
kehamilan
Perdarahan Postpartum: Penyebab, Bahaya & Penanganan Usai Melahirkan
HaiBunda
Selasa, 17 Oct 2023 10:25 WIB

Daftar Isi
Semua Bunda pasti menginginkan kondisi fisik yang sehat dan prima setelah melahirkan. Hal ini karena semua ibu pasti ingin segera bertemu dan berada dekat Si Kecil setelah ia lahir.
Namun, tak semua persalinan bisa berjalan dengan lancar, tak dapat dipungkiri terdapat risiko-risiko komplikasi persalinan yang bisa saja terjadi. Salah satu komplikasi persalinan yang bisa terjadi adalah pendarahan postpartum.
Lalu apa itu pendarahan postpartum dan apa penyebab, bahaya, dan bagaimana penanganan yang tepat agar nyawa Bunda tak berada dalam bahaya. Yuk simak artikel ini sampai tuntas untuk mengetahuinya, Bunda.
Mengenal pendarahan postpartum
Melansir dari Cleveland Clinic, pendarahan postpartum atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama postpartum hemorrhage (PPH) adalah sebuah kondisi ketika Bunda mengalami pendarahan hebat setelah melahirkan. Biasanya pendarahan ini terjadi 24 jam setelah melahirkan dan bisa menyebabkan Bunda kehilangan darah dalam jumlah yang besar.
Pendarahan postpartum sendiri dibagi menjadi 2 jenis berdasarkan waktu terjadinya. Jika terjadi dalam waktu 24 jam setelah melahirkan kondisi ini disebut postpartum primer. Jika terjadi dalam waktu lebih dari 24 jam hingga 12 minggu setelah melahirkan disebut dengan postpartum sekunder.
Penyebab pendarahan postpartum
Melansir dari March of Dimes, Pendarahan postpartum dapat terjadi karena 4 hal, yaitu:
Atonia rahim
Atonia rahim adalah sebuah kondisi ketika rahim menjadi sangat lembut dan lemah setelah persalinan. Ketika kondisi ini terjadi, rahim tidak mampu berkontraksi dengan baik untuk menghentikan aliran darah dari pembuluh darah plasenta. Akibatnya, pendarahan terus terjadi dan bisa membuat Bunda berada dalam kondisi yang kurang baik.
Trauma rahim
Penyebab lain dari pendarahan postpartum adalah trauma rahim, mencakup kerusakan pada vagina, leher rahim, rahim, atau perineum. Penggunaan alat bantu selama persalinan seperti forceps atau vakum bisa meningkatkan risiko terjadinya trauma rahim. Hasil dari trauma rahim sendiri biasanya adalah kumpulan darah atau hematoma yang kemudian menyebabkan pendarahan selama beberapa jam setelah persalinan.
Sisa plasenta yang tertahan
Plasenta yang tidak keluar secara menyeluruh dari dalam rahim juga bisa menyebabkan pendarahan postpartum, Bunda. Hal ini karena sisa plasenta yang tertinggal akan mempengaruhi kemampuan rahim berkontraksi untuk menghentikan pendarahan. Maka dari itu, sangat penting untuk memastikan tidak ada sisa plasenta sedikit pun dalam rahim setelah melahirkan.
Gangguan pembekuan darahÂ
Masalah lain yang bisa menjadi penyebab terjadinya pendarahan postpartum adalah jika Bunda mengalami gangguan pembekuan darah atau trombin. Selain gangguan pembekuan darah masalah kesehatan seperti eklamsia juga bisa menjadi penyebab pendarahan postpartum. Pendarahan sekecil apapun jika terjadi pada Bunda yang mengidap 2 masalah kesehatan tersebut maka akan menjadi sangat sulit untuk dihentikan.Â
![]() |
Risiko pendarahan postpartum
Kehilangan banyak darah setelah melahirkan akan membuat Bunda berada dalam bahaya yang besar. Hal ini karena kehilangan darah bisa menyebabkan beberapa komplikasi seperti peningkatan detak jantung, pernapasan cepat, dan penurunan aliran darah.
Kondisi tersebut jika tidak ditangani dengan tepat akan menyebabkan aliran darah ke hati, otak, jantung, dan ginjal menjadi sangat terbatas sehingga membuat tubuh mengalami syok yang bisa menyebabkan koma hingga kematian.
Penanganan pendarahan postpartum
Pendarahan postpartum dalam dunia medis dianggap sebagai situasi yang cukup darurat karena bisa menyebabkan kematian.Â
"Salah satu hal terbesar yang membuat para obstetri merasa khawatir adalah perdarahan postpartum," kata Vanessa E. Torbenson, dokter obstetri-ginekolog di Minnesota, dikutip dari Mayo Clinic.
Penanganan yang dilakukan oleh dokter tentunya berfokus untuk menghentikan pendarahan sesegera mungkin dan menggantikan darah yang hilang. Berikut beberapa cara yang biasa dilakukan untuk menangani pendarahan postpartum:
- Pemijatan rahim untuk membantu otot-otot rahim berkontraksi.
- Obat-obatan untuk merangsang kontraksi seperti oksitosin, metilergonovin, dan prostaglandin.
- Mengangkat jaringan plasenta yang masih tertahan di rahim.
- Memperbaiki robekan atau luka pada vagina, serviks, dan rahim.
- Memasukkan kasa steril ke dalam rahim atau mengikat pembuluh darah.
- Menggunakan kateter atau balon untuk memberi tekanan pada dinding rahim.
- Embolisasi arteri rahim dan transfusi darah.
Jika cara di atas sudah dilakukan dan belum berhasil menghentikan pendarahan jalan lain yang dipilih dokter adalah dengan melakukan laparotomi atau histerektomi. Laparotomi dilakukan dengan cara membuat sayatan dan mencari lokasi pendarahan, sedangkan histerektomi adalah prosedur pengangkatan rahim jika pendarahan benar-benar tidak bisa dihentikan dan mengancam nyawa.
Itulah sekilas tentang pendarahan postpartum beserta penyebab, bahaya, dan cara mengatasinya. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
Retensio Plasenta Saat Persalinan: Kenali Gejala, Penyebab & Pengobatannya

Kehamilan
Ngerinya Persalinan Paramitha Rusady, Mati Suri 4-5 Hari Usai Melahirkan

Kehamilan
Saat Janin Sungsang, Mengapa Lebih Banyak Bunda yang Jalani Persalinan Caesar?

Kehamilan
Bahaya Komplikasi Akibat Emboli Air Ketuban Saat Melahirkan

Kehamilan
3 Komplikasi Setelah Melahirkan yang Sebaiknya Bunda Waspadai


5 Foto
Kehamilan
2 Kali Keguguran, Intip 5 Potret Kebahagiaan Ashilla Zee Eks Blink Melahirkan Anak Pertama
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda