kehamilan
7 Indikasi Melahirkan Melalui Operasi Caesar & Komplikasinya, Bunda Perlu Tahu
Kamis, 15 Sep 2022 19:40 WIB
Operasi caesar merupakan salah satu tindakan dalam persalinan. Bunda yang sudah pernah menjalaninya pasti memahami tindakan yang menimbulkan luka bekas operasi ini.
Operasi caesar tidak menimbulkan rasa nyeri hebat saat melahirkan. Sebab, ibu hamil atau bumil akan mendapatkan anastesi sebelum persalinan.
Tahapan melahirkan melalui caesar tak berhenti sampai bayi lahir. Bunda akan mendapatkan perawatan untuk memulihkan bekas luka pasca operasi.
Operasi caesar
Staf Medis Women Health Service RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, dr. Ilham Utama Surya, SpOG, menjelaskan bahwa operasi caesar atau sectio caesarea merupakan metode persalinan yang menggunakan akses perut untuk melahirkan bayi. Saat ini, indikasi operasi caesar bisa dilakukan apabila ada kegawatdaruratan pada ibu atau bayinya.
Teknik operasi caesar sebenarnya sudah digunakan sejak zaman Romawi lho, Bunda. Pada masa itu, bayi yang masih hidup dalam kandungan, bisa langsung dilahirkan. Persalinan dengan metode ini bertujuan menyelamatkan bayi.
"Namun, seiring perkembangan zaman, operasi caesar menjadi suatu hal yang penting, di mana tindakan ini tak hanya untuk menyelamatkan bayi tapi juga ibunya," kata Ilham saat dihubungi HaiBunda, beberapa waktu lalu.
Operasi caesar biasanya memakan waktu 1 sampai 2 jam. Namun, durasi operasi ini akan tergantung pada kondisi persalinan, terutama ibu dan bayi.
Indikasi operasi caesar
![]() |
Pada dasarnya, operasi caesar dilakukan bila ditemukan indikasi medis, Bunda. Berikut 7 indikasi kehamilan yang perlu menjalani operasi caesar:
1. Ketuban pecah dini
Ketuban pecah dini bisa menjadi indikasi melahirkan caesar, Bunda. Sebab, yang paling ditakutkan adalah air ketuban habis karena pecah dini.
"Kalau ketuban sudah sedikit dan pecah, itu bisa disarankan caesar karena takut cairan ketubannya habis," kata Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi di Eka Hospital Cibubur, dr. Alexander Mukti, Sp.OG, kepada HaiBunda belum lama ini.
2. Bayi terlilit tali pusar
Indikasi bumil melahirkan normal atau caesar dapat dilihat dari lilitan tali pusar bayi. Bila ada indikasi lilitan menyebabkan gawat janin, persalinan dapat dilakukan secara caesar.
"Tapi perlu diketahui, meningkatnya jumlah lilitan tali pusar pada bayi tidak dapat dijadikan acuan untuk melahirkan caesar. Tapi, jumlah lilitan lebih dari satu kali pasti risikonya lebih tinggi," ujar Alex.
3. Posisi bayi sungsang
Sungsang terjadi ketika posisi bayi berubah dalam kandungan, misalnya posisi kepala ada di atas dan kaki di bawah atau jalan lahir. Perubahan posisi ini dapat terjadi karena bayi bergerak dalam kandungan, Bunda.
Posisi bayi sungsang menjelang persalinan menjadi faktor utama melahirkan dengan operasi caesar. Sebagian besar kasus sungsang dilahirkan dengan operasi caesar untuk mencegah komplikasi pada bayi.
4. Ukuran bayi besar
Indikasi melahirkan secara caesar juga dapat dilihat dari ukuran bayi. Kebanyakan bayi dengan ukuran besar dilahirkan dengan operasi, Bunda.
Meski begitu, pertimbangan untuk melakukan operasi ini juga akan melihat kondisi lainnya, termasuk ukuran dan bentuk panggul Bunda, posisi jalan lahir, dan kondisi kesehatan bumil serta bayi.
5. Hamil kembar
Kehamilan kembar atau lebih umumnya menjadi indikasi melahirkan secara caesar. Hingga kin, banyak juga wanita yang merasa lebih aman melahirkan anak kembarnya dengan operasi, Bunda.
Menurut NHS Inggris, sebenarnya bumil bisa melahirkan bayi kembar dengan persalinan normal. Setidaknya, lebih dari 40 persen kelahiran kembar terjadi secara normal.
Tapi, jika ada masalah atau indikasi medis, dokter mungkin menyarankan untuk melahirkan dengan operasi. Sebelum memutuskan, sebaiknya konsultasi dulu ke dokter ya.
6. Pernah melahirkan caesar
Bumil yang pernah melahirkan caesar biasanya disarankan untuk melahirkan dengan metode yang sama di kehamilan berikutnya. Tapi bila memilih persalinan normal, sebaiknya tindakan ini dikonsultasikan dulu ke dokter.
Persalinan normal setelah caesar disebut juga vaginal birth after caesarean (VBAC). Meski diperbolehkan, ada syarat yang mesti dipenuhi, yaitu luka bekas operasi sebelumnya sudah sembuh dengan baik.
"Jika operasi caesar telah dilakukan lebih dari sekali (minimal dua kali), untuk berikutnya tidak dianjurkan melahirkan normal. Ada risiko terjadinya ruptur uteri, yakni kondisi rahim bekas luka yang terbuka," ujar Ilham.
Pada saat persalinan, ruptur uteri dapat menyebabkan sobeknya rahim di dalam perut. Risiko ini terjadi 1 sampai 2 persen pada ibu yang pernah melahirkan caesar.
7. Penyakit pada ibu
Penyakit berbahaya yang diidap ibu saat hamil bisa menjadi pertimbangan untuk melakukan operasi caesar. Berikut beberapa penyakit yang dapat menjadi indikasi melahirkan caesar:
- Penyakit jantung
- Penyakit paru
- Penyakit liver
- Penyakit ginjal
- Hipertensi atau tekanan darah tinggi
Tahapan melahirkan dengan operasi caesar
![]() |
Berikut 7 tahapan melahirkan dengan operasi caesar, seperti dikutip dari buku Dahsyatnya Hamil Sehat & Normal karya dr. Fredrico Patria.SpOG:
- Rambut di sekitar kemaluan akan dicukur, lalu akan dipasang selang kecil dalam kandung kemih agar tetap kosong dan tidak mengganggu proses persalinan.
- Di sekitar perut bumil akan diletakkan kain steril, kemudian permukaan perut akan dioles antiseptik.
- Bumil akan dibius oleh dokter ahli anastesi agar tidak merasakan nyeri. Ada dua jenis pembiusan, yakni regional (setengah sadar) dan bius umum (total).
- Dokter lalu akan membuat sayatan pada bagian perut. Pertama menyayat dinding perut bagian bawah sepanjang 20 cm, lalu menyayat dinding rahim sampai bayi terlihat. Kemudian, kantung ketuban akan terbuka dan cairannya disedot keluar.
- Bayi lalu dikeluarkan perlahan bersama dengan tali pusarnya. Kemudian tali pusar akan dijepit dan digunting. Sedangkan bayi diletakkan di dada ibu untuk melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
- Dokter akan mengeluarkan plasenta, sisa darah, dan sisa selaput ketuban, dinding selaput lendir rahim, dan lemak di rahim. Kemudian, dokter akan menjahit kembali sayatan operasi.
- Untuk mengurangi infeksi, ibu biasanya akan diberikan antibiotik.
Pemulihan pasca operasi caesar
Pemulihan pasca operasi caesar ini berupa penyembuhan luka bekas sayatan, Bunda. Penyembuhan ini rata-rata bisa berlangsung selama tiga bulan.
Setelah operasi, Bunda biasanya akan menjalani perawatan di rumah sakit hingga dua hari. Satu minggu setelah pulang, Bunda akan diminta kembali ke rumah sakit untuk kontrol luka sayatan operasi caesar.
"Masa nifas menjadi waktu penting untuk proses penyembuhan luka. Selama masa nifas, rahim akan kembali ke ukuran semula, yakni akan mengecil dan hanya teraba di organ panggul," kata Ilham.
Di masa nifas, Bunda perlu memantau luka operasi ya. Lihat kondisi bekas luka atau apakah terjadi pendarahan atau tidak.
Pencegahan infeksi luka operasi caesar
![]() |
Persiapan sangat penting dilakukan bila Bunda harus melahirkan secara caesar. Berikut persiapannya untuk mencegah infeksi luka bekas operasi:
1. Sebelum persalinan
Sebelum operasi, penuhi asupan nutrisi dari makanan yang mengandung makronutrien dan mikronutrien. Asupan makanan yang baik akan memengaruhi kecepatan luka untuk sembuh.
2. Saat persalinan
Pencegahan infeksi luka operasi dapat dilakukan dengan pemberian antibiotik dari dokter. Jika kondisi baik-baik saja, maka luka akan sembuh dengan sendirinya.
3. Setelah persalinan
Pemberian obat anti nyeri akan diberikan setelah persalinan. Bila luka terbuka dan belum mengering selama lebih dari seminggu, kemungkinan masih terjadi infeksi luka operasi. Bunda perlu ke dokter untuk mengatasinya.
Tips merawat bekas luka operasi
Setelah melahirkan, Bunda dianjurkan untuk merawat bekas luka operasi ya. Berikut 3 tipsnya:
- Pada seminggu pertama setelah melahirkan, luka akan ditutup perban. Bunda masih bisa mandi tanpa membasahi area luka. Setelah seminggu, luka akan kering dan perban bisa dibuka.
- Untuk mempercepat proses penyembuhan, konsumsi makanan tinggi protein seperti ikan gabus atau putih telur. Anjuran konsumsi putih telur adalah 6 kali sehari yang dibagi menjadi tiga kali makan.
- Bila luka sudah sembuh, Bunda dapat menggunakan gurita atau stagen untuk menjaga penampilan.
Komplikasi operasi caesar
Proses persalinan dengan operasi caesar tetap bisa menimbulkan komplikasi ya, Bunda. Berikut komplikasinya:
- Perdarahan pasca persalinan
- Emboli air ketuban yang bisa menyebabkan kematian ibu secara tiba-tiba
- Cedera organ kandung kemih hingga ruptur uteri
- Infeksi pasca persalinan yang mengakibatkan sakit dan nyeri
- Reaksi terhadap obat atau anestesi
- Perdarahan
- Waktu pemulihan yang lama.
Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.
Simak juga 7 tips memilih kontrasepsi untuk mencegah 'kebobolan', dalam video berikut:
(ank/pri)
