
kehamilan
Kenapa ya Hitungan HPL Sering Meleset? Ini Penjelasannya, Bun
HaiBunda
Minggu, 20 Feb 2022 19:15 WIB

Jakarta -Saat menjalani kehamilan, Bunda tentu ingin mengetahui hari perkiraan lahir (HPL). Dengan mengetahui HPL, Bunda akan bisa mempersiapkan banyak hal agar proses persalinan berjalan dengan lancar.
Namun, meski sudah sering menghitung perkiraan HPL, tetap saja banyak Bunda yang mengalami persalinan pada tanggal yang meleset pada perkiraan semula. Faktanya, sebanyak 26 persen ibu hamil mengalami perubahan perkiraan hari kelahiran bayinya lho Bunda.
Pastinya Bunda bertanya-tanya, mengapa hal itu bisa terjadi? Apa yang menyebabkan hari perkiraan lahir berubah? Untuk membantu menjawab pertanyaan Bunda, yuk simak penjelasan berikut ini, ya Bunda.
Bagaimana cara mengitung hari perkiraan lahir?
Berikut ini adalah cara menghitung hari perkiraan lahir Si Kecil. Simak berikut ini, ya Bunda.
1. Hari pertama haid terakhir
Melansir dari What to Expect, sebagian besar kehamilan berlangsung sekitar 40 minggu atau 38 minggu sejak terjadinya pembuahan, biasanya cara terbaik untuk memperkirakan tanggal lahir Si Kecil adalah dengan menghitung 40 minggu, atau 280 hari, dari hari pertama periode menstruasi terakhir Bunda.
Selain itu, Bunda juga bisa mengurangi tiga bulan dari hari pertama haid terakhir dan menambahkan tujuh hari.
2. Tanggal pembuahan
Jika Bunda telah melacak gejala ovulasi atau telah menggunakan strip tes ovulasi, mungkin Bunda dapat menggunakan tanggal konsepsi untuk menghitung tanggal jatuh tempo kehamilan Bunda. Cukup tambahkan 266 hari untuk mendapatkan perkiraan hari lahir Bunda.
3. Pemindai ultrasound
“Ultrasound pada trimester pertama adalah yang paling akurat untuk menentukan tanggal jatuh tempo,” kata Christine Greves, MD, seorang ob-gyn di Winnie Palmer Hospital for Women & Babies di Orlando, Florida, dikutip dari The Bump.
Mengapa hari perkiraan lahir bisa berubah?
Bisakah hari perkiraan lahir Bunda berubah? Ya, tentu bisa, tanggal jatuh tempo Bunda bisa berubah. Hal ini mungkin terjadi, dokter Bunda mungkin mengubah hari perkiraan lahir karena beberapa alasan seiring dengan kemajuan kehamilan Bunda.
Faktor bisa penyebab hari perkiraan lahir bisa berubah adalah menstruasi yang tidak teratur. Mungkin Bunda mengalami menstruasi yang tidak teratur dan tanggal USG awal Bunda tidak aktif.
Atau mungkin bisa juga karena tinggi fundus Bunda tidak normal, atau kadar alpha-fetoprotein (AFP), protein yang dibuat oleh bayi, berada di luar kisaran yang biasanya.
Jika Bunda memiliki pertanyaan atau masalah mengenai hal tersebut, cobalah untuk konsultasi dengan dokter, ya Bunda.
Penyebab hari perkiraan lahir berubah
Melansir dari Verywell Family, dokter Bunda akan melihat beberapa faktor saat kehamilan Bunda berlanjut, untuk memastikan hari perkiraan lahir Si Kecil tetap akurat. Beberapa faktor yang mereka gunakan untuk menentukan keakuratan tanggal lahir meliputi berikut ini:
1. Nada jantung janin, kapan dokter mendengar detak jantung Si Kecil.
2. Tinggi fundus, fundus (bagian atas rahim) mungkin diukur berbeda dari yang diharapkan berdasarkan tanggal perkiraan lahir Bunda.
3. Quickening, kapan pertama kali Bunda merasakan Si Kecil mulai bergerak.
Faktor-faktor lainnya, seperti hamil kembar, anomali rahim, dan berat badan Bunda juga dapat memengaruhi perhitungan hari perkiraan lahir, lho Bunda.
Simak juga risiko bayi yang lahir terlambat, di halaman selanjutnya, ya Bunda.
Simak juga video tentang 30 barang yang wajib dibawa ke RS untuk persalinan:
RISIKO BAYI TERLAMBAT LAHIR
Ilustrasi kehamilan/Foto: Getty Images/DjelicS
Risiko bayi terlambat lahir
Ketika persalinan berlangsung lebih dari 41 dan 42 minggu pasca persalinan, terjadi peningkatan risiko terkait masalah kesehatan tertentu pada bayi.
Dirangkum dari laman Healthline, berikut ini adalah beberapa risiko yang paling umum terjadi pada bayi yang lahir terlambat. Yuk, simak berikut ini, ya Bunda:
1. Makrosomia janin, atau secara signifikan bayi lahir lebih besar dari rata-ratanya, yang dapat meningkatkan risiko persalinan sesar atau distosia bahu (bahu tersangkut di belakang tulang panggul ibu selama persalinan).
2. Sindrom postmaturity, ditandai dengan berat badan bayi yang tidak bertambah melewati tanggal jatuh tempo, serta kulit kering, kuku jari tangan, dan kaki panjang saat lahir.
3. Cairan ketuban rendah, yang dapat memengaruhi detak jantung bayi dan menyebabkan tali pusat tertekan selama kontraksi, mengakibatkan kekurangan oksigen yang mengalir ke janin.
4. Mekonium di paru-paru bayi, yang dapat menyebabkan masalah pernapasan yang serius.
5. Stillbirth, yaitu bayi meninggal sebelum dilahirkan.
Nah, inilah beberapa risiko kesehatan yang mungkin terjadi saat bayi lahir terlambat, semoga bermanfaat, ya Bunda.
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
Cara Menghitung HPL yang Mudah dan Akurat

Kehamilan
4 Penyebab HPL Berbeda Setiap USG, Simak Cara Hitung Persalinan yang Tepat

Kehamilan
6 Tips Mencegah Persalinan sebelum HPL, Termasuk Jaga Berat Badan

Kehamilan
Usia Kehamilan Sudah 9 Bulan kok Belum Kontraksi, Apa Solusinya?

Kehamilan
Kisah Menegangkan Ibu Melahirkan di Pesawat, Air Ketuban Tiba-tiba Pecah


5 Foto
Kehamilan
2 Kali Keguguran, Intip 5 Potret Kebahagiaan Ashilla Zee Eks Blink Melahirkan Anak Pertama
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda