Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

3 Cara Hitung Usia Kehamilan & HPL yang Akurat untuk Persiapan Melahirkan

Ratih Wulan Pinandu   |   HaiBunda

Minggu, 30 Jan 2022 14:26 WIB

Siklus Haid
Ilustrasi cara hitung usia kehamilan. Foto: iStock

Bunda positif hamil? Jangan lupa untuk segera cek ke dokter untuk menghitung usia kehamilan, serta mengetahui Hari Perkiraan Lahir (HPL) ya.

Usia kehamilan dan HPL bisa diketahui dengan cara menghitungnya, Bunda. Keduanya perlu dipastikan secara akurat agar Bunda bisa mengetahui perkembangan janin di tiap trimester kehamilan.

Menghitung usia kehamilan bisa dilakukan dengan mengetahui Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) atau pemeriksaan USG. Metode HPHT bisa dilakukan sendiri, sedangkan USG melalui pemeriksaan ke dokter.

Manfaat mengetahui usia kehamilan dan HPL

Usia kehamilan yang cukup bulan atau siap lahir berkisar di antara 37 sampai 41 minggu. Sangat penting untuk mengetahui usia kehamilan dan HPL sebelum melahirkan ya, Bunda.

Melalui HPL, dokter bisa menentukan usia kehamilan secara akurat, sehingga Bunda bisa mengetahui perkiraan waktu melahirkan nantinya. Selain itu, dokter juga dapat menentukan batas maksimal usia hamil, sehingga bisa menentukan tindakan medis bila Bunda tak kunjung melahirkan sampai usia 40 minggu.

Perlu diketahui nih, HPL bisa maju dari perhitungan lho. Tapi, Bunda enggak perlu khawatir bila tiba-tiba merasakan kontraksi atau tanda persalinan muncul di usia kehamilan 37 minggu ya.

Kondisi tersebut masih dianggap normal dan bukan prematur. Usia kehamilan 37 minggu sudah dikatakan cukup bulan untuk melahirkan.

Mengetahui HPL juga penting untuk menghilangkan rasa khawatir bila usia janin lebih tua dari tanggal pernikahan. Hal ini normal bila saat menikah, Bunda berada pada periode masa subur.

Misalnya, seorang wanita yang mengalami haid terakhir pada 14 April, dan memiliki siklus teratur selama 28 hari. Maka, masa suburnya akan terjadi di tanggal 28 April.

Nah, saat ia menikah di tanggal 29 April ini bersamaan dengan masa suburnya mulai terjadi. Pada kondisi ini, kehamilan dapat langsung terjadi dan HPL dihitung dari sebelum masa subur atau Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT).

Artinya, usia janin nanti akan dihitung mulai dari tanggal 14 April. Sehingga perhitungan usia janin bisa lebih tua dibanding tanggal pernikahan itu sendiri.

Perhitungan ini sudah disepakati secara konsensus atau internasional lho. Jadi, seseorang yang menikah empat minggu, tetap mungkin memiliki usia kehamilan enam minggu apabila mengacu pada perhitungan ini.

Lalu bagaimana cara menghitung usia kehamilan dan HPL? Baca halaman berikutnya.

Simak juga 5 fungsi plasenta untuk perkembangan janin, dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]

3 CARA MENGETAHUI USIA KEHAMILAN DAN HPL

Ilustrasi ibu hamil hitung usia kehamilan dengan kalender

Ilustrasi cara hitung usia kehamilan. Foto: Getty Images/iStockphoto/Antonio_Diaz

Cara menghitung usia kehamilan dan HPL

Berikut 3 cara untuk menghitung usia kehamilan dan HPL:

1. Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT)

HPL bisa ditentukan dengan cara menghitung haid terakhir atau biasa disebut dengan istilah Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT). Perlu diingat ya, yang kita hitung di sini adalah hari pertama mulai haid, bukan waktu bersih haid itu sendiri.

Pada Bunda yang memiliki jadwal haid teratur, penghitungan HPL dengan metode HPHT akan mendapat hasil akurat. Namun, pada wanita dengan jadwal haidnya tidak teratur, ketepatannya akan lebih sulit dipastikan.

Cara menghitung HPL dengan HPHT ini biasa dikenal juga sebagai rumus neagle. Nah, berikut rumus dan contoh perhitungannya"

Rumus neagle: Hari ditambah 7 dan bulan dikurang 3

Contoh rumus Neagle:

Hari pertama haid adalah 14 April 2021, maka HPL diperkirakan terjadi pada 21 Januari 2022.

14 April + 7 = 21 April

Lalu, dikurangi 3 bulan ke belakang, maka hari perkiraan lahir akan jatuh pada 21 Januari 2022.

2. USG

Bunda yang masih ragu-ragu dengan penghitungan HPHT, bisa bertanya pada dokter saat melakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG) ya. Pemeriksaan ini sudah bisa dilakukan di trimester awal kehamilan.

Saat hasil test pack menunjukkan positif, Bunda bisa melakukan pemeriksaan USG Transvaginal. Sedangkan pada kehamilan 11-14 minggu, Bunda dapat melakukan USG CRL (crown-rump lenght) di perut atau transvaginal untuk mengukur panjang janin. Dengan cara ini, dokter akan benar-benar yakin untuk menghitung HPL.

HPL yang didapat dari hasil USG cukup akurat, Bunda. Jika ada perbedaan, maka biasanya kelahiran bayi hanya berkisar antara 1-2 dari dari perkiraan awalnya.

3. Aplikasi kehamilan untuk hitung HPL

HPL juga bisa diketahui melalui aplikasi kehamilan atau kalkulator kehamilan. Penggunaannya bisa sangat membantu asalkan Bunda paham dengan siklus haid.

Dalam kalkulator kehamilan, Bunda akan diminta untuk memasukkan Last Menstrual Period (LMP), yang sama dengan HPHT. LMP atau hari terakhir haid harus benar dan akurat agar penghitungan kalkulator kehamilan tidak salah.

LMP dapat diketahui dengan menghitung siklus haid setiap bulan. Pada siklus haid 28 hari, HPHT adalah H+7 atau hari ditambah 7.

Sementara jika siklus haid panjang yang biasanya bisa mencapai 35 hari, maka HPHT akan menjadi H+14 atau hari ditambah 14. Apabila siklus haid kurang atau hanya berkisar 21 hari, maka HPHT adalah H+0 atau hari ditambah 0 dan bulan minus 3.

Faktor yang memengaruhi Ketepatan penghitungan HPL

Ketepatan penghitungan HPL sangat dipengaruhi oleh HPHT. Jadi, para Bunda sebaiknya mencatat atau mengingat siklus haid untuk memudahkan penghitungan HPL ini. Selain itu, penghitungan HPL juga dipengaruhi pemeriksaan USG di trimester awal kehamilan ya.

Batas normal melahirkan saat terlambat dari hitungan HPHT

Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa lebih baik bayi dilahirkan saat usia kehamilan mencapai 41 minggu. Namun, saat sudah lewat dari 41 minggu dan belum juga melahirkan, maka dibutuhkan tindakan terminasi dengan induksi atau segera melakukan operasi caesar.

Tindakan terminasi harus didiskusikan dengan dokter kandungan. Sebab, dokter akan melihat kondisi kehamilan, termasuk ari-ari, air ketuban, dan posisi janin dalam kandungan. Selain itu, dokter juga perlu mempertimbangkan baik atau buruknya tindakan tersebut dilakukan.


(ank/rap)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda