
kehamilan
Mengenal Suntik Anestesi untuk Operasi Caesar, Mulai Prosedur hingga Risikonya
HaiBunda
Minggu, 29 Jan 2023 07:40 WIB

Ibu hamil yang menjalani prosedur operasi caesar tentu akan diberikan anestesi. Namun, suntik anestesi untuk operasi caesar itu seperti apa? Apakah itu yang bius total atau hanya lokal? Bumil tentu perlu memahami seperti apa prosedur hingga risikonya
Sebagian besar bumil menjalani bius lokal ketika operasi caesar. Namun, ada beberapa yang dibius total sehingga bumil sama sekali tidak sadar. Namun, anestesi umum dalam beberapa dekade terakhir sudah jarang diterapkan.
Suntik anestesi untuk operasi caesarÂ
Melansir laman NCBI, wanita yang menjalani operasi caesar biasanya memiliki dua atau tiga pilihan anestesi. Pada anestesi umum, pasien menjadi tidak sadar sama sekali, dan dua anestesi lainnya merupakan regional yang dikenal sebagai epidural dan spinal.
Berikut ketiga macam anestesi:
- Spinal: yang membuat bagian bawah tubuh mati rasa.
- Epidural: anestesi umum untuk persalinan pervaginam dan sesar, yang disuntikkan ke punggung bawah di luar kantong sumsum tulang belakang.
- Anestesi umum: anestesi yang membuat Bunda tertidur tanpa rasa sakit dan biasanya disediakan untuk situasi darurat.
Dalam epidural, anestesi disuntikkan ke dalam 'ruang epidural' yang mengelilingi sumsum tulang belakang di daerah toraks atau lumbar tulang belakang. Jadi anestesi hanya mematikan saraf yang mengarah ke daerah sumsum tulang belakang tempat anestesi disuntikkan.Â
Sementara itu pada anestesi spinal, yang juga dikenal sebagai blok tulang belakang, dokter akan menyuntikkan obat lebih dekat ke sumsum tulang belakang, ke dalam cairan serebrospinal di 'ruang subarachnoid.' Ini menyebabkan seluruh bagian bawah tubuh mati rasa.Â
Blok tulang belakang bekerja lebih cepat daripada epidural dan jumlah obat anestesi yang diperlukan lebih sedikit.
Anestesi umum biasanya lebih cepat sehingga digunakan jika operasi darurat atau jika wanita tidak bisa mendapatkan anestesi reginal, baik itu yang spinal maupun epidural.Â
Alyssa Dweck, MD, Dokter Spesialis Kandungan-Ginekologi, mengatakan beberapa dokter mungkin menawarkan anestesi lokal yang dapat disuntikkan dan bekerja lama selama operasi caesar selain anestesi regional atau umum. Ini sebagai upaya meminimalkan kebutuhan obat pereda nyeri pasca operasi, khususnya opioid.
Sedangkan penggunaan anetesi umum itu jika Bunda memiliki riwayat medis atau keadaan darurat yang menyatakan anestesi regional terlalu berisiko atau tidak mungkin dilakukan.
Ketahui risiko setiap jenis anestesi dengan mengklik halaman berikutnya.
Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.
Saksikan juga yuk video tentang serba-serbi suntik epidural sebelum operasi caesar.
PAHAMI RISIKO ANESTESI OPERASI CAESAR
Mengenal Suntik Anestesi untuk Operasi Caesar, Mulai Prosedur hingga Risikonya/Foto: Getty Images/iStockphoto/TolikoffPhotography
Risiko anestesi untuk operasi caesar
1. Risiko anestesi umum
Untuk anestesi umum saat ini tidak direkomendasikan karena ada lebih banyak risiko potensial untuk Bunda dan bayi.
Pada penelitian berjudul The Current Role of General Anesthesia for Cesarean Delivery, peneliti Laurence Ring dan Ruth Landau dari Department of Anesthesiology, Columbia University Irving Medical Center, New York, NY USA, dan Carlos Delgado dari Department of Anesthesiology and Pain Medicine, University of Washington, Seattle, WA USA menemukan bahwa anestesi umum tidak diperlukan untuk persalinan caesar.
"Ini dikaitkan dengan komplikasi ibu, termasuk komplikasi terkait anestesi yang serius, infeksi tempat operasi, dan kejadian tromboemboli vena," tulis peneliti.Â
Selain itu, nyeri ibu yang lebih signifikan dan tingkat depresi postpartum yang lebih tinggi yang membutuhkan rawat inap berhubungan dengan anestesi umum untuk persalinan caesar.
Berbagai penelitian juga telah menemukan bahwa persalinan caesar dengan anestesi umum menghasilkan kehilangan darah yang lebih tinggi. Bahkan ada penelitian yang membuktikan hasil neonatal yang lebih buruk di antara bayi yang lahir dari ibu yang menerima anestesi umum untuk persalinan caesar, ketika dianggap mendesak.
2. Anestesi regional
Bagaimana dengan anestesi regional? Â Pada anestesi regional dengan epidural, prosedur hanya boleh dilakukan dokter anestesi.
Tekniknya epidural serupa dengan teknik anestesi spinal. Dikutip dari detikcom, bedanya pada teknik anestesi spinal, anggota gerak bawah seakan sengaja 'dilumpuhkan' atau tidak dapat digerakkan dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan pada teknik anestesi epidural, hanya saraf yang memberikan respon nyeri yang dilumpuhkan untuk sementara waktu.
Dokter akan melakukan penyuntikan di daerah punggung untuk penempatan suatu kateter kecil yang berguna untuk menyuntikkan obat anestesi epidural.
Sebelum efek obat habis, dokter anestesi akan memberikan suntikan obat anestesi epidural selanjutnya melalui kateter yang sudah dipasang. Bunda yang mendapatkan anestesi epidural juga masih dapat beraktivitas seperti biasa karena saraf yang di blok hanyalah saraf yang memberikan rangsang nyeri.
3. Anestesi epidural
Anestesi epidural ini pembiusannya bias bertahan dalam waktu yang lebih lama, sedangkan untuk spinal terbatas 1-2 jam.
Valinda Riggins Nwadike, MD, yang merupakan dokter spesialis obstetri dan ginekologi mengatakan bumil bisa mendapatkan suntik epidural kapanpun selama persalinan
"Suntik epidural efektif untuk prosedur bedah yang memakan waktu lama. Ini juga bisa diberikan secara terus menerus selama prosedur pembedahan yang panjang, seperti persalinan caesar atau saat memulihkan diri dari prosedur tertentu," kata Nwadike, dilansir Healthline.
Bunda dapat merasakan efek samping usai disuntik epidural sebelum operasi caesar. Laman Cleveland Clinic menuliskan, beberapa efek yang dapat dirasakan antara lain kesemutan, sensasi terbakar, atau nyeri saat dokter menyuntikkan obat epidural.
Namun, nyeri hanya bersifat sementara atau hilang dalam beberapa menit. Bahkan ada Bunda yang tak merasakan nyeri sama sekali. Jika Bunda merasakan sakit yang hebat selama atau setelah prosedur sebaiknya memberitahukan dokter.Â
Sebelum menentukannya, Bunda dapat membicarakan dengan dokter kandungan. Apabila memungkinkan atau diperlukan, berkonsultasilah dengan departemen anestesi sebelum melahirkan.Â
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
6 Gejala Kram Perut yang Perlu Diwaspadai saat Hamil, Bisa Jadi Tanda Keguguran Bun

Kehamilan
Tetap Aktif Bunda! 5 Jenis Olahraga untuk Usia Kehamilan Trimester Ketiga

Kehamilan
Kenali Penyebab dan Cara Mengatasi Varises pada Ibu Hamil di Trimester 3

Kehamilan
3 Olahraga yang Aman dilakukan Ibu Hamil #DiRumahAja Saat Trimester Tiga

Kehamilan
Perkembangan Pesat Janin Tiap Minggu Selama Trimester Tiga


9 Foto
Kehamilan
9 Potret Gaya Busana Keluarga Kerajaan Inggris Usai Melahirkan
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda