Jakarta -
Punya
anak kembar tentunya adalah anugerah tersendiri ya, Bunda. Sebab tidak semua pasangan bisa dikaruniai anak kembar dengan proses natural.
Itu sebabnya, kadang beberapa cara dilakukan oleh pasangan untuk bisa mendapatkan sepasang bayi kembar. Salah satunya dengan melakukan tindakan superovulasi.
Melansir dari
Very Well Family, superovulasi adalah istilah yang digunakan untuk obat yang diinduksikan untuk memproduksi banyak telur dalam teknologi reproduksi berbantu, seperti in vitro fertilization (IVF) atau bayi tabung.
"Biasanya, seorang wanita berovulasi hanya satu telur per siklus. Dengan menggunakan obat kesuburan, dia mungkin dapat menghasilkan beberapa telur, yang kemudian dapat diambil dari ovarium sebelum ovulasi," demikian penjelasan ulasan tersebut.
Perlu Bunda tahu, superovulasi tidak boleh disamakan dengan induksi ovulasi. Induksi ovulasi bertujuan agar ovarium matang hanya satu atau dua telur. Dengan superovulasi, lebih dari dua telur diinginkan. Clomid adalah obat induksi ovulasi yang umum digunakan.
Foto: ilustrasi/thinkstock |
Risiko melakukan superovulasi di antaranya sindrom hiperstimulasi ovarium, torsi ovarium, serta kehamilan kembar (kembar dua, kembar tiga, berkali-kali
melahirkan kembar, dan lain-lain). Ada juga risiko potensial dan efek samping terkait dengan jenis pengobatan yang digunakan (IVF atau IUI), serta risiko terhadap obat kesuburan yang dipilih.
Superovulasi juga terkadang digunakan selama perawatan inseminasi intrauterin (IUI). Namun, karena risiko terjadi kehamilan kembar, perawatan IUI biasanya melibatkan induksi ovulasi.
Saat melakukan superovulasi, jumlah telur yang kita inginkan untuk matang secara ideal akan tergantung pada diagnosis dan rencana perawatan. Jumlah telur 'ideal' yang diambil juga akan bergantung pada pendapat dan pengalaman profesional dokter yang menangani kita. Jadi, jangan takut untuk bertanya, Bunda.
Selain itu, selama pemantauan ultrasound dari siklus IVF, dokter akan mengukur dan menghitung berapa banyak folikel yang tumbuh di ovarium. Di dalam folikel ada oosit, atau telur. Tetapi tidak setiap folikel akan menghasilkan telur. Tidak setiap telur akan menjadi embrio. Dan tidak semua embrio akan cukup sehat untuk ditransfer.
Misalnya, kita mungkin memiliki 10 folikel tetapi hanya mendapatkan 7 atau 8 telur. Dari 7 atau 8 telur itu, hanya empat atau enam yang dapat dibuahi, dan hanya dua atau tiga yang cukup sehat untuk ditransfer. Inilah sebabnya mengapa kita ingin menghasilkan banyak telur dengan melakukan superovulasi, demi meningkatkan peluang keberhasilan kehamilan.
Menyambung hal tersebut, dikutip dari Vancouver Sun, dokter kesuburan Kanada menyerukan kontrol yang lebih ketat pada mereka yang menggunaan obat kesuburan superovulasi, yang dalam beberapa kasus digunakan hanya untuk membuat wanita lebih cepat hamil.
Salah satu obatnya dikenal dengan gonadotropin yang fungsinya merangsang indung telur wanita untuk menghasilkan banyak sel telur untuk pembuahan. Tetapi mereka juga membawa risiko tinggi kelahiran kembar.
Seorang wanita biasanya menghasilkan satu telur per bulan. Dengan gonadotropin, wanita dapat menghasilkan tiga telur, empat, atau lebih. Risiko memiliki kelahiran kembar atau lebih bisa meningkat 20 persen. Dan risiko ini lebih tinggi pada wanita yang lebih muda, yang memiliki 'cadangan ovarium' lebih besar, karena artinya lebih banyak folikel telur daripada wanita yang lebih tua.
"Jika Anda melakukannya pada seseorang yang berusia di bawah 35, atau di bawah 30, dan kesuburannya lebih tinggi, maka Anda meminta masalah. Orang itu atau pasangan itu mungkin tidak membutuhkannya," kata dr.Anthony Cheung, direktur medis dari Grace Fertility Center.
"Tetapi beberapa orang mungkin berpikir, 'mungkin kita harus mempercepatnya
kehamilan.' Dalam pikiran saya, orang-orang itu seharusnya tidak melakukannya, karena jika seseorang relatif subur, jika Anda menggunakan suntikan ini secara tidak kritis, Anda akan mendapatkan hasil yang tidak terduga," sambungnya.
Tonton pula cara pijat bayi agar lancar BAB,
[Gambas:Video 20detik]
(yun/muf)