Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Bayi Mampu Mengingat sejak dalam Kandungan, Benarkah? Ini Faktanya

vania dinda   |   HaiBunda

Senin, 03 Apr 2023 21:25 WIB

Ilustrasi Janin
Bayi Mampu Mengingat sejak dalam Kandungan, Benarkah? Ini Faktanya/Foto: Getty Images/iStockphoto

Beberapa orang percaya bahwa semua orang memiliki ingatan bawah sadar sejak di dalam kandungan. Hal ini didukung oleh sebuah penelitian yang baru-baru ini telah menjelaskan lebih banyak tentang ingatan bayi sebelum lahir.

Dikutip dari Belly Belly, pada tahap akhir penelitian, ditemukan bahwa bayi yang belum lahir mampu mengingat apa yang terjadi sejak minggu ke 34 kehamilan. Jadi, jika Bunda sedang hamil dan mungkin memiliki lagu kesukaan yang diputar berulang kali, atau memberi tahu Si Kecil yang belum lahir betapa Bunda mencintainya setiap hari, ada kemungkinan Si Kecil akan mengingatnya lho.

Bayi mampu mengingat sejak dalam kandungan

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Infant Behavior & Development ini menunjukkan bahwa bayi mulai membentuk ingatan dan memperoleh pengetahuan lebih awal dari yang diperkirakan sebelumnya. Penelitian sebelumnya menyimpulkan bahwa ingatan dapat berlangsung pada 37 minggu, namun penelitian ini telah menemukan bukti bahwa bayi mampu mengingat tiga minggu lebih cepat.

Para peneliti dapat mengetahui jika bayi memiliki ingatan dengan cara menggunakan respons orientasi jantung dan perubahan kecil pada detak jantung. Respon ini diyakini sebagai respon terhadap stimulus, dan banyak yang percaya dapat digunakan untuk menentukan apakah ingatan telah terjadi.

Selama penelitian, calon ibu diminta untuk membacakan sajak anak-anak yang tidak dikenal, sebanyak dua kali sehari antara minggu ke 28 dan 34 kehamilan. Kemudian. para peserta diundang untuk pengujian pada 28, 32, 33, 34, 36, dan 38 minggu kehamilan, untuk menentukan apakah janin mengenali sajak anak-anak.

Pengujian nya juga ditambah dengan rekaman seorang wanita lain (yang bukan Bunda nya) sedang membaca sajak anak-anak yang diputar selama pengujian, untuk memastikan bayi tidak hanya bereaksi terhadap suara Bunda yang familiar. Jika detak jantung melambat, ini dianggap sebagai bukti bahwa bayi mengenali kata-kata yang diucapkan bukan hanya suaranya saja.

Pada minggu ke-34, peserta diminta untuk tidak mengulangi sajak anak-anak lagi. Hal ini bertujuan untuk mengidentifikasi, seberapa lama ingatan itu akan bertahan.

Pengujian menemukan bahwa pada usia ke-34 minggu, bayi mulai merespons sajak anak-anak. Tanggapan ini berlanjut selama pengujian hingga sekitar minggu ke-38, atau empat minggu setelah calon ibu berhenti membaca sajak anak-anak setiap hari.

Kemudian para peneliti melakukan tes lagi untuk memberikan pemahaman yang lebih jelas tentang memori janin. Dalam tes ini, rekaman seorang wanita membaca sajak anak-anak baru diputar, lalu para peneliti menemukan bahwa detak jantung bayi-bayi ini dipercepat sebagai respons terhadap sajak baru.

Jadi dapat disimpulkan jika detak jantung meningkat, para peneliti menduga janin belum sepenuhnya memahami suara baru. Jika detak jantung melambat, itu berarti janin menemukan sajak anak-anak.

Ilustrasi JaninIlustrasi Janin/ Foto: Getty Images/iStockphoto

Tujuan penelitian 

Menurut Neuroscience News, tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dasar tidak hanya tentang kapan, tetapi pada akhirnya bagaimana, manusia belajar dan mengingat. Hal ini penting untuk pengalaman bayi di unit perawatan intensif neonatal, karena teknologi baru memberi bayi prematur peluang lebih besar untuk bertahan hidup dan mengubah pola stimulasi untuk perkembangan janin di dalam maupun di luar rahim.

Artinya, penelitian ini memberikan pemahaman yang lebih besar tentang ingatan awal dan memori bayi. Penelitian ini juga dapat membantu untuk memahami bagaimana suara Bunda dapat digunakan untuk merangsang Si Kecil yang lahir secara prematur.

Namun, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk lebih memahami bagaimana ingatan yang diterima tersebut berlangsung, dalam konteks perkembangan berkelanjutan pada trimester terakhir kehamilan.

Klik halaman berikutnya ya Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

Saksikan video tentang dampak ibu hamil sering begadang untuk tumbuh kembang janin:

[Gambas:Video Haibunda]



BAYI MAMPU MENGINGAT SEJAK DALAM KANDUNGAN

3D Ultrasound image

Bayi Mampu Mengingat sejak dalam Kandungan, Benarkah? Ini Faktanya/Foto: iStock

Yang dipelajari bayi sejak di dalam kandungan

Selain mengingat, janin juga mampu untuk mempelajari apa pun sejak di dalam kandungan lho, Bun. Ada tiga cara utama yang dianggap dipelajari oleh bayi di dalam rahim, seperti yang dikutip dari Babycentre berikut ini:

1. Belajar dari pengalaman 

Si Kecil bisa mengenali suara dan musik yang familiar ketika mendengarnya di dalam rahim dan juga setelah lahir. Si Kecil juga bisa mengetahui oleh gerakan dan suara-suara seperti mesin mobil, yang mungkin mengingatkannya pada gerakan dan suara tubuh Bunda.

2. Belajar dengan pengulangan

Seperti pada penelitian di atas, jika Bunda sering memperdengarkan suara yang berulang kepada Si Kecil sejak di dalam kandungan, ia mungkin tidak akan terkejut saat ia sudah lahir.

Banner Kebiasaan untuk Kecilkan Lingkar Perut

3. Belajar dengan hubungan

Si Kecil juga mungkin belajar menghubungkan pengalaman tertentu dengan perasaan Bunda saat itu. Misalnya, jika Bunda sering mendengarkan musik tertentu sambil bersantai, musik yang sama dapat menenangkannya setelah lahir.

Namun belum ada bukti yang menjelaskan bahwa Bunda dapat meningkatkan kecerdasan Si Kecil, hanya dengan memainkan musik atau membacakan cerita. Tetapi, dengan mendengar suara Bunda, Si Kecil dapat mengenali dan menjalin ikatan dengan Bunda setelah lahir.

Dengan berinteraksi dengan Si Kecil yang berada di dalam kandungan juga dapat membantu Bunda untuk rileks, mengurangi stres, dan memperdalam perasaan Bunda terhadap Si Kecil. Bahkan stimulasi alami yang diterima Si Kecil dari percakapan dan aktivitas sehari-hari Bunda sudah lebih dari cukup untuk mempersiapkannya menghadapi dunia luar.


(pri/pri)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda