Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Cerita Bunda yang Bagikan Pengalaman Lakukan Steril di Usia Muda, Simak Saran Dokter

Khesedtov Bana   |   HaiBunda

Sabtu, 30 Jul 2022 09:20 WIB

Close up of doctor and  patient  sitting at the desk near the window in hospital
Cerita Bunda yang Bagikan Pengalaman Lakukan Steril di Usia Muda, Simak Saran Dokter/Foto: Getty Images/iStockphoto/Teerasak1988

Setelah memiliki momongan, apakah Bunda langsung terpikir untuk menggunakan alat kontrasepsi seperti program KB untuk menjaga kesehatan Bunda sebagai seorang ibu?

Memilih alat kontrasepsi juga perlu Bunda pikirkan dengan baik. Mulai dari pil, suntik KB, IUD, hingga sterilisasi bisa menjadi opsi bagi Bunda. Tentunya dalam memutuskan kontrasepsi mana yang tepat digunakan, harus didiskusikan bersama dokter terkait dengan kebutuhan, termasuk usia Bunda.

Salah satu Bunda membagikan kisahnya di media sosial tentang keputusannya melakukan steril di usia muda. Melalui akun TikTok @mamimudaanak3, Bunda Adis, membagikan keuntungan yang ia rasakan setelah memutuskan steril.

“Hal yang aku rasain setelah steril, gak pusing mikirin mau KB pake apa, badan cepet kembali normal seperti sebelum hamil, tetap mengalami menstruasi dan tidak usah takut menopause dini, yang pastinya membuat seks lebih menyenangkan,” tulis Bunda Adis dalam video unggahannya.

Wah, berbagai keuntungan itu tentu membuat kita jadi terpikir untuk mempertimbangkan steril juga ya Bunda? Eits, tapi sebelum Bunda memutuskan, yuk kita ketahui serba-serbi steril pada wanita beserta saran dari dokter kandungan yuk.

Sterilisasi pada wanita

Sterilisasi merupakan salah satu prosedur kontrasepsi permanen pada perempuan. Sterilisasi bekerja dengan cara 'menutup' tuba fallopi, agar sperma tidak bisa mencapai rahim dan membuahi ovum.

Sterilisasi sangat cocok untuk Bunda yang tidak ingin menambah momongan lagi. Prosedur ini tentunya harus dilakukan oleh dokter, ya Bunda.

Menurut, dr. Dinda Derdameisya, Spesialis Obstetri dan Ginekologi dari RSIA Brawijaya, steril bisa dilakukan pada Bunda yang memiliki kondisi tertentu. Seperti faktor usia dan faktor penyakit yang dapat menyebabkan gangguan pada fungsi jantung bila mengandung.

Selain itu, keinginan steril juga harus datang dari keinginan Bunda sendiri yang sudah didiskusikan bersama pasangan. Keputusan steril tidak bisa paksaan satu pihak saja.

“Memang sterilisasi itu harus ada keinginan dari pasien dan biasanya diskusi dengan pasangannya,” tutur dr Dinda saat dihubungi HaiBunda (25/07).

Namun, tak sedikit Bunda yang masih tidak mau untuk melakukan prosedur steril lantaran takut akan efek sampingnya, seperti tidak menstruasi. Dalam hal ini dr. Dinda meluruskan kekhawatiran tersebut.

“Mungkin mereka kurang teredukasi gitu. Kalau steril itu yang mereka takut apakah nanti mereka nggak menstruasi lagi, itu yang paling ditakutkan sama mereka. Padahal sebenarnya, steril itu hanya mengikat atau memotong dari saluran telurnya. Jadi, tidak ada hubungannya dengan hormon apa lagi dengan kualitas hubungan seksual. Itu yang mereka takutkan, selain mereka tidak mau karena alasan dari agama,” terang dr. Dinda.

Bagaimana saran dokter atas kontrasepsi steril ini? Lihat di halaman berikutnya ya Bunda.

Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.

Saksikan juga yuk video tentang sudah lepas KB tapi kok telat haid berbulan-bulan.

[Gambas:Video Haibunda]




USIA TERBAIK STERIL PADA WANITA MENURUT DOKTER

Close up of doctor and  patient  sitting at the desk near the window in hospital

Cerita Bunda yang Bagikan Pengalaman Lakukan Steril di Usia Muda, Simak Saran Dokter/Foto: Getty Images/iStockphoto/andrei_r

Usia terbaik wanita lakukan steril

Prosedur steril bisa dilakukan tidak terpengaruh usia, baik muda maupun tua. Namun, keputusan steril harus Bunda ambil dengan bijak dan yakin tidak menginginkan momongan lagi. Namun, dr. Dinda tetap mengedukasi kembali akan keyakinan untuk melakukan prosedur steril, lantaran steril merupakan kontrasepsi yang sulit dikembalikan pada kondisi sebelumnya.

“Tidak ada ketentuan ya steril itu boleh di usia muda atau di usia tua, intinya adalah sudah yakin benar pasien tersebut sudah tidak mau punya anak lagi. Tapi biasanya kalau pasien yang masih muda belum ada indikasi, misalnya anaknya belum banyak atau tidak ada penyakit yang berat gitu sih. Sebenarnya kita masih mengedukasi lagi apakah yakin mau disteril karena kan ini bentuk kontrasepsi yang sulit dikembalikan ke fungsi normalnya,” ungkap dr. Dinda.

Dr. Dinda kemudian menerangkan prosedur steril pada wanita yang dilakukan secara operatif.

Banner Tips Besarkan Anak Autisme

“Prosedurnya ini operatif yang  pasti. Bisa dilakukan open atau dibuka, atau menggunakan laparoskopi atau kamera yang masuk. Dia itu mengikat atau memotong saluran telur yang ada dua, di kanan dan kiri. Tujuannya supaya si sel telur yang dihasilkan oleh ovarium atau indung telur itu tidak bisa melewati saluran tersebut, jadi tidak bisa bertemu dengan sperma di saluran tersebut,” jelasnya.

Tindakan steril ini dilakukan sangat cepat, sekitar 30 menit dan bisa Bunda lakukan bersamaan saat melahirkan secara sesar. Efek samping yang dapat terjadi sama seperti tindakan operatif lainnya, seperti risiko infeksi, pendarahan, dan kegagalan kontrasepsi kurang dari 1 persen.


(pri/pri)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda