Jakarta -
Wanita hamil dengan asma perlu menjalani perawatan khusus untuk menjaga asma mereka tetap terkendali. Peneliti Kanada telah menemukan bahwa serangan asma selama kehamilan berhubungan dengan sejumlah masalah kesehatan serius bagi ibu dan anak.
Studi observasional, dalam
The European Respiratory Journal, menggunakan data 103.424 kehamilan pada wanita dengan asma. Serangan asma (sesak napas, mengi, batuk atau sesak dada) yang membutuhkan perhatian medis terjadi pada 4.455 kehamilan.
Setelah disesuaikan dengan faktor-faktor lain, dibandingkan dengan wanita yang tidak memiliki eksaserbasi. Mereka yang memang memiliki 30 persen peningkatan risiko relatif untuk preeklampsia.
Kita tahu preeklampsia adalah tekanan darah tinggi yang berbahaya pada kehamilan. Para ibu hamil dengan asma ini juga memiliki 14 persen peningkatan risiko untuk memiliki bayi berat lahir rendah. Selain itu ada peningkatan risiko 14 persen untuk kelahiran prematur, dan 21 persen peningkatan risiko untuk memiliki bayi dengan kelainan bawaan.
Serangan asma pada ibu juga terkait dengan konsekuensi pada keturunannya. Para peneliti menemukan bahwa dibandingkan dengan anak-anak dari ibu yang tidak memiliki serangan asma, anak-anak dari ibu yang punya serangan asma, 22 persen mengalami peningkatan risiko untuk asma. Lalu, 12 persen peningkatan risiko untuk pneumonia sampai usia 5 tahun.
"Berdasarkan penelitian ini, saya tidak bisa mengatakan apakah wanita harus minum obat atau tidak," kata penulis utama, Kawsari Abdullah, seorang peneliti postdoctoral di Children's Hospital of Eastern Ontario.
"Yang penting adalah mereka perlu mengendalikan gejalanya dan mengikuti pedoman yang diberikan dokter," ujarnya dilansir
The New York Times.
Simak juga video tentang alasan ibu hamil enggak boleh sembarangan pakai krim kosmetik:
(aci/som)