Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

9 Gangguan Psikologis yang Dialami Bunda Selama Kehamilan

Annisa Afani   |   HaiBunda

Kamis, 25 Jun 2020 06:00 WIB

pregnant young woman
9 Gangguan Psikologi yang Dialami Selama Kehamilan/Foto: iStock
Jakarta -

Kehamilan pada umumnya dianggap sebagai momen yang membahagiakan, terutama bagi sang ibu. Namun untuk sebagian wanita, kehamilan membuat mereka lebih rentan terhadap masalah mental atau gangguan psikologis.

Memiliki masalah psikologis selama kehamilan merupakan hal yang sangat umum, Bunda. Gangguan kehamilan ini biasanya muncul dengan beberapa gejala, seperti cemas atau pada sebagian ibu mungkin mengalami depresi.

Dikutip dari nhs.uk, jika sebelumnya ibu hamil pernah menderita gangguan psikologis yang parah, kemungkinan besar gangguan tersebut akan dialami selama masa kehamilan atau setahun setelah melahirkan.

Apa penyebabnya?

Gangguan psikologis muncul karena adanya stres, perasaan cemas dan bingung yang dirasakan oleh ibu hamil dan yang akan melahirkan.

Karena itu, sangat perlu bagi ibu hamil untuk menjaga kesehatan mentalnya selama hamil hingga setelah melahirkan. Sebab jika dibiarkan, bisa mengganggu kesehatan fisik, mental, dan kedekatan antara ibu dan bayi yang akan dilahirkan.

Nah, apa saja gangguan psikologis selama kehamilan yang dirasakan Bunda saat sedang hamil? Berikut penjelasannya, dikutip dari sejumlah sumber:

1. Mood swing

Apakah itu murung atau mudah marah, kehamilan bisa membuat emosi bak roller coaster, Bunda.

"Kehamilan adalah titik transisi dalam kehidupan wanita dan selama masa transisi, emosi bisa naik turun," kata Dr. Mary Kimmel, direktur medis Unit Rawat Inap Psikiatri Perinatal dan asisten profesor psikiatri di University of North Carolina School of Medicine di Chapel Hill, dilansir dari Live Science.

Tidak diketahui dengan jelas mengapa suasana hati tersebut naik turun. Sejumlah perubahan yang terjadi pada tubuh, semua terkait dengan emosinya. Dan salah satu alasan utama, mungkin karena membanjirnya hormon.

2. Takut dan cemas

Ketakutan adalah emosi umum selama kehamilan. Misalnya, pada trimester pertama, mungkin takut mengalami keguguran atau melakukan sesuatu yang akan mempengaruhi kesehatan bayinya; di trimester kedua, mungkin mulai mempertanyakan apakah dia akan menjadi ibu yang baik dan takut dengan tanggung jawab besar merawat bayi yang baru lahir.

Pada akhir kehamilan, mungkin takut kesakitan selama persalinan atau khawatir ada sesuatu yang salah selama persalinan.

"Ada banyak hal yang tidak dapat dikontrol wanita selama kehamilan," kata Kimmel.

Hal itu dapat memicu pemikiran menakutkan. Memiliki rasa takut merupakan hal normal, Bunda saat kehamilan.

Ibu hamil sakitIlustrasi ibu hamil/ Foto: Ari Saputra/detikcom

Seringkali rasa takut dan cemas bisa berjalan beriringan. Menurut Kimmel, ketakutan akan ketidakpastian yang sering terjadi saat kehamilan bisa menyebabkan pikiran cemas.

Cemas adalah hal yang normal. Dia menjelaskan bahwa pada tingkat biologis, sistem kecemasan dan ketakutan di otak meningkat selama kehamilan. Jika seorang wanita pernah mengalami kecemasan di masa lalu, dia lebih berisiko mengalaminya selama kehamilannya karena meningkatnya stres yang mungkin dialami.

3. Depresi

Depresi adalah gangguan paling umum yang berhubungan dengan kehamilan. Gejalanya seperti adanya perubahan jam tidur, nafsu makan berkurang, panik, hingga obsesif-kompulsif.

Dikutip dari jurnal Psychiatric Disorders in Pregnancy yang ditulis oleh Diana Carter, disebutkan bahwa terdapat beberapa faktor risiko serta korelasi kehamilan dengan gangguan psikologis yang terjadi selama kehamilan.

Faktor-faktor risiko yang paling jelas diidentifikasi tersebut, termasuk riwayat depresi sebelumnya, kurangnya dukungan sosial, stres terkait pengalaman negatif, dan dengan adanya yang tidak menyenangi sang ibu tengah hamil.

4. Panik

Gangguan panik selama kehamilan terjadi bervariasi dan tidak jelas. Selain itu, sekelompok wanita mungkin mengalami gangguan panik saat pertama kali hamil.

Wanita mengalami serangan panik harus diskrining untuk mendeteksi seberapa kekacauan tiroidnya yang terjadi. Kemungkinan efek kecemasan dan panik pada kehamilan adalah ketidaktahuan menangani kehamilan itu sendiri.

5. Obsesif dan kompulsif

Obsessive-compulsive disorder (OCD) ditandai dengan pikiran yang terjadi secara berulang dan tidak dapat dikendalikan (obsesi). Menanggapi pemikiran ini dilaporkan bahwa wanita memiliki tingkat risiko yang tinggi untuk mengalaminya selama kehamilan dan postpartum.

Dalam satu penelitian terhadap wanita menunjukkan sebesar 39 persen dari peserta mengalami OCD saat mulai masa kehamilan.
Perawatan untuk pasien OCD pada kehamilan sama dengan orang dewasa lainnya yang tidak hamil, yakni dengan terapi perilaku kognitif dan farmakoterapi.

Bagi ibu hamil yang mengalami OCD parah, maka dia tidak hanya membutuhkan terapi, namun diharuskan menjalani perawatan lainnya.

6. Gangguan selera makan

Prevalensi atau populasi yang mengalami gangguan makan bagi ibu hamil di Indonesia, terdapat sekitar 4,9 persen. Sementara itu, penelitian menyatakan bahwa tingkat keparahan gejala akan menurun selama kehamilan tersebut.

7. Psikosis

Ibu hamil dan pasca persalinan diketahui memang banyak mengalami masalah ini. Gangguan ini ditandai dengan terjadinya halusinasi, paranoid, delusi, sulit konsentrasi, hingga mengalami kesulitan tidur.

8. Bipolar

Ini merupakan gangguan yang terjadi pada satu periode khusus, dalam arti kambuhan. Meski sebagian besar terjadi saat ibu hamil telah melahirkan, namun juga bisa terjadi selama masa kehamilan.

Pada wanita yang memiliki riwayat bipolar sebelum kehamilan, perlu untuk dinilai seberapa tingkat keparahannya. Karena, pengawasan tersebut sangat penting bagi kondisi kejiwaan dan perilaku ibu hamil.

9. Skizofrenia

Ini adalah gangguan yang dapat naik-turun selama masa kehamilan. Sehingga sangat dibutuhkan pengawasan serta penanganan yang tepat dari dokter.

Tidak hanya itu, gangguan ini juga dapat berdampak pada kesehatan ibu maupun janin. Jika tidak mendapat perawatan yang tepat, maka bisa memicu kelahiran prematur, berat badan kurang, hingga kematian ibu dan bayi.

Bunda, simak juga cara cegah hamil bagi ibu menyusui dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]



(AFN/jue)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda