
kehamilan
Bunda Perlu Tahu, 4 Fase dalam Proses Menstruasi
HaiBunda
Selasa, 23 Feb 2021 07:04 WIB

Sangat penting mengetahui masa subur ketika merencanakan kehamilan, Bunda. Sebab ini dapat membantu memprediksi kapan saat yang tepat untuk berhubungan intim dengan pasangan.
Kehamilan dapat terjadi manakala terdapat pertemuan antara sperma dengan sel telur. Dalam perencanaannya, penting untuk mengetahui masa subur jika ingin segera memiliki keturunan.
Karena, meskipun rutin melakukan hubungan intim tetapi tidak di masa subur maka peluang terjadinya hamil pun sangat minim.
Ya, kesuburan merupakan kunci dari kehamilan. Tetapi tidak semua wanita tahu cara mendeteksi masa subur mereka sendiri. Menurut dr. Suskhan Djusad Sp.OG (K), Kepala Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, masa subur dipengaruhi oleh siklus menstruasi.
Dengan mengetahui siklus menstruasi, maka ini membantu untuk mendeteksi masa subur. Kebanyakan wanita memiliki siklus menstruasi selama 28 hari, yang merupakan siklus teratur menstruasi.
Siklus menstruasi adalah rangkaian perubahan hormon yang kerap dialami tubuh wanita setiap bulannya. Disamping itu, perubahan ini bisa menjadi persiapan untuk kemungkinan terjadinya kehamilan.
Nah, bagaimana proses dari siklus menstruasi itu sendiri? Simak ulasan selengkapnya ya Bunda!
Siklus menstruasi
Menstruasi merupakan proses alamiah yang pasti terjadi pada setiap wanita. Mengutip Very Well Family, kondisi ini terjadi ketika hormon di dalam tubuh terus berfluktuatif selama siklus menstruasi.
Di antara hormon-hormon tersebut terdapat estrogen dan progesteron, yang terbentuk di dalam ovarium. Adapun siklus menstruasi wanita dibagi menjadi empat fase, mengutip Healthline diantaranya meliputi:
1. Fase menstruasi
Fase menstruasi adalah fase pertama dari siklus menstruasi. Fase ini dimulai ketika telur dari siklus sebelumnya tidak dibuahi. Karena kehamilan belum terjadi, kadar hormon estrogen dan progesteron turun.
![]() |
Lapisan rahim yang menebal, yang akan mendukung kehamilan, tidak lagi dibutuhkan, sehingga keluar melalui vagina. Selama menstruasi, terdapat tanda seperti bercak darah ataupun lendir pada rahim.
Selain itu gejala lain seperti:
- Kram
- Payudara sakit
- Kembung
- Perubahan suasana hati
- Mudah marah
- Sakit kepala
- Kelelahan
- Nyeri punggung bawah
Secara umum, periode wanita yang berada dalam fase menstruasi memiliki durasi selama 3 sampai 7 hari. Sementara beberapa memiliki periode lebih lama dari yang lain.
2. Fase folikuler
Fase folikuler dimulai pada hari pertama menstruasi dan berakhir saat Bunda berovulasi. Ini dimulai ketika hipotalamus mengirim sinyal ke kelenjar pituitari untuk melepaskan hormon perangsang folikel.
Hormon ini merangsang ovarium untuk menghasilkan sekitar 5 hingga 20 kantung kecil yang disebut folikel. Setiap folikel berisi telur yang belum matang dan hanya telur yang paling sehat yang akhirnya akan matang.
Folikel yang matang memicu lonjakan estrogen yang menebalkan lapisan rahim. Kondisi ini menciptakan lingkungan yang kaya nutrisi untuk pertumbuhan embrio.Rata-rata fase folikuler berlangsung sekitar 16 hari dan juga dapat berkisar dari 11 hingga 27 hari, tergantung pada siklusnya, Bunda.
3. Fase ovulasi
Kadar estrogen yang meningkat selama fase folikuler memicu kelenjar pituitari untuk melepaskan hormon luteinizing (LH). Inilah yang memulai proses ovulasi.
Ovulasi adalah saat ovarium melepaskan sel telur yang matang. Sel telur mengalir ke tuba falopi menuju rahim untuk dibuahi oleh sperma.
Fase ovulasi adalah satu-satunya waktu selama siklus menstruasi yang dapat membuat Bunda hamil. Adapun gejala bahwa seseorang sedang berovulasi seperti:
- Peningkatan suhu tubuh basal
- Keputihan lebih kental yang memiliki tekstur putih telur
Ovulasi terjadi sekitar hari ke-14 jika Bunda memiliki siklus 28 hari, yakni tepat di tengah siklus menstruasi Bunda. Hal tersebut berlangsung sekitar 24 jam. Setelah sehari, sel telur akan mati atau larut jika tidak dibuahi.
4 Fase luteal
Setelah folikel melepaskan telurnya, dia berubah menjadi korpus luteum. Struktur ini melepaskan hormon, terutama progesteron dan beberapa estrogen. Peningkatan hormon membuat lapisan rahim menebal dan siap untuk dibuahi.
Jika Bunda hamil, tubuh akan memproduksi human chorionic gonadotropin (hCG). Ini merupakan hormon yang dideteksi oleh alat tes kehamilan. Hormon hCG membantu menjaga korpus luteum dan membuat lapisan rahim menjadi tebal.
Jika Bunda tidak hamil, korpus luteum akan menyusut dan diserap kembali. Hal ini akan menyebabkan penurunan kadar estrogen dan progesteron. Selama fase ini, jika Bunda tidak hamil, memungkinkan Bunda mengalami gejala sindrom pramenstruasi (PMS) yang gejalanya meliputi:
- Kembung
- Payudara bengkak atau nyeri
- Perubahan suasana hati
- Sakit kepala
- Penambahan berat badan
- Perubahan hasrat seksual
- Mengidam
- Kesulitan tidur
Baca Juga : 5 Rekomendasi Aplikasi Menghitung Masa Subur |
Umumnya fase luteal berlangsung selama 11 hingga 17 hari. Selain itu, fase yang terlalu pendek akan membuat dinding rahim tidak berkembang secara sempurna. Sedangkan fase yang terlalu panjang berakibat ketidakseimbangan hormon seperti terjadinya polycystic ovary syndrome atau PCOS, Bunda.
(haf/som)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
Cara Menghitung Siklus Menstruasi untuk Menentukan Masa Subur Wanita

Kehamilan
Ketahui Masa Ovulasi dari Perubahan Tubuh, Saat Tepat untuk Upayakan Kehamilan

Kehamilan
Cara Mempercepat Haid, Coba 6 Makanan Ini Bun

Kehamilan
5 Rekomendasi Aplikasi Menghitung Masa Subur

Kehamilan
Pentingnya Mencatat Siklus Menstruasi untuk Tahu Peluang Cepat Hamil


9 Foto
Kehamilan
9 Potret Gaya Busana Keluarga Kerajaan Inggris Usai Melahirkan
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda