Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Sperma Keluar di Luar Masih Bisa Hamil, Efektif Enggak sih Jadi Metode KB?

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Jumat, 22 Apr 2022 19:54 WIB

Suami dan istri
Sperma Keluar di Luar Masih Bisa Hamil, Berapa Efektivitasnya Jadi Metode KB?/ Foto: iStock

Banyak metode KB yang bisa mencegah kehamilan, Bunda. Salah satunya adalah metode sanggama putus atau sperma keluar di luar sebelum ejakulasi saat berhubungan seksual.

Menurut Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan, dr.Liva Widjaja, Sp.OG., metode KB ini sebenarnya sudah ada sejak dulu. Sanggama terputus termasuk dalam metode KB non hormonal, Bunda.

"Sanggama terputus itu berhubungan seksual seperti biasa, saat ejakulasi atau mengeluarkan sperma, alat genital suami dikeluarkan atau sperma dikeluarkan di luar. Ini termasuk non hormonal, sama seperti kondom dan IUD," kata Dokter Liva dalam Live Instagram HaiBunda, beberapa waktu lalu.

Sebagai metode KB, sperma keluar di luar memang bisa mencegah kehamilan. Tapi efektivitasnya masih kalah dari metode KB yang lain.

Banner cara menyimpan daun bawangCara menyimpan daun bawang/ Foto: HaiBunda/ Novita Rizki

Liva mengatakan, sperma keluar di luar lebih efektif bila digabung dengan metode KB lain. Efektivitasnya bisa jauh lebih meningkat.

"Sanggama terputus ini bisa menambah efektivitas metode KB lainnya," ujarnya.

Menurut Liva, secara statistik metode sanggama terputus efektif mencegah kehamilan sekitar 78 persen. Tapi, kalau dibandingkan metode KB lainnya, efektivitas ini termasuk yang paling rendah.

"Tingkat kegagalannya juga tinggi. Angka 78 persen sepertinya tinggi, tapi kalau dibandingkan dengan metode lain, ini cukup rendah," ungkapnya.

Tak seperti metode KB lain, sanggama terputus dapat digunakan kapan saja saat berhubungan seksual. Tapi, tak sembarangan orang dapat melakukannya.

Saat berhubungan seksual, Ayah memegang peranan penting dalam sanggama putus nih. Ayah harus dapat mengontrol ejakulasi atau memahami kapan sperma akan keluar.

"Yang harus punya kontrol itu para ayah, harus mengerti kapan sperma akan keluar. Mengeluarkan sperma pun harus jauh dari vagina. kalau di sekitarnya masih tetap bisa hamil. Kalau kurang berpengalaman tidak disarankan menggunakan metode ini," kata Liva.

Terkait metode KB ini, beberapa pakar setuju kalau sanggama terputus bukan kontrasepsi yang tepat dalam mencegah kehamilan. Simak penjelasan lengkap di halaman berikutnya ya.

Biar makin semangat menjalani bulan ramadan, ada HAMPERS spesial nih, dari HaiBunda. Bunda bisa mendapatkan minyak goreng 2 liter, emas 3 gram, smartphone, smart TV, dan masih banyak lagi. Daftar di SINI.

Simak juga 6 jenis alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan menurut dokter, dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]

SPERMA KELUAR DI LUAR TAK EFEKTIF CEGAH KEHAMILAN

Cropped shot of a young woman taking a pregnancy test

Sperma Keluar di Luar Masih Bisa Hamil, Berapa Efektivitasnya Jadi Metode KB?/ Foto: iStock

Dibandingkan metode KB lainnya, sperma keluar di luar memiliki efektivitas rendah untuk mencegah kehamilan. Bahkan bila metode ini dibandingkan dengan kondom.

Pada tahun 2002, Guttmacher Institute pernah mengadakan penelitian untuk membandingkan kontrasepsi metode sanggama putus dan penggunaan kondom. Hasilnya cukup mengejutan, Bunda.

Sebanyak 25 hingga 27 persen pasangan yang menggunakan metode sanggama putus hamil dalam setahun. Sedangkan yang menggunakan kondom hanya 14 hingga 15 persen saja yang kebobolan.

Banyak dokter menyebutkan metode ini sangat berisiko bila Bunda memang secara aktif berusaha menghindari kehamilan. Perlu diketahui nih, sebelum Ayah orgasme dan ejakulasi, ada sejumlah kecil air mani pra-ejakulasi yang dilepaskan dan ini mengandung sperma. Cairan ini disebut precum.

Sejumlah cairan yang keluar sebelum Ayah ejakulasi ini masih dapat menyebabkan kehamilan, apalagi bila Bunda melakukan hubungan seksual di masa subur.

Metode sperma keluar di luar ini juga tak bisa mencegah infeksi menular seksual (IMS), Bunda. IMS seperti herpes, klamidia, sifilis atau gonore tetap bisa terjadi.


(ank/rap)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda