Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Mengenal Relaksin, Hormon yang akan Bantu Lancarkan Proses Persalinan Bunda

Amira Salsabila   |   HaiBunda

Minggu, 06 Mar 2022 14:17 WIB

pregnancy, motherhood, people and expectation concept - close up of happy pregnant woman with big belly at window
Ilustrasi kehamilan/Foto: Getty Images/iStockphoto/dolgachov

Jakarta - Salah satu kunci kehamilan yang sehat yaitu menjalaninya dengan nyaman dan bahagia alias relaks ya Bunda. Tak mengherankan bila istilah 'relaks' ini berkaitan dengan hadirnya hormon relaksin yang memiliki pengaruh besar dalam perjalanan kehamilan Bunda.

Hormon kehamilan relaksin akan membuat kehamilan Bunda lebih sehat bercahaya, merangsang perkembangan janin, dan memicu respons tubuh Bunda terhadap aktivitas fisik.

Sesuai dengan namanya, relaksin adalah hormon yang membantu melonggarkan tubuh wanita pada masa akhir kehamilan sebagai bentuk persiapan untuk melahirkan Si Kecil.

Relaksin juga memainkan peran penting dalam proses reproduksi, lho Bunda. Mari kita lihat bagaimana peran relaksin sebelum dan selama kehamilan Bunda.

Untuk mengetahui lebih lanjut apa itu hormon relaksin dan bagaimana perannya selama kehamilan, simak penjelasannya berikut ini, ya Bunda.

Apa itu hormon relaksin?

“Relaksin adalah hormon kehamilan dengan berbagai efek di jantung, pembuluh darah, paru-paru, ginjal, dan hati,” kata Dr. Judette Louis, ketua departemen untuk Departemen OB-GYN di University of South Florida, dikutip dari laman Romper.

Hormon ini berperan besar dalam proses reproduksi wanita. Hormon relaksin meningkat setelah ovulasi dan kemudian membantu dinding rahim untuk mempersiapkan kehamilan.

“Relaksin meningkatkan kemampuan dinding arteri untuk meregang, mengurangi resistensi dalam sistem pembuluh darah, dan meningkatkan curah jantung, yang merupakan jumlah darah yang dipompa keluar dari jantung,” kata Louis.

Peran hormon relaksin selama kehamilan

1. Awal kehamilan

Melansir dari Verrywell Health, selama trimester pertama, hormon ini membantu mendorong implantasi embrio ke dinding rahim, dan itu juga mendorong pertumbuhan plasenta. Hormon ini bekerja untuk menghambat kontraksi rahim selama awal kehamilan untuk membantu mencegah persalinan dini.

Relaksin juga bertanggung jawab mempersiapkan organ Bunda untuk peran baru mereka selama kehamilan. Ini berarti mengatur fungsi jantung dan ginjal Bunda untuk membantu organ-organ ini menyesuaikan diri dengan peningkatan tuntutan yang akan diberikan janin selama kehamilan.

“Relaksin membuat rahim tetap diam, membantu mencegah persalinan prematur dengan mencegah kontraksi,” kata Dr Kecia Gaither, bersertifikat ganda di OB-GYN dan Maternal Fetal Medicine, dikutip dari Romper.

Banner Kebiasaan di EropaBanner Kebiasaan di Eropa/ Foto: Annisa Shofia

2. Pertengahan dan akhir kehamilan

Sementara itu, setelah trimester pertama, kadar relaksin akan menurun, lho Bunda. Peran hormon ini sama pentingnya saat Bunda mendekati waktu persalinan.

Relaksin membantu tubuh Bunda mempersiapkan persalinan dan melahirkan dengan melonggarkan ligamen, tulang, dan otot panggul saat Bunda mendekati persalinan. Hal ini dapat membantu untuk melancarkan proses melahirkan Si Kecil.

Selama peregangan terakhir kehamilan, serviks Bunda akan mulai melunak dan terbuka untuk mempersiapkan persalinan. Relaksin dapat membantu proses ini sambil mendorong pecahnya selaput yang mengelilingi Si Kecil.

Meski begitu, hormon ini memiliki pengaruh pada beberapa ibu hamil. Klik halaman berikutnya ya Bunda.


KOMPLIKASI YANG DISEBABKAN HORMON RELAKSIN

Pregnant mid adult woman standing by the desk in the office, having back pain at the end of pregnancy.

Ilustrasi kehamilan/Foto: iStock

Komplikasi yang disebabkan oleh hormon relaksin

Tidak ada efek samping yang parah dari hormon ini, tetapi ada beberapa wanita merasakan pengaruh lain hormon tersebut pada tubuh mereka.

Diperkirakan 1 dari 300 kehamilan akan mengalami disfungsi simfisis pubis, yang dapat digambarkan sebagai nyeri panggul yang parah. Ini beberapa gejalanya seperti dikutip dari laman Romper:

1. Nyeri di punggung bawah dan daerah paha
2. Kesulitan naik-turun tangga
3. Nyeri di bagian tengah daerah panggul
4. Adanya masalah pada posisi tidur

Jika merasakan gejala-gejala yang disebutkan di atas, sebaiknya Bunda melakukan konsultasi dengan dokter atau bidan Bunda. Dokter atau bidan mungkin bisa memberi tahu Bunda terkait perawatan lebih lanjut yang diperlukan untuk mengendalikan kondisi ini.


(pri/pri)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda