kehamilan kembar.
Namun, tak hanya mual dan muntah, kata Monga, ibu yang mengandung anak kembar mengeluh lebih banyak sakit punggung, kesulitan tidur, dan mulas daripada ibu yang mengandung satu anak. Ibu hamil bayi kembar juga memiliki tingkat anemia yang lebih tinggi. Serta risiko perdarahan postpartum yang lebih tinggi setelah melahirkan.
5. Lebih sering terjadi bercakKata Al-Khan, ibu dengan kehamilan kembar, baik kembar dua, kembar tiga, kembar empat, lebih berisiko mengalami keguguran di trimester pertama. Selain itu, pada trimester pertama juga akan melihat banyak bercak.
Namun, meski hanya telihat sedikit bercak, bukan artinya bisa bernapas lega. Kecuali jika bercak tersebut tidak diwarnai dengan gejala seperti kram dan lainnya.
"Sedikit bercak dengan tidak adanya kram mungkin masih aman. Tetapi ketika Anda kram, ada gumpalan, dan secara aktif berdarah, itu adalah tanda bahwa ada sesuatu yang terjadi dan Anda harus mencari nasihat medis," tegasnya.
6. Ibu hamil kembar tidak merasakan bayi menendang di trimester awal"Umumnya ketika Anda hamil bayi kembar, gerakan janin menjadi lebih terlihat pada minggu ke 18 hingga 20 kehamilan, dan hal yang sama berlaku pada kehamilan tunggal," kata Al-Khan.
Ketika seorang wanita mulai merasakan
gerakan janin sebenarnya tergantung pada apakah dia telah hamil sebelumnya. "Jika ibu pernah hamil sebelumnya, ibu tahu apa itu gerakan janin, tetapi jika hamil untuk pertama kalinya, Anda benar-benar tidak bisa membedakan gerakan dari aktivitas pencernaan," tutur Al-Khan.
7. Kenaikan berat badan ibu hamil anak kembar"Dengan kembar, ibu bertambah berat karena ada dua bayi, dua plasenta, dan lebih banyak cairan ketuban, ibu juga membutuhkan lebih banyak kalori untuk kehamilan kembar," kata Al-Khan.
Meski demikian, tidak ada aturan yang tepat soal kenaikan berat badan selama kehamilan kembar. Namun kata Monga, rata-rata kenaikan berat badan adalah 11 kilogram untuk kehamilan tunggal dan 13 sampai 15 kilogram untuk kehamilan kembar.
"Kami tidak ingin ibu hamil bayi kembar mendapatkan lebih dari 18 kilogram atau kurang dari 6 kilogram," tuturnya.
Berikut ini pedoman sementara Institute of Medicine terkait penambahan berat badan pada wanita hamil anak kembar:
Wanita dengan berat badan normal, berat badannya harus bertambah 16 - 24 kilogram.
Wanita yang kelebihan berat badan, berat badannya harus bertambah 14 - 22 kilogram.
Wanita gemuk, berat badannya harus bertambah 11 - 19 kilogram.
8. Ibu hamil kembar lebih berisiko terkena diabetes gestasional"Risiko diabetes gestasional lebih tinggi pada kehamilan kembar," kata Monga.
Diabetes gestational adalah diabetas yang muncul saat hamil, yang menyebabkan kenaikan gula darah dan dapat memengaruhi kehamilan serta kesehatan bayi yang dikandung. Pada gestational diabetes biasanya gula darah akan kembali normal segera setelah ibu melahirkan. Tapi umumnya, dia akan berisiko mengalami diabetes tipe 2 nantinya.
 Foto: iStock |
9. Ibu hamil kembar lebih berisiko terkena preeklampsiaKata Monga, apa yang menyebabkan preeklampsia kadang memang tidak diketahui, tetapi yang orang tahu adalah preeklampsia lebih sering terjadi pada kehamilan kembar. Preeklampsia sendiri ditandai oleh tekanan darah tinggi, protein dalam urine, dan terkadang pembengkakan di kaki, tungkai, dan tangan. Ini adalah awal dari eklampsia yang lebih serius dan berpotensi fatal.
10. Kehamilan kembar membuat persalinan bisa datang lebih awalSebagian besar ibu yang mengandung anak kembar akan melahirkan pada usia 36 hingga 37 minggu, bahkan lebih awal. Sedangkan kehamilan tunggal biasanya di usia 40 minggu.
"Umumnya, jika si kembar lahir setelah 34 minggu, seharusnya tidak ada masalah besar, tetapi bayi prematur tetaplah bayi prematur," kata Al-Khan.
Bayi kembar memang berisiko lebih tinggi mengalami persalinan prematur. Tentunya melahirkan bayi prematur memiliki tingkat masalah pernapasan lebih tinggi. Sebagai akibat dari dilahirkan terlalu dini, bayi kembar mungkin lahir dengan berat badan rendah, dan bayi seperti itu cenderung memiliki lebih banyak masalah kesehatan daripada bayi yang lahir dengan berat lebih dari 2,4 kilogram.
11. Ibu hamil anak kembar umunya melakukan persalinan secara caesarMenurut Al-Khan, ibu dengan kehamilan kembar kemungkinan melakukan operasi caesar lebih tinggi. Selain itu, bayi kembar juga mengalami insiden lebih tinggi terkait posisi sungsang daripada bayi tunggal. Tentunya, saat posisi bayi sungsang, persalinan caesar akan diperlukan.
Simak pula manfaat ibu hamil rajin ngepel lantai ini, Bunda.
[Gambas:Video 20detik]
(yun/muf)