
kehamilan
Kehamilan Risiko Tinggi, Cegah dengan 8 Cara Ini yuk Bun
HaiBunda
Senin, 14 Nov 2022 19:35 WIB

Tidak semua kehamilan berjalan mulus. Ibu hamil dapat mengalami apa yang disebut kehamilan berisiko tinggi. Apa saja sebabnya dan bagaimana mencegahnya?
Kehamilan dianggap berisiko tinggi apabila ada komplikasi yang dapat memengaruhi ibu, bayi, atau keduanya. Ada beberapa faktor risiko kehamilan berisiko tinggi.
Pada laman Mayoclinic dituliskan bahwa terkadang kehamilan berisiko tinggi ini akibat dari kondisi medis yang sudah ada sebelum kehamilan. Namun, pada kasus lain bisa juga karena kondisi medis yang berkembang selama kehamilan.
Kehamilan resiko tinggi
Beberapa faktor risiko ini mungkin berkontribusi pada kehamilan berisiko tinggi, antara lain:
1. Usia BundaÂ
Risiko kehamilan lebih tinggi untuk Bunda yang berusia di bawah 17 tahun atau di atas 35 tahun. Pada usia ini bumil berisiko mengalami komplikasi yang lebih besar ketimbang yang berusia antara akhir remaja dan awal 30-an. Risiko keguguran dan cacat genetik juga semakin meningkat setelah usia 40 tahun.
Baca Juga : Bunda, Hindari Penyebab Kehamilan Risiko Tinggi |
2. Kondisi medis sebelum kehamilan
Kondisi ini dapat menimbulkan risiko bagi ibu atau bayi, antara lain:
- Tekanan darah
- Masalah paru-paru, ginjal, atau jantung
- Diabetes
- Depresi
- Kegemukan
- Penyakit autoimun
- Penyakit menular seksual (PMS)
- Infeksi jangka panjang (kronis) seperti human immunodeficiency virus (HIV)
"Riwayat keguguran, masalah pada kehamilan sebelumnya, dan riwayat keluarga dengan kelainan genetik juga merupakan faktor risiko kehamilan risiko tinggi," kata Traci C. Johnson (Coleman), seorang dokter kandungan-ginekolog.
Johnson mengimbau pada bumil yang memiliki kondisi medis, Â penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum memutuskan hamil.
3. Kondisi medis yang terjadi selama kehamilan
Apabila bumil sehat saat hamil, ada kemungkinan berkembangnya atau didiagnosis dengan masalah selama kehamilan yang dapat memengaruhi bumil dan bayi. Tiga dari masalah terkait kehamilan yang lebih umum adalah:
Preeklamsia
Sindrom yang mencakup tekanan darah tinggi, kadar protein tinggi dalam urine, dan pembengkakan. Kondisi ini dapat berbahaya atau bahkan fatal bagi ibu atau bayi jika tidak diobati. Tidak ada yang tahu apa yang menyebabkan preeklamsia. Â Namun, bumil memiliki peluang lebih tinggi jika usianya lebih tua, kelebihan berat badan, atau bertekanan darah tinggi atau diabetes sebelum hamil. Hamil kembar atau lebih dari satu bayi juga meningkatkan risiko.Diabetes gestasional
Jenis diabetes yang berkembang selama kehamilan. Wanita dengan diabetes gestasional mungkin memiliki kehamilan dan bayi yang sehat jika mengikuti rencana perawatan dari penyedia layanan kesehatan. Biasanya, diabetes sembuh setelah melahirkan. Namun, wanita dengan diabetes gestasional berisiko tinggi terkena diabetes tipe 2 dan tekanan darah tinggi.Â
Bumil mungkin memerlukan operasi caesar ketimbang kelahiran normal untuk mencegah cedera pada bayi. Risiko diabetes gestasional meningkat jika bumil berusia di atas 25 tahun, hamil kembar, kelebihan berat badan, atau pernah menderita diabetes gestasional atau bayi yang sangat besar di masa lalu, atau jika seseorang dalam keluarga menderita diabetes.Depresi
Sekitar 14 - 23Â persen wanita mengalami depresi selama kehamilan. Kemungkinan lebih tinggi jika sebelumnya pernah mengalami depresi. Kehamilan terkait dengan depresi kemungkinan karena perubahan hormonal, kelelahan, stres di rumah, dan kurangnya dukungan.
Pada gilirannya, depresi dapat dikaitkan dengan masalah selama kehamilan dan persalinan, berat badan lahir rendah, dan kelahiran prematur. Setelah lahir, depresi dapat mempersulit Bunda untuk merawat diri sendiri dan bayi.Â
Untuk mengetahui cara pencegahan dari kehamilan berisiko tinggi, klik halaman berikutnya.
Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.
Saksikan juga yuk video tentang 7 makanan enak yang bisa sebabkan keguguran.
PENCEGAHAN KEHAMILAN BERISIKO TINGGI
Kehamilan Risiko Tinggi, Cegah dengan 8 Cara Ini yuk Bun /Foto: Getty Images/iStockphoto/DragonImages
Untuk mengantisipasi kehamilan berisiko tinggi, setiap ada kondisi medis apapun yang bumil alami sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter. Termasuk jika mengalami beberapa kondisi di bawah ini:
- Pendarahan vagina atau keputihan encer
- Sakit kepala parah
- Nyeri atau kram di perut bagian bawah
- Penurunan aktivitas janin
- Nyeri atau terbakar saat buang air kecil
- Perubahan penglihatan, termasuk penglihatan kabur
- Pembengkakan yang tiba-tiba atau parah di wajah, tangan, atau jari
- Demam atau menggigil
- Muntah atau mual terus-menerus
- Pusing
- Pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau bayi
Cara mencegah kehamilan berisiko tinggi
Bumil tentu juga ingin kehamilannya sehat. Ada beberapa langkah yang bisa bumil lakukan agar kehamilannya sehat serta mencegah dari kehamilan berisiko tinggi:
Jadwalkan pertemuan prakonsepsi
Jika Bunda berencana untuk hamil, konsultasikan dengan penyedia layanan kesehatan. Dokter mungkin menasihati untuk mulai mengonsumsi vitamin prenatal harian dengan asam folat dan mencapai berat badan yang sehat sebelum hamil. Jika Bunda memiliki kondisi medis, perawatan mungkin disesuaikan untuk persiapan kehamilan. Penyedia layanan kesehatan mungkin juga mendiskusikan risiko memiliki bayi dengan kondisi genetik.Carilah perawatan prenatal secara teratur
Kunjungan prenatal dapat membantu penyedia layanan kesehatan memantau kesehatan Bunda dan kesehatan bayi. Bunda mungkin dirujuk ke spesialis kedokteran ibu-janin, genetika, pediatri atau bidang lainnya.Hindari zat berisiko
Jika merokok, berhentilah. Alkohol dan obat-obatan terlarang juga terlarang. Bicaralah dengan penyedia layanan kesehatan tentang obat atau suplemen apa pun yang dikonsumsi.Makanlah makanan yang sehat
Perbanyak buah-buahan, sayuran, biji-bijian, daging tanpa lemak, serta berolahragalah jika dokter mengizinkan.Jaga berat badan
Dapatkan jumlah berat badan yang sehat, tidak berlebihan atau kekurangan.Lindungi diri dari infeksi
Cuci tangan dengan baik dan sering; jangan makan daging mentah, ikan, atau keju yang tidak dipasteurisasi; dan lakukan imunisasi apa pun yang direkomendasikan dokter.Waspada berhubungan seks
Hindari hubungan seks tanpa pengaman dengan pasangan yang riwayat seksualnya tidak diketahui atau yang mungkin mengidap PMS. Jika bumil terinfeksi, penyakit ini dapat ditularkan ke bayi, dengan hasil yang berpotensi berbahaya.Kurangi stres.
Jauhkan diri dari segala sesuatu yang mungkin bisa membuat bumil stres. Bunda juga bisa mencoba mengatasi stres dengan banyak istirahat dan berpikir positif.Â
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
Perkembangan Pesat Janin Tiap Minggu Selama Trimester Tiga

Kehamilan
6 Gejala Kram Perut yang Perlu Diwaspadai saat Hamil, Bisa Jadi Tanda Keguguran Bun

Kehamilan
Tetap Aktif Bunda! 5 Jenis Olahraga untuk Usia Kehamilan Trimester Ketiga

Kehamilan
Kenali Penyebab dan Cara Mengatasi Varises pada Ibu Hamil di Trimester 3

Kehamilan
3 Olahraga yang Aman dilakukan Ibu Hamil #DiRumahAja Saat Trimester Tiga


7 Foto
Kehamilan
7 Potret Acara Siraman Tujuh Bulanan Ria Ricis, Terlihat Cantik dan Tersenyum Bahagia
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda