Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Apakah Kondisi Janin di Luar Kandungan Tetap Positif saat Dites dengan Testpack?

Melly Febrida   |   HaiBunda

Rabu, 08 Nov 2023 10:42 WIB

A pregnant female of Asian decent, lays out on an exam table as a technician conducts her ultrasound.  She is dressed casually and has her belly exposed as she looks to the screen to see her baby.
Apakah Kondisi Janin di Luar Kandungan Tetap Positif saat Dites dengan Testpack?/Foto: Getty Images/FatCamera
Daftar Isi
Jakarta -

Kehamilan ektopik terjadi ketika janin ada di luar kandungan. Untuk mendiagnosis kehamilan ektopik ini sulit jika hanya melihat gejalanya. Bagaimana dengan testpack, apa kondisi janin di luar kandungan juga tetap positif saat dites?

Kehamilan dapat disebut normal dan sehat jika janin berkembang di dalam rahim. Namun, sekitar 2 persen dari seluruh kasus, embrio tertanam di tempat lain atau di luar rahim. Biasanya embrio ditanam di saluran tuba, namun terkadang di leher rahim atau bekas luka caesar. Kehamilan inilah yang disebut dengan kehamilan ektopik.

Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), kehamilan ektopik terjadi ketika sel telur yang telah dibuahi tumbuh di luar rahim. Lebih dari 90 persen kehamilan ektopik terjadi di tuba fallopi (saluran tuba).

Menurut Mark D. Levie, M.D., profesor OB-GYN dan kesehatan perempuan di Albert Einstein College of Medicine, kehamilan ektopik dapat menyebabkan pecahnya saluran tuba, pendarahan internal, dan kematian ibu. Untuk itu, diperlukan diagnosis dan pengobatan cepat agar tidak mengalami komplikasi apa pun.

Janin di luar kandungan

Kehamilan ektopik masih menghasilkan hormon uman chorionic gonadotropin (hCG), hasil tespack kehamilan di rumah akan positif. 

"Orang dengan kehamilan ektopik juga akan mengalami gejala awal kehamilan seperti nyeri payudara, mual, bercak, dan banyak lagi. Gejala kehamilan ektopik (pendarahan dan sakit perut) biasanya muncul sekitar 6-8 minggu," kata Levie. 

Jika Bunda mengalami sakit perut atau pendarahan selama trimester pertama, segeralah menemui dokter untuk menyingkirkan kemungkinan kehamilan ektopik. Jika nyeri signifikan atau di satu sisi, kemungkinan ektopik.

Ketika kehamilan ektopik berkembang dan menyebabkan pendarahan di perut, dapat menyebabkan sakit kepala ringan, lemah, nyeri bahu, pingsan, dan banyak lagi karena kehilangan darah menjadi lebih banyak. 

Mendiagnosis sejak dini mengurangi risiko komplikasi seperti pecahnya tuba fallopi dan pendarahan internal. 

Penyebab kehamilan ektopik

Penyebab terjadinya kehamilan di luar rahim belum diketahui secara pasti. Namun, kondisi ini sering kali dikaitkan dengan terjadinya kerusakan pada bagian tuba fallopi.

Organ ini merupakan saluran penghubung antara indung telur dan rahim. Terjadinya kerusakan pada tuba fallopi ini biasanya disebabkan berbagai faktor di antaranya sebagai berikut:

  • Faktor genetik / keturunan dari riwayat keluarga.
  • Kondisi bawaan lahir.
  • Terjadinya ketidakseimbangan hormon dalam tubuh.
  • Masalah peradangan yang disebabkan karena adanya infeksi atau prosedur medis.
  • Terjadinya perkembangan organ reproduksi yang berjalan tidak normal.
A pregnant female of Asian decent, lays out on an exam table as a technician conducts her ultrasound.  She is dressed casually and has her belly exposed as she looks to the screen to see her baby.Ilustrasi ibu hamil/ Foto: Getty Images/FatCamera

Konfirmasi kehamilan

1. Tes hCG kuantitatif

Jika dokter mengira Bunda hamil, biasanya akan dites darah atau urine untuk mengetahui (hCG). Kadar hCG dapat dideteksi dalam 10 hari setelah ovulasi—walaupun terkadang peningkatannya dapat dideteksi lebih awal, bahkan sebelum Bunda terlambat menstruasi.

Ketika dokter sudah meminta Bunda tes kadar hCG, menurut Dr. Levie, dokter juga bisa meminta Bunda melakukan tes hCG kuantitatif, yang mengukur tingkat pasti hCG dalam darah.

Ketika hamil, kadar hormon meningkat 40-100 persen setiap 48 jam. Jika hal ini tidak terjadi, bisa menandakan kehamilan ektopik.

Pada kehamilan ektopik atau janin di luar kandungan, kadar hCG secara keseluruhan cenderung lebih rendah. Bunda mungkin perlu menguji kadar hCG selama beberapa hari untuk mendapatkan hasil yang pasti.

2. Pemeriksaan panggul

Dokter juga mungkin melakukan pemeriksaan panggul. Jika melihat ada area nyeri atau massa lunak di tuba fallopi, dokter mungkin mencurigai terjadinya kehamilan ektopik. Untuk itu diperlukan lebih banyak pengujian dalam memastikan diagnosis. 

Pemeriksaan panggul juga bisa menyingkirkan penyebab lain dari sakit perut dan pendarahan vagina.

3. USG

Dokter mungkin menggunakan USG perut atau USG transvaginal.

“Kami biasanya melakukan USG untuk melihat apakah kehamilan berada di dalam rahim atau di luar rahim,” kata Tracy Anderson, M.D., Kaiser Permanente OB-GYN yang berbasis di Lakewood, Colorado.

Anderson mencatat bahwa kehamilan di tuba fallopi mungkin memiliki hasil USG yang tidak meyakinkan sehingga mengarah pada tes kehamilan ektopik berikutnya.

Jika dokter memastikan kehamilan ektopik pada tahap awal, dokter mungkin akan meresepkan Metotreksat untuk menghentikan pertumbuhan sel. Namun jika kehamilan ektopik sudah lanjut atau pecah, pembedahan mungkin diperlukan untuk mengangkatnya.


Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda