Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Seberapa Akurat USG Bisa Mendeteksi Cacat Janin di Kandungan?

Salam Rahmad   |   HaiBunda

Minggu, 19 Jul 2020 09:14 WIB

Doctor showing baby ultrasound image to pregnant woman. showing ultrasound usg pregnancy gynecologist patient pregnant concept
Seberapa Akurat USG Bisa Mendeteksi Cacat Janin di Kandungan?/ Foto: iStock
Jakarta -

Memasuki kehamilan trimester dua, ibu hamil biasanya penasaran dengan kelamin bayi di kandungnya. Bunda sudah bisa melihatnya pada saat janin berusia 20 minggu nih melalui tes Ultrasonography (USG).

Selain untuk melihat prediksi kelamin bayi, sebenarnya USG bisa digunakan untuk mendeteksi cacat sejak dari kandungan enggak sih? Pada beberapa kasus, cacat janin memang bisa dilihat dari proses USG namun angkanya tidak besar, Bunda.

"Cacat bawaan, baik besar maupun kecil terjadi pada sekitar 3 persen dari semua kelahiran. Dari jumlah tersebut kira-kira 3 dari 4 akan terdeteksi oleh USG. Tapi keakuratan tes ini berkaitan erat dengan tahap dan jenis kelamin janin," kata Krissi Danielsson, dokter keluarga bersertifikat, dilansir Very Well Family.

Lebih lanjut Danielsson menjelaskan bahwa peluang keakuratan pemeriksaan USG lebih tinggi di trimester 2 dan 3. Dalam hasil studi yang dilakukan University of Oxford dan Universite Paris Descartes pada 2016 lalu, diketahui bahwa USG dini mampu mendeteksi anomali janin pada sekitar 30 persen kehamilan berisiko rendah dan 60 persen kehamilan berisiko tinggi. Lewat USG, beberapa cacat janin juga lebih dikenali dibanding kasus lainnya.

Penelitian yang dilakukan Fakultas Kedokteran Universitas Washington di St. Louis melaporkan bahwa tingkat deteksi positif untuk cacat tungkai yang bisa dilihat dari USG sebagai berikut, Bunda:

1. Kekakuan dan kelainan bentuk sendi (Arthrogryposisi): 81,3 persen
2. Cacat panjang tungkai: 76 persen
3. Kelainan bentuk tangan: 76 persen
4. Jari ekstra (Polydactyly): 19,1 persen.

Pregnant woman looking at her baby sonography. Happy expectant lady enjoying first photo of her unborn child, anticipating her future life, copy spaceIlustrasi USG/ Foto: iStock

Namun, keakuratan tes melalui USG ini tidak akan terlalu efektif jika ibu hamil mengalami obesitas, atau hamil kembar. Kejernihan dari hasil USG sangat mungkin akan berkurang.

Dikutip dari WebMD, pada ibu hamil yang janinnya terdeteksi mengalami gangguan biasanya akan disarankan menjalani tes Maternal Serum Alpha-Fetoprotein (MSAFP), yaitu pendeteksian apakah bayi mengidap down syndrome atau tidak dengan tingkat keakuratan 75-90 persen.

Sedangkan untuk mengetahui lebih pasti janin yang didiagnosis down syndrome atau kelainan kromosom lainnya dirujuk untuk menjalani tes pemeriksaan Non-Invasive Prenatal Testing (NIPT) dengan tingkat akurat hingga 99 persen.

"Kecanggihan USG saat ini sudah sampai 3D yang memberikan gambar lebih jelas janin Anda. Tapi, USG 3D belum banyak dipasarkan di seluruh dunia mengingat efek pemanfaatan akurat atau tidaknya belum jelas," ungkap Traci C. Johnson, MD, mantan kepala kebidanan dan ginekologi di Eastside Medical Center.

Melihat manfaat USG yang begitu besar, sangat sayang jika tidak dimanfaatkan secara optimal ya, Bunda. Namun faktanya, masih ada sebagian ibu hamil yang ketakutan melakukan USG.

Mereka khawatir USG tidak akurat. Bahkan bisa menimbulkan masalah kesehatan bagi janinnya. Bahkan studi di Prancis pada 2014 lalu mengatakan sekitar 8,8 persen cacat bawaan bayi yang dideteksi dengan USG meleset prediksinya. Hal ini justru berdampak buruk pada ibu hamil yaitu muncul kecemasan berlebih dan depresi. Alhasil, bayi yang dikandung akan terkena imbasnya.

Bunda, USG hanya memprediksikan berbagai kemungkinan yang akan terjadi pada bayi. Tapi, bukan berarti alat ini 100 persen akurat. Meskipun hasil USG Bunda tidak menunjukkan kelainan pada calon buah hati, bukan berarti ia terhindar dari penyakit setelah dilahirkan ya, Bunda.

Bunda harus menjaga pola makan dan menjalani pola hidup sehat, sebagai kunci utama untuk memperkecil risiko cacat janin. Misalnya, perbanyak konsumsi buah dan sayuran yang mengandung asam folat dan melakukan yoga atau meditasi. Selain itu, mendekatkan diri dengan Sang Pencipta juga penting dilakukan untuk mengurangi rasa cemas yang menghantui Bunda akan janin yang dikandung.

Semoga membantu, Bunda.

Simak juga cerita Winda 'Idol' ketika hamil anak ketiga, dalam video Intimate Interview berikut ini:

[Gambas:Video Haibunda]

(rap/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda