Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Nasib Pilu Ibu Pengganti di Ukraina, Terpaksa Melahirkan di Bunker

Annisa A   |   HaiBunda

Jumat, 11 Mar 2022 21:10 WIB

Ilustrasi ibu hamil
Ilustrasi Wanita Hamil / Foto: Getty Images/iStockphoto/Mykola Sosiukin

Rusia telah mengumumkan gencatan senjata kepada Ukraina. Akan tetapi, situasi di negara tersebut masih tetap mencekam. Banyak orang termasuk wanita hamil berusaha mengamankan diri di tengah perang.

Banyak ibu pengganti di klinik surogasi Kyiv terpaksa melahirkan di tempat perlindungan bom, Bunda. Tempat itu diubah menjadi bangsal bersalin untuk digunakan oleh para wanita hamil, khususnya para ibu pengganti yang belum dievakuasi dari kota.

Saat ini kehancuran sedang berlangsung di Ukraina sejak invasi Rusia bulan lalu. Beberapa wanita hamil di klinik surogasi BioTexCom sudah mencoba untuk melarikan diri ketika serangan semakin parah.

Namun sayangnya, mereka yang merupakan ibu pengganti atau surrogate mother harus kembali ke pusat medis di Ukraina karena sudah mendekati hari perkiraan lahir.

Denis Herman, penasihat hukum untuk pusat kehamilan ibu pengganti melaporkan kepada Newsflash bahwa ia menyarankan mereka untuk tidak melahirkan di luar Ukraina. Herman mengatakan, banyak negara tetangga di dekat Ukraina biasanya memiliki larangan ibu pengganti untuk melahirkan di sana.

Ibu pengganti masih menjadi fenomena yang cukup sensitif di Ukraina. Dilansir New York Post, praktik ibu pengganti telah lama dilakukan secara legal dan dengan harga yang murah demi kepentingan komersial.

Banner Barang Dibeli Crazy Rich Palsu

Kesepakatan ibu pengganti terjadi ketika seorang wanita setuju menjalani kehamilan untuk orang lain, yang akan menjadi orang tua bayi setelah dilahirkan. Cara ini biasa digunakan oleh pasangan yang kesulitan mendapatkan momongan.

Praktik ibu pengganti di Ukraina sendiri kerap mendapatkan kritik. Tak sedikit yang menjulukinya sebagai 'pariwisata sewa rahim', serta menganggapnya sebagai perdagangan manusia dan eksploitasi wanita.

Ibu pengganti diimbau untuk tidak melahirkan di luar Ukraina, sebab ditakutkan akan ada banyak masalah terkait dokumen kelahiran.

"Selain itu bisa terjadi masalah ketika membangun hubungan orang tua-anak, karena di bawah undang-undang negara ini, ibu yang melahirkan selalu dianggap sebagai ibu yang sah, terlepas dari hubungan genetiknya dengan anak tersebut," papar Herman.

Lantas, bagaimana nasib para ibu pengganti yang hendak melahirkan di Ukraina? Baca di halaman berikutnya, Bunda.

Saksikan juga video tentang situasi Ukraina dari WNI yang berada di sana:

[Gambas:Video Haibunda]


TERPAKSA MELAHIRKAN DI BUNKER

Ilustrasi tanda segera melahirkan.

Ilustrasi Wanita Hamil / Foto: iStockphoto

Ibu pengganti yang tidak bisa melahirkan di luar Ukraina, terpaksa harus berlindung dan bertahan hidup hingga melahirkan di negaranya. Klinik surogasi Kyiv mengatur agar tempat perlindungan bom diubah menjadi bangsal bersalin darurat.

Bangsal tersebut diharapkan menjadi tempat yang lebih aman untuk para ibu pengganti ketika melahirkan hingga memulihkan diri mereka, daripada melarikan diri di tengah situasi perang yang masih berkecamuk.

"Jalanan sangat berisiko, dan stasiun kereta api masih padat. Jadi, ada risiko bagi kesehatan ibu pengganti dan bayi yang dikandungnya," kata Herman.

Akan tetapi, para ibu pengganti masih tetap diselimuti dengan kekhawatiran. Mereka khawatir orang tua si bayi tidak akan menjemput anak yang telah mereka nantikan. Para orang tua biasa membayar mulai dari US$43.450 atau Rp621 juta untuk membuat perjanjian dengan ibu pengganti.

"Salah satu kekhawatiran mereka adalah ketika orang tua akan berhasil datang dan menjemput bayinya setelah melahirkan. Kami terus berhubungan dengan semua ibu pengganti. Kami membantu mereka dalam relokasi jika diperlukan," ujarnya.

Kisah mengharukan juga datang dari orang tua yang menjemput bayi mereka di Ukraina. Baca di halaman berikutnya, Bunda.

PERJUANGAN ORTU JEMPUT BAYI

Ilustrasi Bayi

Ilustrasi Bayi / Foto: Getty Images/iStockphoto

Eugenia dan Sebastian Manoni merupakan salah satu orang tua yang tengah menantikan kelahiran anak mereka dari seorang ibu pengganti. Wanita itu sudah melahirkan bayi mereka yang diberi nama Alfonso.

Alfonso lahir pada 26 Februari lalu di bunker darurat, dua hari setelah Rusia memulai serangan ke Ukraina. Pada hari yang sama, ada 352 warga sipil tewas, termasuk 14 anak-anak. Hal itu menjadi tantangan tersendiri bagi mereka untuk menjemput sang putra.

Eugenia dan Manoni melakukan perjalanan ke Ukraina ditemani dengan calon orang tua lainnya dari Argentina yang juga akan menjemput bayi mereka. Namun mereka sempat terjebak di tengah medan perang, Bunda.

Konsulat Argentina mendesak mereka untuk mencari perlindungan di kedutaan besar Argentina di Kyiv, di mana mereka mempertaruhkan nyawa untuk menyeberangi kota demi menjemput Si Kecil. Perjuangan mereka pun terbayarkan ketika akhirnya bayi tersebut sampai ke dekapan orang tua.

"Tidak ada banyak waktu. Sebastian mengemudi selama 17 jam tanpa henti melalui kabut dan salju yang mengerikan setelah kami mengambil Alfonso," kata Eugenia.

Setelah melarikan diri dari Ukraina dengan anak mereka, pasangan itu mengunggah foto bayi mereka yang baru lahir ke media sosial.

"Tidak ada perang yang tidak bisa diatasi oleh cinta," tulis pasangan itu.


(anm/som)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda