Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

5 Fakta Kasus Bumil Meninggal Usai Ditolak RSUD Subang, Kronologi hingga Investigasi Kemenkes

ANNISAAFANI   |   HaiBunda

Kamis, 09 Mar 2023 20:10 WIB

Juju Junaedi (46) suami korban ibu hamil yang meninggal dunia diduga tidak dilayani oleh RSUD Ciereng Subang.
5 Fakta Kasus Bumil Meninggal Usai Ditolak RSUD Subang, Kronologi hingga Investigasi Kemenkes/Foto: Dwiky Maulana Velayati/detikJabar

Beberapa waktu yang lalu, pemberitaan di Tanah Air ramai dengan kasus seorang ibu hamil karena ditolak RSUD Ciereng Subang, Bunda. Wanita dengan usia kandungan 9 bulan itu meninggal dalam perjalanan bersama suami menuju rumah sakit di Bandung.

Kejadian ini tentunya menyita banyak perhatian. Bahkan, ini menjadi kasus yang akan diinvestigasi oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia bersama pihak berwajib setempat.

Bunda ingin mengetahui informasi kasus ini secara lengkap? Simak fakta-fakta yang sudah Bubun rangkum dari berbagai sumber berikut, ya.

1. Kronologi

Mengutip dari detikcom, peristiwa itu bermula saat Kurnaesih yang asal Kampung Citombe, Desa Buniara, Kecamatan Tanjungsiang, Kabupaten Subang hendak melahirkan pada Kamis (16/2/2023) malam. Wanita berusia 39 tahun itu disebut mengalami kontraksi saat berada di rumahnya, Bunda.

Kondisinya saat itu juga terus menurun, sampai pada akhirnya keluarga membawanya ke Puskesmas Tanjungsiang untuk penanganan awal. Namun sayang, karena tidak ada perubahan, Kurnaesih dibawa ke RSUD Ciereng.

"Sudah drop waktu masih di rumah tuh, saya bawa langsung ke puskesmas. Terus sama, masih gitu, tidak ada perubahan. Terus akhirnya dibawa langsung ke RSUD Subang," kata Juju Junaedi, suami Kurnaesih.

Sesampainya di RSUD, Kurnaesih diterima Instalasi Gawat Darurat (IGD). Namun, ketika akan masuk ke ruang Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK) untuk mendapatkan tindakan, ia ditolak dengan alasan pihak rumah sakit belum menerima rujukan dari Puskesmas Tanjungsiang.

"Waktu di IGD memang masih diterima, tapi waktu dipindahin ke ruangan anak, langsung ditolak. Katanya belum ada konfirmasi dari rujukan Puskesmas Tanjungsiang mah. Nah kayak gitu aja kronologinya mah," ucapnya.

Pihak keluarga akhirnya segera membawa Kurnaesih ke rumah sakit di Bandung karena tidak mendapat tindakan dari RSUD Ciereng. Namun, korban beserta anak dalam dikandungnya meninggal dunia saat di perjalanan.

"Tidak ada tindakan sama sekali dari RSUD Ciereng, langsung saja saya bawa ke Bandung sama ibu bidan puskesmas pakai ambulans di Puskesmas Tanjungsiang. Istri saya sudah tidak kuat dan meninggal duluan waktu mau ke rumah sakit di Bandung," ungkap Juju.

2. ICU Penuh

Menanggapi kejadian ini, Direktur Utama RSUD Ciereng Subang dr. Ahmad Nasuhi, menjelaskan alasan pihak rumah sakit menolak pasien atas nama Kurnaesih. Katanya, bidan yang bertugas sudah memberitahu keluarga bahwa ICU di sana penuh sebelum Kurnaesih dibawa ke ruang PONEK.

"Akhirnya dibawa ke Ponek, di Ponek kaget ini pasien yang mana, kan tadi dikasih tahu bahwa ICU penuh, jadi dalam kondisi seperti ini bukan kita menolak, karena kalau dioperasi mau ditaruh di mana," ujarnya.

Ahmad juga menjelaskan saat memberikan konfirmasi permintaan rujukan Puskesmas, pihak RSUD telah mengatakan jika ruang ICU penuh. Pasien dan keluarga disarankan mencari rumah sakit lainnya karena melihat kondisi pasien membutuhkan ICU.

"Hari Kamis (16/2/2023) masuk ke RSUD Subang, tapi sebelumnya pasien ini sudah diinformasikan lewat bidan yang membawa pasiennya bahwa kondisi ICU penuh. Ternyata pasien ini posisinya sudah dekat RSUD waktu dikabari kalau ICU penuh," paparnya.

Atas kejadian ini, pihak RSUD Ciereng Subang tetap meminta maaf kepada keluarga korban atas meninggalnya ibu hamil tersebut.

"Kami juga turut berdukacita yang sedalam-dalamnya, dan memang ini hal yang tidak terduga sebelumnya, dan kami juga dari sisi kemanusiaan memohon maaf, bukannya kami tidak berusaha, bahkan di IGD pun sudah dilakukan seperti itu," tuturnya.

Simak kelanjutannya di halaman berikut ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis! 

Simak juga 5 tips mengatasi kaki bengkak pasca melahirkan dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]


ULTIMATUM GUBERNUR - RS AKAN DIAUDIT

Gubernur Jabar Ridwan Kamil.

Gubernur Ridwan Kamil/Foto: Rifat Alhamidi

3. Ultimatum Ridwan Kamil

Sebagai pemimpin daerah, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil turut memberikan respon atas kasus ibu hamil yang meninggal akibat tidak ditangani RSUD Ciereng, Subang, Bunda.

Saat ditanya oleh wartawan, Ridwan Kamil mengatakan telah memerintahkan Bupati Subang Ruhimat untuk mengevaluasi manajemen rumah sakit daerah tersebut.

"Saya sudah minta Pak Bupati untuk menegur dan mengevaluasi RSUD. Karena, jika sangat emergency, urusan nyawa harus didahulukan apa pun situasinya," kata Ridwan Kamil.

Ridwal Kamil mendapat informasi saat itu ruangan ICU RSUD Ciereng penuh. Meski demikian, ia tetap meminta bupati setempat segera mengevaluasi jajaran RSUD imbas kejadian tersebut.

"Saya sudah kontak Bupati Subang. Bupati Subang sudah mengumpulkan semua pihak, dan alasan Rumah Sakit Subang tidak bisa menangani karena ICU penuh," ucapnya.

Banner Hari Perempuan Internasional

4. RS akan Diaudit

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Brian Sri Prahastuti disebut-sebut juga menjadi pihak lain yang menaruh perhatian lebih dalam atas ini. Ia menyesalkan kasus meninggalnya Kurnaesih dan berbicara mengenai upaya pemerintah dalam penurunan angka kematian ibu.

"Kami sangat menyayangkan jika masih ada penolakan penanganan kasus gawat darurat oleh RS. Apalagi kasus ini menyebabkan kematian ibu dan bayi, sementara kita ketahui bahwa penurunan angka kematian ibu merupakan prioritas nasional seperti halnya penurunan angka stunting," kata Brian, Selasa (7/3/2023).

Brian pun meminta agar pemerintah daerah setempat untuk mengaudit rumah sakit agar menemukan titik terang penyebab kematian Kurnaesih. Dia tidak ingin ada kasus serupa terulang di masa depan.

"Dinas Kesehatan Kabupaten Subang wajib melakukan audit kasus untuk mengetahui penyebab kematian ibu serta merumuskan rekomendasi agar kasus serupa tidak terjadi lagi terutama di RSUD Ciereng Subang," tuturnya.

"Ada standar kualitas layanan yang harus dipatuhi PONEK, yang dibentuk untuk mencegah keterlambatan penanganan kasus kegawatdaruratan obstetrik dan neonatal di RS," imbuh Brian.

Selain itu, Brian juga menyoroti urusan administrasi di rumah sakit. Katanya, semestinya urusan administrasi terkait kasus ibu hamil itu diselesaikan tanpa menunda tindakan medis.

Juga, perihal lambatnya penanganan karena jarak tempuh ke rumah sakit turut membuat Brian geram. "Mencermati kronologis kasus di atas, pasien sudah mendapatkan penanganan awal di IGD RS sebelum dialih rawat ke bagian PONEK. Semestinya, urusan administrasi diselesaikan tanpa menunda tindakan medis yang diperlukan untuk menyelamatkan nyawa ibu dan bayi," ucap Brian.

"Walaupun, pada kasus ini sepertinya ibu hamil datang sudah dengan kondisi yang buruk dan prognosa yang kurang baik. Jarak tempuh dari puskesmas ke RS yang mungkin juga cukup jauh dan berkontribusi pada keterlambatan dalam penanganan," sambungnya.

Simak fakta lainnya di halaman berikut ya, Bunda.

DISELIDIKI POLISI DAN KEMENKES

Siti Nadia Tarmizi Kemenkes RI

dr Siti Nadia Tarmizi, M.Epid/Foto: Hana Nushratu/detikHealth

5. Diselidiki Polisi hingga Kemenkes Investigasi

Di pihak lain, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia dan pihak kepolisian setempat juga akan mengambil tindakan selanjutnya, Bunda. Oleh kepolisian kejadian ini akan terus diselidiki dan Kemenkes turut melakukan investigasi mendalam

"Ini kan kejadiannya di Februari ya, kita kan mendengarkan informasinya dari yang disampaikan teman-teman media. Saat ini kita posisinya sedang meminta klarifikasi dengan Dinkes Subang ya," ucap Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan, dr Siti Nadia Tarmizi, M.Epid.

"Karena walau bagaimana pun juga RSUD kan berada di bawah pemerintah daerah," sambungnya.

Kemenkes juga sedang melakukan pemeriksaan audit maternal perinatal. Hal itu dilakukan untuk menemukan penyebab meninggalnya Kurnaesih.

"Maksudnya apakah karena memang melahirkan, karena gejala-gejalanya itu yang sedang masih dilakukan investigasi. Akan ada prosedur yang kita sebut sebagai audit maternal perinatal, audit kematian untuk ibu," jelasnya.

Dari pihak polisi, saat ini pihaknya masih melakukan pengembangan. "Kami dari pihak kepolisian masih melakukan pengembangan dan melakukan serangkaian penyelidikan terkait dengan kasus tersebut," ujar Kapolres Subang AKBP Sumarni kepada wartawan.

Sumarni mengatakan jika dalam kasus kematian ibu hamil tersebut terdapat tindak pidana, pihaknya akan melakukan penindakan. Namun, hingga saat ini pihaknya belum mendapatkan laporan dari pihak keluarga.

"Jika masuk unsur pidananya, pasti kita akan melakukan penindakan. Ini kan sudah viral informasinya ya, makanya kita lakukan penyelidikan," katanya.

Selain itu, menurut Sumarni, pihaknya juga mengaku sudah memeriksa beberapa saksi dari kasus kematian ibu hamil yang ditolak RSUD Ciereng Subang tersebut. "Nanti kalau sudah ada data lengkap, kita rilis. Ada beberapalah (saksi yang diperiksa)," ungkapnya.


(AFN/fir)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda