sign up SIGN UP search

parenting

4 Tips Membesarkan Anak Autisme, Kenali Juga Ciri hingga Faktor Risikonya

dr. Jimmi Marliston P. Aritonang, Sp.KJ   |   Haibunda Jumat, 22 Jul 2022 12:25 WIB
Ilustrasi anak autisme. caption
Jakarta -

Banyak orang tua dibayangi kekhawatiran anaknya didiagnosis autisme. Namun sayangnya, autisme tidak bisa dicegah, Bunda.

Autisme atau Autism Spectrum Disorder (ASD) adalah gangguan perkembangan saraf otak (neurodevelopmental disorders) karena gejalanya akan tampak pada 2 tahun pertama kehidupan yang berdampak pada fungsi interaksi sosial, komunikasi dan perilaku. Kondisi ini merupakan bawaan dari lahir yang dialami beberapa anak.

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), prevalensi autisme adalah 0,76 persen di dunia. Kondisi ini lebih banyak terjadi pada laki-laki dibandingkan perempuan, dengan perbandingan antara 3:1. Namun sayangnya, hingga saat ini belum diketahui secara pasti apa penyebabnya.


Pada kriteria diagnosis dalam ICD 10 maupun Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM) 4, gangguan ini disebut gangguan perkembangan pervasive dan terdiri dari beberapa sindrom di dalamnya seperti autisme pada masa kanak, autism atipikal, sindrom Rett, gangguan disintegrasi anak, sindrom Asperger,dan gangguan perkembangan pervasive lainnya. Kini pada ICD 11 dan DSM 5 autisme digabung dengan beberapa gangguan perkembangan otak lainnya menjadi Autism Spectrum Disorder (ASD).

Kriteria ASD menurut DSM 5 :

  1. Adanya gangguan interaksi sosial dan komunikasi
  2. Keterbatasan dalam minat, adanya perilaku dan aktifitas yang berulang-ulang dilakukan
  3. Gejala gejala ini mengganggu fungsi dari penderita setiap harinya

Penyebab dan faktor risiko autisme

Hingga kini, belum diketahui secara pasti penyebab autisme, Bunda. Namun, ada beberapa faktor risiko yang menjadi penyebabnya, seperti:

  1. Faktor genetik atau keturunan
  2. Ibu hamil di usia tua
  3. Ibu hamil memiliki riwayat penyakit autoimun, diabetes, atau tiroid
  4. Mengalami infeksi selama masa kehamilan

Dari semua penyebab di atas, diperkirakan faktor genetik memegang peran besar menyebabkan ASD, Bunda.

Ilustrasi anak autisme.Ilustrasi anak autisme/ Foto: iStockphoto

Ciri khas anak autisme

Autisme sudah dapat dikenali sejak anak berusia pada 2 tahun pertama kehidupan , Bunda. Anak dengan autisme memiliki ciri khas yang berbeda dari anak lainnya, seperti:

  • Keterbatasan minat
  • Perilaku berulang-ulang
  • Kehidupan sosial terganggu
  • Sulit fokus
  • Sulit diajak komunikasi
  • Kurangnya dalam menatap mata (eye contact) dengan orang lain
  • Anak seperti memiliki dunia sendiri, atau tidak peduli dengan kondisi sekitarnya.

Pemeriksaan anak dengan autisme

Ciri khas atau gejala autisme sudah dapat diamati sejak anak berusia 1 tahun hingga 2 tahun. Pemeriksaan dapat dilakukan ke dokter anak dan psikiater, Bunda.

Nah, berikut 3 pemeriksaan yang dapat dilakukan pada anak dengan autisme:

1. Pemeriksaan alergi

Beberapa ahli mengatakan bahwa pemeriksaan alergi dibutuhkan pada anak dengan autisme. Beberapa gejala autisme mungkin akan memburuk karena adanya alergi.

2. Pemeriksaan fisik dan tumbuh kembang

Pemeriksaan ini dapat menggunakan alat bantu yang dilakukan oleh dokter anak maupun psikiater. Pemeriksaan dilakukan untuk melihat ada atau tidaknya gangguan tumbuh kembang dan fisik anak. Ini juga bisa mencakup keterlambatan perkembangan motorik, Bunda.

3. Pemeriksaan perilaku

Anak-anak dengan autisme cenderung memiliki perilaku khas. Pemeriksaan perilaku dilakukan untuk melihat adanya masalah perilaku dan sosial. Pemeriksaan yang juga ada di dalam tools yang dilakukan oleh dokter anak maupun psikiater, ini mencakup:

  • Melihat cara anak berinteraksi dan berbicara dengan orang lain
  • Respons sosial dan eye contact dengan orang lain
  • Apakah anak kerap melakukan pergerakan atau perilaku yang berulang-ulang?
  • Terbatasnya minat, atau anak cenderung fokus berlebih pada satu minat.
Ilustrasi anak autisme.Ilustrasi anak autisme/ Foto: iStockphoto

Terapi anak autis

Anak dengan autisme adalah anak spesial. Untuk itu, orang tua sebaiknya jangan pernah berharap anak dengan autisme dapat berkembang normal seperti anak pada umumnya.

Hal terpenting dalam tatalaksana anak autisme adalah membuatnya mandiri, memaksimalkan fungsi dan meningkatkan kualitas hidup. Semakin cepat terdeteksi, semakin cepat tatalaksananya.

Anak dengan autisme dapat menjalani berbagai terapi. Terapi ditujukan untuk mencegah perilaku menyakiti diri sendiri dan membahayakan lingkungan sekitar. Perlu diketahui, anak dengan autisme punya kecenderungan suka berperilaku agresif, seperti memukul dirinya sendiri.

Terapi anak dengan autisme sebaiknya melibatkan tim multidisipliner yakni terdiri dari dokter anak, psikiater, psikologi klinis, dokter saraf, ahli terapi okupasional dan ahli terapi wicara. Sedangkan diagnosisnya dapat ditegakkan oleh dokter anak atau psikiater, Bunda.

Tak cuma soal tumbuh kembang, dokter anak juga akan mencari masalah kesehatan yang mungkin dialami anak dengan autisme. Sementara untuk terapi berupa stimulasi motorik kasar dan motorik halus dapat dilakukan ahli terapi okupasi.

Pilihan terapi yang akan digunakan disesuaikan dengan umur, tingkat perkembangan dan kebutuhan anak.

Tips membesarkan anak dengan autisme

Ayah dan Bunda perlu bekerja ekstra untuk membesarkan dan mendidik anak dengan autisme. Berikut 4 tips membesarkan anak dengan gangguan otak ini:

  1. Prinsip utamanya adalah orang tua dapat menerima keadaan anak dengan baik dan tidak berekspektasi lebih terhadap kemampuan anak.
  2. Jangan mendengarkan masukan berupa mitos-mitos yang belum jelas kebenarannya. Misalnya, memberikan minuman herbal atau obat tertentu dengan klaim anak bisa sembuh dan berkembang seperti anak pada umumnya.
  3. Daftarkan anak untuk ikut pelatihan atau pendidikan khusus anak autis. Hal ini bertujuan agar anak bisa mandiri dan dapat menemukan minat atau skill yang bisa dikembangkannya.
  4. Tetap rutin periksa ke dokter dan menjalani terapi untuk stimulasi kognitif, motorik kasar, dan motorik halus. Minimal anak dengan autisme dapat:
  • Membaca dan menulis
  • Berkomunikasi yang baik
  • Melakukan aktivitas sehari-hari
  • Merawat dirinya sendiri
  • Menjadi mandiri, seperti makan dan mandi sendiri.

Semoga informasi mengenai autisme ini membantu ya, Bunda.

Simak juga tanda awal anak mengalami autisme seperti dijelaskan dalam video di bawah ini:

(rap/rap)
fase-anak
Anak Usia 1-3 Tahun Ketahui lebih jauh perkembangan anak 1-3 tahun. Cek Yuk arrow-right
Share yuk, Bun!
BERSAMA DOKTER & AHLI
Bundapedia
Ensiklopedia A-Z istilah kesehatan terkait Bunda dan Si Kecil
Rekomendasi
Ayo sharing bersama HaiBunda Squad dan ikuti Live Chat langsung bersama pakar, Bun! Gabung sekarang di Aplikasi HaiBunda!
ARTIKEL TERBARU
  • Video
detiknetwork

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Pantau terus tumbuh kembang Si Kecil setiap bulannya hanya di Aplikasi HaiBunda!