Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Pahami Ciri-ciri Ketuban Merembes Tanpa Kontraksi di Trimester 3 Kehamilan

Melly Febrida   |   HaiBunda

Minggu, 25 Feb 2024 13:20 WIB

Ketuban rembes
Ketuban rembes tanpa kontraksi/ Foto: Getty Images/LittleCityLifestylePhotography
Daftar Isi

Cairan ketuban merembes bisa terasa seperti semburan cairan atau hanya seperti tetesan perlahan dari vagina. Ketuban merembes ini pun bisa terjadi tanpa kontraksi meski sudah di trimester tiga kehamilan. Yuk, pahami ciri-cirinya, Bunda.

Cairan ketuban merupakan cairan yang mengelilingi janin di dalam rahim. Fungsi cairan ketuban ini bermacam-macam, namun semuanya berhubungan dengan perkembangan janin.  

Kebocoran cairan ketuban terjadi ketika terdapat lubang atau robekan pada kantung ketuban. Pecahnya biasanya menandakan dimulainya persalinan. Inilah yang dimaksud dengan air ketuban “pecah”.

Valinda Nwadike, seorang dokter bersertifikat spesialis kebidanan dan ginekologi mengatakan janin dan cairannya tetap berada di dalam kantung ketuban. Biasanya pecah saat ibu melahirkan. Tapi, terkadang ketuban ini bisa pecah lebih awal sebelum persalinan dimulai pada kehamilan cukup bulan, disebut ketuban pecah dini (PROM).

Jika terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu, disebut dengan ketuban pecah dini prematur (PPROM), ini dapat menyebabkan persalinan prematur dan kelahiran.

"Jika kantung ketuban pecah sebelum minggu ke-37 kehamilan, dokter menyebutnya sebagai PROM prematur," kata Nwadike dikutip dari Medical News Today.

Perempuan yang hamil kurang dari enam bulan setelah persalinan terakhirnya atau mengandung lebih dari satu bayi berisiko lebih tinggi terkena PROM.

Beberapa orang akan mengalami kebocoran cairan ketuban selama trimester ketiga sehingga mengakibatkan kondisi yang dikenal sebagai oligohidramnion, atau cairan ketuban rendah. 

Menurut March of Dimes, oligohidramnion disebabkan masalah kesehatan ibu, pengobatan, cacat lahir, pertumbuhan janin yang buruk, pecahnya ketuban, atau sebab lainnya. Hal ini dapat menyebabkan komplikasi pada janin, termasuk hambatan pertumbuhan, ketidakmampuan menoleransi persalinan, cacat lahir, dan banyak lagi.

Hal ini terjadi pada sekitar 4 persen kehamilan,  dan penyedia layanan kesehatan dapat membantu menangani kondisi ini.

Kabar baiknya adalah, dalam banyak kasus, kebocoran cairan ketuban tidak perlu dikhawatirkan. Namun, ibu hamil harus segera berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan jika mencurigai adanya cairan ketuban yang merembes, karena terlalu sedikit cairan dapat menyebabkan tali pusat tertekan, sehingga bayi tidak mendapatkan cukup makanan dan oksigen.

Ciri-ciri cairan ketuban merembes

Melansir laman Parents, ibu hamil mungkin kebingungan jika ada cairan keluar dari vaginanya itu karena air ketuban merembes, atau cairan vagina, atau urine. 

Cara membedakan antara urine dan cairan ketuban

  1. Urine: Untuk membedakannya, urine (umumnya) memiliki bau yang menyerupai amonia, dan kebocoran kandung kemih selama kehamilan cukup umum terjadi.
  2. Cairan vagina: Cairan ini biasanya berwarna putih atau kuning. Namun, cairan ketuban biasanya bening (atau berwarna merah) dan akan merendam pakaian dalam. Ia juga tidak memiliki aroma dan/atau sedikit berbau manis.

Jika cairan tersebut tidak tampak seperti urine atau cairan ketuban, sebaiknya konsultasikan dengan dokter. Keputihan terkadang juga disalahartikan sebagai cairan ketuban. Ibu hamil dapat membedakannya dari penampilan, rasa, dan baunya.

Keputihan cenderung menjadi lebih putih, lengket, dan kental seiring bertambahnya usia kehamilan. Jika Bunda mengeluarkan cairan yang tidak sesuai dengan deskripsi ini, beri tahu ke dokter.

Berikut ciri-ciri cairan ketuban yang merembes:

  • Cairan ketuban merupakan cairan encer berwarna bening atau tidak berwarna dan tidak berbau.
  • Secara umum terlihat seperti air, tetapi terkadang mengandung bekas darah atau lendir. Cairan ketuban juga bisa berwarna hijau atau coklat ketika ada mekonium (tinja yang dikeluarkan bayi). Bisa juga muncul bintik-bintik putih akibat lendir. Dan jika terdapat darah, cairan ketuban mungkin tampak berwarna merah.
  • Jika ketuban bocor atau merembes, kemungkinan besar kebocorannya tidak akan berhenti.
  • Ibu hamil seharusnya tidak merasakan sakit dengan aliran cairan ketuban.

Ibu hamil yang khawatir dengan tanda-tanda ketuban merembes, satu-satunya cara yang teruji dan benar untuk mendiagnosis kondisi tersebut adalah menghubungi dokter. 

Dokter kemungkinan akan meminta ibu hamil menjalani serangkaian tes, yang mungkin mencakup ujian pengumpulan, tes pH, dan tes pewarna. Selain itu juga dapat mengambil sampel cairan dan melihatnya di bawah mikroskop, karena cairan ketuban akan memiliki pola daun pakis setelah kering.

Jika ibu hamil menyadari ada cairan ketuban yang bocor, gunakan pembalut untuk menyerap sebagiannya. Lihat dan cium baunya untuk memastikan itu bukan urine.

Perawatan ketuban bocor

Perawatan jika ketuban bocor itu tergantung pada penyebab kebocoran, serta usia, kesehatan, dan perkembangan janin.

Seorang dokter mungkin menyarankan ibu hamil istirahat di tempat tidur, artinya ibu hamil harus mengurangi aktivitas dan istirahat hampir sepanjang hari. Dokter mungkin juga menyarankan untuk tidak melakukan hubungan seks.

Jika usia kehamilan sudah 37 minggu atau lebih, persalinan sering kali disarankan. Hal ini dapat dilakukan melalui induksi atau operasi caesar. Jika hamil 34 hingga 37 minggu, dokter mungkin menyarankan persalinan atau melanjutkan kehamilan dalam upaya untuk melahirkan bayi hingga cukup bulan.

Selama waktu ini, ibu hamil akan diawasi secara ketat dengan pemeriksaan rutin. Setiap upaya untuk menunda persalinan akan dilakukan jika cairan ketuban rendah pada kehamilan sebelum 34 minggu. Hal ini dapat dilakukan melalui kombinasi pengobatan dan istirahat di tempat tidur.

Ibu hamil yang mengalami ketuban rembes tanpa kontraksi sebelum hari perkiraan lahir, kemungkinan akan dirawat di rumah sakit, sehingga dokter dapat memantau kesehatan ibu dan bayi.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda